NagaBumi I - Jurus Tanpa Bentuk [versi lengkap]

HomeBacaanNagaBumi I - Jurus Tanpa Bentuk [versi lengkap]

Arief_Kumel
30 April 2011 jam 7:29am

Sebuah karya besar Seno Gumira Ajidarma.
Pertama kali di sajikan dalam bentuk Cerita Bersambung di Harian Umum Suara Merdeka, Semarang [7 Januari 2007 – 11 Maret 2008].

Diterbitkan dalam bentuk buku [edisi Lux dan Hard Cover] oleh Gramedia Pustaka Utama [Nopember 2009].


Sinopsis
Pulau Jawa tahun 871. Pendekar tanpa nama yang telah mengundurkan diri dari dunia persilatan sudah 100 tahun umurnya. Pendekar tua itu sudah lupa, siapa saja lawan yang pernah terbunuh olehnya, dan barangkali kini murid atau kerabat lawan-lawannya datang menuntut pembalasan dendam. Bahkan negara menawarkan hadiah besar untuk kematiannya.

Pendekar tua itu tahu ajalnya sudah dekat, tetapi ia tidak ingin mati sebelum menuliskan riwayat hidupnya, sebagai cara membongkar rahasia sejarah.

Nagabumi, sebuah cerita tempat orang-orang awam menghayati dunia persilatan sebagai dunia dongeng, tentang para pendekar yang telah menjadi terasing dari kehidupan sehari-hari, karena tujuan hidupnya untuk menggapai wibawa naga.

Nagabumi adalah drama di antara pendekar-pendekar, pertarungan jurus-jurus maut, yang diwarnai intrik politik kekuasaan, maupun pergulatan pikiran-pikiran besar, dari Nagasena sampai Nagarjuna, dengan selingan kisah asmara mendebarkan, dalam latar kebudayaan dunia abad VIII-IX.


RESENSI:
Aris Kurniawan, sastrawan
Sumber: Lampung Post, Minggu, 21 Maret 2010

AKU sudah mengundurkan diri dari dunia persilatan–tapi mereka terus memburuku bahkan sampai ke dalam mimpi. Apakah yang belum kulakukan untuk menghukum diriku sendiri, atas nama masa laluku yang jumawa, dan penuh semangat penaklukan, setelah mengasingkan diri begitu lama, dan memang begitu lama sehingga semestinyalah kini tiada seorang manusia pun mengenal diriku lagi?

Demikian Seno Gumira Ajidarma membuka novel silat Nagabumi– Buku Kesatu Jurus Tanpa Bentuk. Sebuah pembuka dengan kalimat khas Seno yang segera membetot pembaca untuk terus mengikuti kisah sampai tuntas. Kalimat-kalimat panjang tapi sama sekali tidak bertele-tele sehingga amat efektif untuk sebuah novel silat berketebalan lebih dari 800 halaman yang sebelumnya dimuat secara bersambung di sebuah harian lokal Semarang.

Jurus pembuka yang tidak hanya indah secara gaya bahasa, tapi juga langsung menghidupkan imajinasi kita tentang dunia persilatan yang tak pernah kita lihat dalam dunia keseharian tapi entah bagaimana caranya terasa begitu nyata seolah kita pernah mengalaminya langsung.

Meski tidak pernah mengalami dunia persilatan, bagi kita yang pernah hidup di era populernya sandiwara radio Saur Sepuh, Tutur Tinurlar, Babad Tanah Leluhur, dan sejenisnya tentulah “akrab” dengan dunia persilatan. Sandiwara radio dengan latar cerita masa kebangkitan dan keruntuhan kerajaan-kerajaan di Nusantara, tak syak lagi telah menghidupkan imajinasi kita tentang kehidupan di dunia rimba persilatan.

Apalagi bagi yang gemar dengan bacaan cerita silat yang juga populer kala itu, macam karya Asmaran S. Kho Ping Ho, Wiro Sableng, Panji Wungu, dan lain-lain. Adegan pertarungan seru, kejar-kejaran dengan ilmu meringkan tubuh, melenting dari bubungan rumah ke ranting pohon. Sabetan dan benturan pedang, luncuran anak panah, ledakan api dari benturan tenaga dalam, serta rangkaian ketegangan lainnya, bagai tertanam abadi dalam imajinasi kita.

Kisah-kisah persilatan tidak melulu mengetengahkan pertarungan-pertarungan seru, tapi juga intrik politik, bahkan ungkapan-ungkapan filsafat tak sedikit berhamburan di sana secara bersahaja. Maka, manakala membaca novel ini, kita seperti kembali pada masa-masa itu. Imajinasi kita tentang dunia persilatan mekar lagi dengan riang gembira. Kita seperti menemukan dunia yang sempat hilang itu. Dan kini ia hadir makin mengasyikkan, bukan saja lantaran logika ceritanya yang terjalin baik dengan kompleksitas yang meyakinkan, tapi juga ditulis dengan sentuhan bahasa sastra yang menghanyutkan.

Kisahnya berpusat dari Pendekar Tanpa Nama yang terpaksa harus turun gunung dari pertapaanya lantaran sepasukan rajya-pariraksa atau pengawal kotaraja memburu dan hendak membunuhnya di dalam gua pertapaan. Bahkan pendekar-pendekar top dari sungai telaga dunia persilatan turut mengejarnya dengan maksud sama. Rajya-Pariraksa dengan mudah dilumpuhkannya cuma dengan ludahnya yang semprotkan ke mata mereka.

Dalam buku pertama ini belum terungkap apa sebenarnya yang melatarbelakangi para pendekar dan pasukan khusus istana memburunya. Bahkan asal usul Pendekar Tanpa Nama pun masih gelap. Selain bahwa ia diselamatkan oleh pasangan pendekar bernama Sepasang Naga dari Celah Kledung dalam gendongan perempuan yang diduga bukan orang tuanya yang dirampok di tengah perjalanan menggunakan pedati.

Melalui perjalanan menyusuri ingatan di masa muda sang Pendekar Tanpa Nama itu pula kita mengetahui karut marut perpolitikan masa itu yang penuh intrik, perebutan pengaruh dan kekuasaan yang mengatasnamakan agama. Kedatangan kepercayaan baru yang menyisihkan kepercayaan lama.

Novel ini terdiri dari 100 bab. Setiap bab rata-rata terdiri dari 6 sampai 8 halaman. Strategi pembagian bab ini kiranya sangat efektif sebagai jeda untuk memberi napas pada pembaca. Halaman akhir setiap bab nyaris selalu menyisakan adegan pertarungan atau kelebat bayangan yang sungguh-sungguh seru, menegangkan dan bikin penasaran. Sampai tanpa terasa sampai di halaman terakhir. Dan mendapati diri kita tak tahan menunggu buku kedua.


BIOGRAFI
senogumira.jpg

Seno Gumira Ajidarma dilahirkan di Boston pada tanggal 19 Juni 1958 dan dibesarkan di Yogyakarta. Pada usia 17 ia bergabung dengan Teater Alam pimpinan Azwar A.N. Sejak itu, ia terus terlibat dalam dunia kesenian. Seno memulai kegiatan sastranya dengan menulis puisi, cerita pendek, baru kemudian menulis esai. Puisinya yang pertama dimuat dalam rubrik "Puisi Lugu" majalah Aktuil asuhan Remy Silado, cerpennya yang pertama dimuat di surat kabar Berita Nasional, dan esainya yang pertama, tentang teater, dimuat di surat kabar Kedaulatan Rakyat. Seno kemudian mendirikan "pabrik tulisan" yang menerbitkan buku-buku puisi dan menjadi penyelenggara acara-acara kebudayaan.

Pada tahun 1977 Seno pindah ke Jakarta dan kuliah di Departemen Sinematografi Lembaga Kesenian Jakarta (kini IKJ, Insitut Kesenian Jakarta). Pada tahun yang sama Seno mulai bekerja sebagai wartawan lepas pada surat kabar Merdeka. Tidak lama kemudian, ia menerbitkan majalah kampus yang bernama Cikini dan majalah film yang bernama Sinema Indonesia. Setelah itu, ia juga menerbitkan mingguan Zaman, dan terakhir ikut menerbitkan (kembali) majalah berita Jakarta-Jakarta pada tahun 1985. Pekerjaan sebagai wartawan dijalani Seno sambil tetap menulis cerpen dan esai.

Pada awal tahun 1992 Seno dibebastugaskan dari jabatan redaktur pelaksana Jakarta-Jakarta berkaitan dengan pemberitaan tentang insiden Dili pada tahun 1991. Selama menganggur, Seno kembali ke kampus, yang ketika itu telah menjadi Fakultas Televisi dan Film, Institut Kesenian Jakarta. Ia menamatkan studinya dua tahun kemudian. Setelah sempat diperbantukan di tabloid Citra, pada akhir tahun 1993 Seno kembali diminta memimpin majalah Jakarta-Jakarta, yang telah berubah menjadi majalah hiburan.

Hingga kini Seno telah menerbitkan belasan buku yang terdiri kumpulan sajak, kumpulan cerpen, kumpulan esai, novel, dan karya nonfiksi. Buku-bukunya, antara lain, adalah sebagai berikut.
Mati Mati Mati (sajak, 1975), Bayi Mati (sajak, 1978), Catatan-Catatan Mira Sato (sajak, 1978); Manusia Kamar (cerpen, 1988), Penembak Misterius (cerpen, 1993), Saksi Mata (cerpen, 1994), Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi (cerpen, 1995), Sebuah Pertanyaan untuk Cinta (cerpen, 1996), Negeri Kabut (cerpen, 1996), Insiden (novel, 1966); Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara (esai, 1997); dan Cara Bertutur dalam Film Indonesia: Menengok 20 Skenario Pemenang Citra FFI 1973--1992 (skripsi, IKJ, 1997).

Atas prestasinya di bidang penulisan cerita pendek, Seno Gumira Ajidarma mendapat penghargaan dari Radio Arif Rahman Hakim (ARH) untuk cerpennya Kejadian (1977), dari majalah Zaman untuk cerpennya Dunia Gorda (1980) dan Cermin (1980, dari harian Kompas untuk cerpennya Midnight Express (1990) dan Pelajaran Mengarang (1993), dan dari harian Sinar Harapan untuk cerpennya Segitiga Emas (1991). Selain itu, Seno juga memperoleh Penghargaan Penulisan Karya Sastra dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa untuk kumpulan cerpen Saksi Mata (1995) dan Penghargaan South East Asia (S.E.A.) Write Award untuk kumpulan cerpen Dilarang Mennyanyi di Kamar Mandi (1997).

Sumber


CATATAN Arief_Kumel :

Ada beberapa posting Naga Bumi I di indozone tapi sepertinya tidak sampai tamat.
Saya coba up load lagi dari awal dan kali ini diusahakan akan selesai sampai akhir.

Terdiri 5 [lima] Kitab:
Kitab 1: Jurus Tanpa Bentuk
Kitab 2: Catatan Seorang Pendekar
Kitab 3: Kesempurnaan dan Kematian
Kitab 4: Dua Pedang Menulis Kematian
Kitab 5: Pendekar Tujuh Lautan

Keseluruhannya terdiri dari 100 [seratus] Episode.

Sumber: dari situs koran Suara Merdeka plus situs Tirai Kasih [trims buat kang Zusi dan mBak Dewi].
Ada beberapa bagian yang berbeda dengan edisi cetak terutama tidak adanya catatan kaki [foot note] yang berguna untuk mendapatkan informasi tambahan atau mengetahui rujukan yang dipergunakan oleh pengarang Nagabumi.

Jadi saya sarankan sebaiknya kita memiliki juga edisi cetaknya. :)

Semoga berkenan, dan jika Anda senang dengan kisah ini tolong juga di rating ya (5)

Pengarang Seno Gumira Ajidarma
Tamat Ya
HitCount 105.639
Nilai total rating_4

Bab

1 KITAB 1 - Episode 1: [Aku Sudah Mengundurkan Diri dari Dunia Persilatan]
Arief_Kumel 30 April 2011 jam 7:31am
2 Episode 2: [Maut Berkelebat di Balik Kelam]
Arief_Kumel 30 April 2011 jam 7:34am
3 Episode 3: [Rumah Ketiadaan]
Arief_Kumel 30 April 2011 jam 7:38am
4 Episode 4: [Naga Emas]
Arief_Kumel 30 April 2011 jam 7:39am
5 Episode 5: [Para Pendekar Merdeka dan Pertarungan Melawan Suara Seruling]
Arief_Kumel 30 April 2011 jam 7:40am
6 Episode 6: [Menggugat Pembebasan Tanah; Menguping Perbincangan & Membuntuti Pelempar Pisau Terbang]
Arief_Kumel 1 Mei 2011 jam 3:17pm
7 Episode 7: [Diculik Gerombolan Tangan Besi; Mengamati Kota Perbentengan & Ilmu Pedang Suksmabhuta]
Arief_Kumel 1 Mei 2011 jam 3:20pm
8 Episode 8: [Tipu Daya dan Tipu Muslihat; Dunia yang Membingungkan]
Arief_Kumel 1 Mei 2011 jam 3:29pm
9 Episode 9: [Menengok Pasar, Ramuan Sihir, dan Impian Naga Hitam]
Arief_Kumel 1 Mei 2011 jam 3:32pm
10 Episode 10: [Kisah Rakit dan Perbincangan yang Kudengar]
Arief_Kumel 1 Mei 2011 jam 3:35pm
11 Episode 11: [Rajamangsa; Agen Rahasia Ganda; Kepada Siapakah Kita Harus Percaya?]
Arief_Kumel 2 Mei 2011 jam 10:17am
12 Episode 12: [Wayang Topeng; Tarian Kematian; dan Siapa Jadi Buronan]
Arief_Kumel 2 Mei 2011 jam 10:19am
13 Episode 13: [Lelaki Tua yang Gemuk, Berjambul, dan Selalu Diiringi Macan Putih]
Arief_Kumel 2 Mei 2011 jam 10:22am
14 Episode 14: [Kesadaran Tukang Batu; Pertarungan Makna; dan Aroma Sebuah Patung]
Arief_Kumel 2 Mei 2011 jam 10:25am
15 Episode 15: [Pertarungan di Bawah Pohon Beringin yang Terbakar]
Arief_Kumel 2 Mei 2011 jam 10:27am
16 Episode 16: [Ilmu Halimunan, Ilmu Penyamaran, Bayangan Hitam Peradaban]
Arief_Kumel 2 Mei 2011 jam 5:41pm
17 Episode 17: [Kalapasa atawa Jerat Maut, Kaum Penyusup yang Menolak Dikhianati]
Arief_Kumel 2 Mei 2011 jam 5:42pm
18 Episode 18: [Mengolah Rontal Menjadi Lontar]
Arief_Kumel 2 Mei 2011 jam 5:45pm
19 Episode 19: [Cakrawarti, Nagasena, Dharmacakra]
Arief_Kumel 2 Mei 2011 jam 5:47pm
20 Episode 20: [Jurus-Jurus Dharmacakra, Kunci Penalaran, dan Pendekar Huruf Berdarah]
Arief_Kumel 2 Mei 2011 jam 5:51pm
21 Episode 21: [Sepasang Naga dari Celah Kledung]
Arief_Kumel 3 Mei 2011 jam 11:06am
22 Episode 22: [Pendekar Harus Membela yang Lemah dan Tidak Berdaya]
Arief_Kumel 3 Mei 2011 jam 11:07am
23 KITAB 2 - Episode 23: [Kitab Ilmu Pedang Naga Kembar]
Arief_Kumel 3 Mei 2011 jam 11:08am
24 Episode 24: [Kejatuhan Mayat yang Terkena Embun]
Arief_Kumel 3 Mei 2011 jam 11:10am
25 Episode 25: [Naga Berlari di Atas Langit]
Arief_Kumel 3 Mei 2011 jam 11:11am
26 Episode 26: [Pertarunganku yang Pertama]
Arief_Kumel 3 Mei 2011 jam 11:12am
27 Episode 27: [Mata Angin, Kama Sutra, dan Telur Tadah-Asih]
Arief_Kumel 3 Mei 2011 jam 11:16am
28 Episode 28: [Jurus Penjerat Naga]
Arief_Kumel 3 Mei 2011 jam 11:18am
29 Episode 29: [Tanpa Mata Ketiga]
Arief_Kumel 3 Mei 2011 jam 11:19am
30 Episode 30: [Perbincangan Nagasena]
Arief_Kumel 3 Mei 2011 jam 11:20am
31 Episode 31: [Pendekar Satu Jurus]
Arief_Kumel 4 Mei 2011 jam 9:57am
32 Episode 32: [Ke Mana Sungai Kehidupan Membawaku?]
Arief_Kumel 5 Mei 2011 jam 10:19am
33 Episode 33: [Para Pemungut Pajak]
Arief_Kumel 5 Mei 2011 jam 10:20am
34 Episode 34: [Para Mabhasana]
Arief_Kumel 5 Mei 2011 jam 10:22am
35 Episode 35: [Para Pencuri]
Arief_Kumel 5 Mei 2011 jam 10:22am
36 Episode 36: [Pendekar Topeng Tertawa]
Arief_Kumel 5 Mei 2011 jam 10:23am
37 Episode 37: [Serigala Putih dan Naga Dadu]
Arief_Kumel 5 Mei 2011 jam 10:24am
38 Episode 38: [Benarkah Serigala Putih Mengalah Kepada Naga Dadu?]
Arief_Kumel 5 Mei 2011 jam 10:27am
39 Episode 39: [Membela Pelacur dan Diserbu Perompak Sungai]
Arief_Kumel 5 Mei 2011 jam 10:29am
40 Episode 40: [Apakah Menulis Itu?]
Arief_Kumel 5 Mei 2011 jam 10:30am
41 KITAB 3 - Episode 41: [Gerombolan Kera Gila]
Arief_Kumel 5 Mei 2011 jam 8:48pm
42 Episode 42: [Pertarungan Malam]
Arief_Kumel 6 Mei 2011 jam 9:11am
43 Episode 43: [Ingatan Matahari dan Ketenangan Rembulan]
Arief_Kumel 6 Mei 2011 jam 9:30am
44 Episode 44: [Sepuluh Tahun Kemudian]
Arief_Kumel 6 Mei 2011 jam 9:36am
45 Episode 45: [Aturan untuk Raja]
Arief_Kumel 6 Mei 2011 jam 9:38am
46 Episode 46: [Pembunuhan dan Perselingkuhan]
Arief_Kumel 6 Mei 2011 jam 9:40am
47 Episode 47: [Hukum Manusia, Hukum Kehidupan]
Arief_Kumel 6 Mei 2011 jam 9:51am
48 Episode 48: [Pendekar Tangan Pedang]
Arief_Kumel 6 Mei 2011 jam 9:52am
49 Episode 49: [Iblis Pemakan Daging]
Arief_Kumel 6 Mei 2011 jam 9:53am
50 Episode 50: [Daerah Tak Bertuan]
Arief_Kumel 6 Mei 2011 jam 9:56am
51 Episode 51: [Hutan Mayat]
Arief_Kumel 7 Mei 2011 jam 8:43am
52 Episode 52: [Penjaga Peradaban]
Arief_Kumel 7 Mei 2011 jam 8:45am
53 Episode 53: [Benih Aksara dan Piring Matahari]
Arief_Kumel 7 Mei 2011 jam 8:47am
54 Episode 54: [S-a-s-t-i...]
Arief_Kumel 7 Mei 2011 jam 8:51am
55 Episode 55: [Pembantaian Malam]
Arief_Kumel 7 Mei 2011 jam 8:56am
56 Episode 56: [Permainan Kekuasaan]
Arief_Kumel 8 Mei 2011 jam 9:01am
57 Episode 57: [Kebudayaan dan Darah]
Arief_Kumel 8 Mei 2011 jam 9:05am
58 Episode 58: [Kematian dan Kehormatan]
Arief_Kumel 8 Mei 2011 jam 9:07am
59 Episode 59: [Wabah Kencana]
Arief_Kumel 8 Mei 2011 jam 9:08am
60 Episode 60: [Rehat dan Filsafat]
Arief_Kumel 8 Mei 2011 jam 9:11am
61 KITAB 4 - Episode 61: [Bagaikan Ruang Angkasa]
Arief_Kumel 8 Mei 2011 jam 9:26am
62 Episode 62: [Ilmu Hitam dan Ilmu Putih]
Arief_Kumel 8 Mei 2011 jam 3:19pm
63 Episode 63: [Seperti Berciuman dan Bercinta]
Arief_Kumel 8 Mei 2011 jam 3:21pm
64 Episode 64: [Mantra atawa Aksara Bercahaya]
Arief_Kumel 8 Mei 2011 jam 3:25pm
65 Episode 65: [Orang-orang Srivijaya]
Arief_Kumel 8 Mei 2011 jam 3:28pm
66 Episode 66: [Merajai Gunung dan Samudra]
Arief_Kumel 8 Mei 2011 jam 3:30pm
67 Episode 67: [Penantang dari Seberang]
Arief_Kumel 8 Mei 2011 jam 3:33pm
68 Episode 68: [Dua Pedang Menulis Persandingan]
Arief_Kumel 8 Mei 2011 jam 3:35pm
69 Episode 69: [Mandala dalam Kurungan]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 6:45am
70 Episode 70: [Campaka Bercerita]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 6:47am
71 Episode 71: [Perjalanan Ketegangan]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 6:49am
72 Episode 72: [Mereka Berbahasa Seperti Burung]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 6:50am
73 Episode 73: [Di Ratawun]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 6:51am
74 Episode 74: [Dua Igama Seribu Aliran]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 6:52am
75 Episode 75: [Putri Seorang Penyamun]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 6:53am
76 Episode 76: [Menghasut Lingkar Para Raja]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 6:55am
77 Episode 77: [Membaca Gerakan Pedang]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 6:58am
78 Episode 78: [Menang Tanpa Mengalahkan]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 7:00am
79 Episode 79: [Mengalahkan Tanpa Menyakiti]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 7:01am
80 Episode 80: [Tulisan dan Kejujuran]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 7:03am
81 KITAB 5 - Episode 81: [Berlayar ke Samudradvipa]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 7:04am
82 Episode 82: [Pembantaian di Tengah Lautan]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 7:06am
83 Episode 83: [Naga Laut dan Nagarjuna]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 7:07am
84 Episode 84: [Mantra Nagarjuna]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 7:17am
85 Episode 85: [Tuan Putri Asoka]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 7:19am
86 Episode 86: [Di Balik Kundika]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 7:21am
87 Episode 87: [Samudragni]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 7:22am
88 Episode 88: [Pemberontakan di Atas Kapal]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 7:24am
89 Episode 89: [Mahapusaran]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 7:25am
90 Episode 90: [Di Laut Takbernama]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 7:27am
91 Episode 91: [Suara Kecapi dalam Kegelapan]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 12:06pm
92 Episode 92: [Pendekar Dawai Maut]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 12:07pm
93 Episode 93: [Tawa Lirih dari Balik Kegelapan]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 12:10pm
94 Episode 94: [Menuju Kotaraja]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 12:11pm
95 Episode 95: [Tenggelamnya Tiga Kapal Srivijaya]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 12:15pm
96 Episode 96: [Taring Kala]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 12:18pm
97 Episode 97: [Jika Hidup Berjalan Tidak Seperti yang Kita Inginkan]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 12:19pm
98 Episode 98: [Di Negeri Orang Khmer]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 12:21pm
99 Episode 99: [Seorang Puteri di Atas Kudanya]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 12:22pm
100 Episode 100: [Kehormatan pada Pembaca] [TAMAT]
Arief_Kumel 9 Mei 2011 jam 12:39pm
101 Apresiasi terhadap buku Naga Bumi : Nagabumi, Ilmu Silat, dan Ilmu Filsafat
Arief_Kumel 11 Mei 2011 jam 8:12pm

38 komentar

icon_comment Baca semua komentar (38) icon_add Tulis Komentar

#34 avatar
andinov 23 September 2015 jam 10:51pm  

Mantaap jaya

#35
armanpaluta 24 September 2015 jam 9:51am  

trims sekali... hanya ini yang bisa diungkapkan..
dari kedahagaan hati yang haus akan bacaan akan sejarah negeri negeri di nusantara...
yang telah digali dan diungkapkan lewat cerita yang sangat apik untuk dibaca..
atas olah karsa, olah raga ke tempat mencari informasi, ataupun olah-olah yang lain...
terima kasih
buat yang upload..
terima kasih buat pengarang mas seno..
di tempat ku di jambi dulu ada candi peninggalan leluhur peninggalan nusantara
itulah jambi
dengan candi muaro jambi dengan luas dari satelit sekitar 12km persegi..
memang suatu areal petilasan candi yang luas di negeri ini.. apalagi dunia...
bukti kebesaran nusantara ini
dan di tempatku sekarang ini
di padang lawas utara, sumatera utara,,
ada candi pula
yang dinamai candi bahal di kecamatan portibi
dengan bentuk yang sama seperti di jambi..
walaupun agak kecil..
tetapi tetap merupakan kebesaran akan sebuah negeri...
kebesaran sriwijaya... kebesaran mataram... ataupun yang lainlah..
pernah menghantarkan negeri yang dinamai dengan nusantara dengan keharuman namanya..
dari sekuel cerita naga bumi ini
tahulah aku akan kebesaran negeri ini..
sekarang..
apakah kita dininabobokkan dengan cerita kemasyhuran ini..
semoga kita bangkit semua..
bahwa bangsa ini emang besar, dahulu, maupun sekarang, semoga juga yang akan datang
BANGKITLAH NEGERI INI....
SEMOGA...

#36 avatar
sandrasopian 7 Februari 2016 jam 8:23pm  

Waaah. baru saya ketemukan arsip cerbung Naga Bumi-nya Seno Gumira. keren, mas. salutteee! konsistennya itu loh. Top. saya merasa terbantu sekali, khususnya sebagai penggemar karya-karyanya SGA, karena di toko buku sudah agak jarang malah gak ada sama sekali. :) Terimakasih yang banyak sekali lagi.

#37 avatar
pincilo 11 Juni 2016 jam 2:23am  

Ceritanya ada kemiripan dengan perjalanan miyamoto musashi setelah bertarung sendirian melawan 70 orang yoshioka

#38
Apringendut 23 November 2017 jam 2:12pm  

haiyaa malah baru sempat baca ini, setelah menamatkan membaca sengatan 1 titik, seruling sakti, KPNDPB, TLNS, TLKH, saya "khatamkan" dulu ni cersil,, :) :)