Home → Bacaan → Jalan Pedang 2: KIM TAYHIAP (Episode 1)
JALAN PEDANG 1 mengisahkan tokoh si Pedang Karat (yang menggunakan kosa kata "aku" untuk menyebut diri, "kamu" untuk orang kedua, dan "dia") dan Kim Tayhiap (yang menyebut "saya" untuk diri, "kau" untuk orang kedua, dan "ia") yang tampil bersama.
Sejak awalnya, JALAN PEDANG 1 dimaksudkan untuk ditulis dalam format yang tidak sependek cerpen dan tidak sepanjang novel, yang kita sebut sajalah sebagai novelete. Demikian pula JALAN PEDANG 2, format novelete sedapat mungkin akan dipertahankan.
JALAN PEDANG 2 berfokus pada tokoh "saya" (Kim Tayhiap) sementara JALAN PEDANG 3 berfokus pada tokoh "aku" (si Pedang Karat). Akankah JALAN PEDANG 4 harus lahir sebagai epilog dari seluruh rangkaian novelete serial JALAN PEDANG ini?
Sekedar latar, JALAN PEDANG lahir karena "tantangan" kawan-kawan di milis Tjersil untuk menulis dengan pendekatan lain. Yang - malangnya - saya justeru tertantang. Pendekatan lain yang saya pilih adalah "rima". Maka, dalam JALAN PEDANG, setiap "kata" sengaja dicacah, dirajah, dicincang, dirajang, ditata kembali, disajikan.
Awalnya memang sebuah "tantangan". Dalam prosesnya, saya justeru menemukan tantangan baru: bagaimana menemukan "formula (resep) rahasia di balik kata ber-rima"?
Dalam pencarian ini, dalam proses belajar ini, dalam upaya menemukan formula rahasia di balik kata berima itu, eh tiba-tiba sebuah buku terbit, bertajuk PURNAMA DI BUKIT LANGIT. Dari buku ini saya belajar shi, ci, dan qu, walau saya tidak bermaksud menulis shi, ci, dan qu. Karena yang saya lakukan sebetulnya hanya menulis sebuah cersil dengan gaya "prosa berirama".
Saat JALAN PEDANG 1 ditulis, datang tantangan lain: menampilkan perempuan.
Akar kata dari per-empu-an adalah "empu". Hakikatnya, seperti "empu", ia layak dipuja, diagungkan, disucikan, dan tindak perbuatannya pun menjadi panutan. Perempuan adalah seorang ibu, seorang "lady", dengan keanggunan murni. Dalam konteks ini, bagi saya, perempuan berbeda dengan wanita. Karena pada kata wanita terkandung segala hasrat, gairah, keliaran, kebinalan, bahkan kejalangan.
Manakah yang harus saya tampilkan? Wanita atau perempuan?
Untuk menguji ini, SMARADHANI (yang saya tulis sebagai wanita dan bukan perempuan) saya luncurkan, walau hanya untuk 24 jam saja karena kewanitaannya itu menuntut ratting dewasa++. Atau, haruskah saya menulis satu "sampel" lagi misalnya AYUNTA yang lebih perempuan ketimbang SMARADHANI yang wanita? AYUNTA: Ayu nan jelita?
Maka, apakah wanita atau perempuan yang akan tampil dalam novelete serial JALAN PEDANG ini? Karena "saya" (Kim Tayhiap) dan "aku" (si Pedang Karat) sudah digunakan, lantas bagaimana menampilkannya?
Tantangan-tantangan inilah yang coba saya hadapi dan cari solusinya pada novelete serial JALAN PEDANG ini.
Sembari saya coba mencari jalan pemecahannya, selamat membaca serta mohon kritik serta sarannya.
Sodjah,
danivn@yahoo.com
Pengarang | danivn |
---|---|
Tamat | Ya |
HitCount | 15.235 |
Nilai total | ![]() |
1 | ![]() |
KIM TAYHIAP (Episode 1)
danivn 26 April 2007 jam 5:43pm |
Baca semua komentar (7)
Tulis Komentar
#3 | ![]() |
DeVe
21 Mei 2007 jam 4:29pm
 
dani-heng, saya suka dgn bab V: kata2 nya mengalir liar menggambarkan suasana hati "saya" tp tetap dalam rima. juga di sini ada 'filosofi' yang intinya kalau belajar pedang (atau apa pun juga misalnya belajar menulis cersil |
#4 | ![]() |
Wandi
22 Mei 2007 jam 10:32pm
 
When I pay more attention to this literature, i think i could guest one of your formula/receipt Strange but astonishing and brilliant! Keep posting! |
#5 | ![]() |
danivn
24 Mei 2007 jam 8:33pm
 
DeVe menulis:Lha kok malah ada yang suka? Terus terang saya sendiri kurang suka! ![]() |
#6 | ![]() |
danivn
24 Mei 2007 jam 9:22pm
 
Wandi menulis: |
#7 | ![]() |
danivn
28 Mei 2007 jam 2:24pm
 
Dear All, saya baru saja melakukan penggabungan Bab dalam JP2 Kim Tayhiap ini (dari lima bab terpisah menjadi satu kesatuan) serta melakukan editing seperlunya. Penggabungan ini saya satukan dalam JP2 Kim Tayhiap Episode 1 yang akan berlanjut pada JP2 Kim Tayhiap Episode 2 yang langsung masuk pada bab "Kutukan Malam Sembilan-sembilan. Kim Tayhiap saya pecah menjadi dua karena merasa sudah terlalu panjang. Biarlah JP2 Kim Tayhiap Episode 1 sebagai persiapan setting untuk terbunuhnya Kakek Yen si Srigala (dimana setiap orang sudah punya motif untuk membunuh si Kakek) termasuk karakterisasi, latar belakang, dan masa lalu Kim Tayhiap (aka Yen Liong si Naga). Dan biarlah peristiwa terbunuhnya Kakek Yen dan pemecahannya ada pada Kim Tayhiap Episode 2 yang juga membuat Yen Liong memutuskan "berubah" menjadi Kim Tayhiap. Namun demikian, perkenankan saya mengaso beberapa waktu (mengerjakan kerjaan kantor dan lain-lain) sebelum melanjutkan JP2 Kim Tayhiap Episode 2. Mudah-mudahan pada episde lanjutan itu saya bisa kerjakan sekaligus (sehingga tidak perlu ada penggabungan bab seperti sebelumnya). Salam, |