Home → Bacaan → SURO BODONG (FULL EPISODE)
Untuk mengobati kangen para
pecinta cerita silat dan penggemar
Suro Bodong, saya muat ulang
(repost) kisah Suro Bodong.
***
Wajah-wajah bengis itu masih sabar menunggu dari balik semak
belukar. Pandangan kedua wajah
bengis itu tertuju pada jalanan
yang lengang, berumput dan
bertanah merah. Kedua wajah
bengis itu masing-masing bersenjata aneh.
Yang satu berpakaian serba hitam
dengan senjata pedang lengkung
bercabang dua, namun pada
gagang pedang terdapat rantai
yang diikatkan pada pergelangan tangannya. Pedang itu sewaktu-
waktu dapat dilemparkan menuju
sasaran, lalu dengan sekali hentak
pedang itu akan kembali ke tangan
pemiliknya. Sedangkan wajah
bengis yang satu berpakaian serba abu-abu, Tingginya sama dengan
orang berpakaian serba hitam itu.
Namun yang berpakaian abu-abu
mengenakan ikat kepala hitam
lusuh berambut lebat mengempal,
pertanda jarang kramas. Ia bersenjata tombak berujung bola
berduri sebesar buah jeruk nipis.
Bukan hanya satu bola berduri,
melainkan ada empat bola berduri
yang seakan saling melekat mirip
buah anggur. "Ssst..! Aku mendengar suara
langkah orang, Rombal!" bisik
yang bersenjata tombak berujung
bola berduri.
"Ya. Aku juga tidak tuli, Degom.
Kupikir mereka sudah dekat dan sedang menuju ke mari,“ jawab
temannya yang bersenjata pedang
lengkung berantai itu. Rupanya dia
bernama Rombal, sedangkan
temannya yang berbusana serba
abu-abu itu bernama Degom. Dari arah tikungan bukit cadas
muncul empat orang pembawa
tandu. Mereka memikul tandu
berukir indah, melambangkan
tandu seorang bangsawan. Dua
orang pengawal ada di depan mereka. Kedua pengawal itu sama-
sama memegang tombak berujung
trisula yang tajam. Keduanya
sama-sama berpakaian celana hijau
tua dan baju lengan panjang warna
hijau muda. Agaknya pakaian itu merupakan seragam suatu
kekuasaan dalam tingkat tertentu.
Sebab, keempat pemikul tandu itu
mempunyai seragam lain dengan
kedua pengawal tersebut. Keempat
pemikul tandu itu berseragam celana hitam tanpa baju semua.
Namun masing-masing tetap
menyelipkan pedang yang sama
bentuknya di pinggang mereka.
"Tak salah lagi, itulah mereka,
Rombal..." bisik Degom. Rombal hanya mengangguk dan
tetap diam di tempat. Mereka
sama-sama menunggu sampai saat
baik tiba di depan mereka, sesuai
dengan perhitungan. Sejenak,
Rombal sempat berbisik kepada temannya:
"Kau serang orang-orangnya, aku
akan menuju ke tandu itu
dan membunuh sasaran kita."
"Beres...!" kata Degom seraya
mengepalkan tangannya, mengeraskan urat-uratnya,
bersiap melompat ke luar dari
persembunyiannya.
Tepat ketika para pembawa tandu
telah melewati depan hidung
mereka, maka kedua wajah bengis itu pun melompat dari tempat
persembunyian.
"Ciaaat...!!" keduanya sama-sama
langsung menyerang dua
orang membawa tandu bagian
belakang. "Aaaahh...!" pekik mengerikan
terdengar lepas. Kedua tubuh
pembawa tandu belakang itu
berdarah karena kibasan pedang
Rombal dan sabetan tombak
berujung bola berduri dari Degom. Dengan cekatan kedua pembawa
tandu bagian depan segera
menurunkan tangkai tandu,
sehingga tandu tidak sempat
terguling jatuh. Pada saat itu,
Rombal segera menyerang ke arah tandu dengan gerakan melompat.
Namun salah seorang pengawal
bersenjatakan tombak trisula itu
telah lebih dulu menghalanginya
dengan tombak tersebut. Ia
mengibaskan tombak yang telah menghadang di depan pintu tandu,
nyaris membelah dada Rombal.
"Hiaaat...! Kunyuk sapi...!" Rombal
mencaci maki seraya menghindar
sabetan ujung tombak yang
bertubi-tubi itu. Dua orang pemikul tandu depan
menyerang Degom dengan
pedang mereka. Degom
menggeram dengan mata melotot
sambil menangkiskan tombaknya
untuk menghadang pedang lawannya. Sesekali ia berguling di
udara sambil menendang, dan
sesekali pula tendangannya
membuat lawan terjengkang ke
belakang.
Salah seorang pengawal berseragam hijau masih diam di
dekat tandu berukir. Ia tidak ikut
menyerang, melainkan berjaga-
jaga di depan tandu. Ia
membiarkan temannya yang
sama-sama bersenjata tombak trisula itu menerjang lawan yang
bersenjata pedang berujung dua
yang melengkung ke arah
berlawanan.
"Sanggun.! Bantu aku!" teriak
pengawal yang sedang melawan Rombal. Pengawal yang tadinya
diam di depan tandu segera
menyerang Rombal dari belakang
dengan menghujamkan
tumbaknya ke punggung Rombal.
Tapi agaknya Rombal sulit dibokong. Secepatnya ia berkelit
dari serangan pengawal yang
pertama menyerangnya, sambil ia
mengibaskan pedang menangkis
tombak orang yang dipanggil
Sanggu tadi. Kemudian Rombal melompat beberapa kali menjauhi
kedua pengawal.
Pada saat itu, tepat kedua kaki
Degom menendang keras dada
kedua pemikul tandu yang
menyerangnya. Kedua pemikul tandu itu terpental beberapa
langkah ke belakang, dan jatuh
terguling-guling bersamaan.
Degom segera berdiri
bersampingan dengan Rombal.
Masing-masing siap menghadapi serangan lawan.
"Sia-sia kalian menaruhkan
nyawa...!" kata Degom. "Lebih baik
kalian segera pergi meninggalkan
tandu itu!"
Sanggu, pengawal berkumis tipis itu menjawab dengan suara
lantang:
"Kalian yang sia-sia bertindak!
Kalian salah sasaran. Pasti kalian
pikir kami membawa harta
berharga yang dapat kalian rampok?" Sanggu mencibir.
Temannya menambahkan kata;
"Rupanya kalian memang
perampok-perampok bodoh! Tidak
bisa mencari mangsa yang
menguntungkan. Kalian dungu! Pikun!"
"Diam...!" bentak Degom seraya
mengacungkan tombaknya.
Rombal membentangkan tangan
kirinya ke depan Degom, pertanda
memberi isyarat agar Degom jangan menyerang dulu.
Lalu, Rombal berkata kepada
lawan-lawannya:
"Kami tahu kalian ini orang-orang
Kedipaten Puspagiwang,
bukan? Kalian tak perlu bohong. Kami tahu ciri-ciri pakaian seragam
kalian!"
"Memang, kami orang-orang
Kadipaten Puspagiwang. Tetapi
kami merasa tidak pernah
bermusuhan dengan kalian. Mengapa kalian menyerang kami
dan menewaskan dua orang kami
itu? Apa sebabnya?" kata Sanggu.
"Sebabnya... sebabnya kami ingin
membunuh kalian semua!" sahut
Degom. Lalu, pengawal yang satu
menyahut, "O, kalau begitu,
datanglah ke Kadipaten kami. Di
sana banyak orang-orang
Kadipaten Puspagiwang. Kalian bisa
memilih yang mana yang kalian akan bunuh lebih dahulu. Itu kalau
kalian mampu tiba di sana dengan
selamat.,,"
Kata-kata itu membuat panas hati
Rombal dan Degom. Dengan
menggeram Rombal berkata: "Suatu penghinaan halus yang
menyakitkan! Serang...?!"
Sambil berteriak begitu, Rombal
melayangkan tubuhnya dengan
posisi kaki kanan lurus ke depan
dan kaki kiri bersiap menahan tubuh apabila jatuh ke tanah.
Tetapi sebelum kaki itu mengenai
wajah pengawal, lebih dulu kaki itu
ditendang ke atas kuat-kuat oleh
pengawal itu, sehingga tubuh
Rombal ikut terbawa melayang ke atas dan bersalto ke belakang.
Sedangkan Degom sendiri segera
melayani kedua pemikul tandu
yang melancarkan serangan
dengan pedang mereka. Degom
mengibaskan tombaknya sehingga kedua pedang yang menghantam
ke arah tubuhnya nyaris terpental
dari tangan pemegangnya.
"Gempur dia dari dua arah!" teriak
salah seorang lawan Degom,
"Ciaaat...?!" Mereka bersalto ke samping kanan
kiri Degom, kemudian dari sana
mereka melancarkan pukulan
seraya melayangkan tubuh ke arah
Degom. Kedua kaki Degom
melompat ke atas, dan membentang secara bersamaan.
"Aauuhh...! Huuggh...!"
Kedua kaki yang membentang ke
samping secara bersamaan itu
tepat mengenai dagu dan leher
kedua lawannya. Kedua pemikul tandu itu saling bergulingan
kembali. Degom melompat
mundur, bagai sedang mengatur
jarak. Kedua pemikul tandu itu
sama-sama bangkit dan melesat
menyerang Degom. Namun dengan gerakan tak disangka-
sangka, Degom menyodokkan
tombak berujung bola berduri
empat butir itu. Kedua pemikul
tandu itu segera berhenti
menyerang, dan berkelit mundur sampai beberapa langkah.
"Mampus kalian sekarang, Babi...!"
teriak Degom, lalu jempol
tangannya menekan ujung tombak
yang dipegangnya. Dengan
tekanan jempol tangan itu, tiba- tiba keempat bola berduri itu
melesat dari tangkai tombak.
Melayang ke depan membentuk
empat jurusan...
.
.
Pengarang | BARATA |
---|---|
Tamat | Tidak |
HitCount | 5.493 |
Nilai total |
1 |
SATU
Sugeng789 17 April 2018 jam 10:43pm |
|
2 |
DUA
Sugeng789 17 April 2018 jam 11:22pm |
|
3 |
TIGA
Sugeng789 17 April 2018 jam 11:27pm |
|
4 |
EMPAT
Sugeng789 17 April 2018 jam 11:32pm |
|
5 |
LIMA
Sugeng789 17 April 2018 jam 11:46pm |
|
6 |
ENAM
Sugeng789 17 April 2018 jam 11:50pm |
|
7 |
TUJUH
Sugeng789 18 April 2018 jam 12:11am |
|
8 |
DELAPAN
Sugeng789 18 April 2018 jam 12:17am |
|
9 |
SEMBILAN
Sugeng789 18 April 2018 jam 6:58am |
|
10 |
SEPULUH
Sugeng789 18 April 2018 jam 8:15am |
|
11 |
SEBELAS
Sugeng789 18 April 2018 jam 8:18am |
|
12 |
DUA BELAS
Sugeng789 18 April 2018 jam 11:18am |
|
13 |
TIGA BELAS
Sugeng789 18 April 2018 jam 11:25am |
|
14 |
EMPAT BELAS
Sugeng789 18 April 2018 jam 11:40am |
|
15 |
LIMA BELAS
Sugeng789 18 April 2018 jam 11:45am |
|
16 |
ENAM BELAS
Sugeng789 18 April 2018 jam 2:27pm |
|
17 |
TUJUH BELAS
Sugeng789 18 April 2018 jam 2:37pm |
|
18 |
DELAPAN BELAS
Sugeng789 18 April 2018 jam 2:52pm |
|
19 |
SEMBILAN BELAS
Sugeng789 18 April 2018 jam 2:59pm |
|
20 |
DUA PULUH
Sugeng789 18 April 2018 jam 3:15pm |
|
21 |
DUA PULUH SATU
Sugeng789 18 April 2018 jam 3:33pm |
|
22 |
DUA PULUH DUA
Sugeng789 19 April 2018 jam 2:26am |
|
23 |
DUA PULUH TIGA
Sugeng789 19 April 2018 jam 2:31am |
|
24 |
DUA PULUH EMPAT
Sugeng789 19 April 2018 jam 2:46am |
|
25 |
DUA PULUH LIMA
Sugeng789 19 April 2018 jam 2:50am |
Baca semua komentar (2) Tulis Komentar
#1 |
AHMAD77
19 April 2018 jam 12:52am
 
Kamsia suhu. Mantapppp |
|
#2 |
Sugeng789
19 April 2018 jam 2:54am
 
sama sama suhu. terima kasih sudah mampir |