Home → Bacaan → DAMAR KANGINAN
Cerita ini terilhami oleh lagu Berbeza Kasta dan Ku Puja Puja....
Bledaarrr! Petir menyambar sebuah pohon dan dalam sekejap pohon terbakar. Rentetan suara petir kembali membahana memecah malam berbadai. Kilatan petir menerangi kegelapan malam.
Dalam gelapnya malam yang sesekali diterangi kilatan petir dan derasnya hujan yang diiringi angin kencang terlihat sesosok tubuh seorang wanita berjalan terseok-seok menelusuri jalan terjal yang di sebelah kirinya tebing curam dan sebelah kanannya jurang yang dalam. Kilatan petir membuat sosok wanita terlihat jelas. Perutnya terlihat buncit. Sang wanita sedang hamil tua!
Jalan yang dilewatinya terlihat licin. Sepasang kakinya yang tanpa alas beberapa kali nyaris terpeleset. Tepat ketika ledakan petir kembali membahana sang wanita terpeleset dan tergelincir jatuh ke jurang...
Dua puluh tahun kemudian...
Di sebuah gua..
Lampu obor apinya meliuk-liuk tertiup angin. Seorang pemuda duduk bersila dengan mata terpejam. Di telinga sang pemuda terdengar sebuah suara tanpa wujud.
"Malam ini kamu genap berusia dua puluh tahun. Malam ini, dua puluh tahun yang lalu, ibumu menghembuskan nafas terakhirnya. Dua puluh tahun kamu tanpa nama. Dan malam ini selesai sudah aku menurunkan semua ilmuku padamu. Kini kamu adalah seorang pendekar pilih tanding yang sakti mandraguna. Adi linuhung. Otot kawat tulang besi. Weruh sadurung winarah. Ora kena lara. Ora kena pati. Urip langgeng salawase sampai hari kiamat. Dan mulai malam ini aku akan bersemayam dalam ragamu. Bersatu dalam jiwamu. Kita dua tapi satu. Berbeda tapi sama. Aku adalah dirimu. Mulai malam ini aku memberimu nama DAMAR KANGINAN (Lampu obor yang tertiup angin). Pakailah nama itu. Mulai besok keluarlah dari gua ini. Berkelanalah kemana kamu suka. Pesanku, bersembunyilah dalam terang. Bersikaplah seperti orang biasa. Jangan kamu sombong dengan apa yang telah kamu kuasai. Ingatlah, di atas langit masih ada langit. Masih ada yang lebih sakti dari kamu. Jadi jagalah sikapmu..."
Dua tahun kemudian...
Cerita inipun dimulai...
.
.
.
Pengarang | Nur S |
---|---|
Tamat | Tidak |
HitCount | 3.235 |
Nilai total |
1 |
Prahara Cinta Berbeza Kasta (1)
Nurslamet 22 November 2020 jam 8:40am |
Baca semua komentar (4) Tulis Komentar
#1 |
suadma
24 November 2020 jam 1:29pm
 
Semoga tamat |
|
#2 |
Nurslamet
24 November 2020 jam 5:59pm
 
Saya sebagai pengarang cerita ini pun berharap bisa tamat, Suhu. Namun banyak faktor yang membuat cerita-cerita saya mandek di tengah jalan. Faktor utama kesibukan di dunia nyata yang bejibun. Parahnya bila lama gak menulis mood untuk melanjutkan cerita itu sudah hilang. Lebih parah lagi ide cerita baru muncul dan ide cerita sebelumnya tenggelam atau hilang begitu saja. Kalau sudah begitu gairah untuk menamatkan cerita sebelumnya lenyap. Saya akui ini adalah penyakit atau lagu lama saya sebagai pengarang: Cerita tidak tamat atau berhenti di tengah jalan. Saya belum bisa full time dan fokus pada mengarang karena seperti yang sama-sama kita ketahui cerita asli yang tayang di indozone hanya BERBAGI saja (free / gratis). Pengarangnya tidak mendapat apa-apa dari karyanya. Karena hal itu mengarang dan berbagi cerita ke indozone hanya sampingan, hiburan dan mengisi waktu kosong dari aktifitas utama. Hal ini berbeda dengan para pengarang luar yang mendapat income dari karyanya. Karena itu saya mohon maaf kepada para Suhu pembaca setia indozone yang kecewa karena, rata-rata, cerita asli yang tayang di indozone jarang yang sampai tamat, termasuk karya saya. Para Suhu tentu sudah tahu apa penyebab latar belakangnya sampai tidak tamat. Demikian. |
|
#3 |
pauzi
30 November 2020 jam 6:14pm
 
Semoga ceritanya sampai tamat..trs semangat suhu |
|
#4 |
pauzi
30 November 2020 jam 6:17pm
 
Semoga tamat |