Home → Bacaan → Pendekar 4 Alis - Manusia yang bisa menghilang
MANUSIA YANG BISA MENGHILANG
Oleh : Gan K.L.
Bagian 1
Terjadi kejutan yang luar biasa. Dalam semalam, 103 jago pilihan dunia persilatan dan harta benda bernilai 35 juta tahil perak telah hilang secara misterius.
Pengaruh daripada peristiwa ini bukan hanya menyangkut mati-hidup dan jaya atau runtuhnya 13 buah perusahaan pengawalan paling terkemuka di daerah Tionggoan, sedikitnya ada sekian puluh tokoh terkemuka dunia Kangouw juga akan runtuh, baik nama baik maupun harta kekayaan dan juga anggota keluarga.
Sesungguhnya apa yang terjadi pada malam naas itu?
Yang tahu rahasia itu di seluruh dunia ini cuma ada satu orang saja yaitu Jui Sing.
Apabila Jui Sing mengetahui dirinya kini telah berubah menjadi orang sedemikian penting dan diperlukan, dia pasti akan merasa hidupnya ini tidak dilewatkannya dengan percuma.
Akan tetapi dia tidak tahu, sebab sudah tiga hari penuh dia pingsan, sama sekali tidak sadar.
Padahal ke-103 jago pengawal terkemuka itu tergolong jago pilihan dari beberapa Piaukiok atau perusahaan pengawalan terkemuka itu, mereka mengawal bersama satu partai harta yang bernilai paling besar dalam sejarah perusahaan pengawalan, tempat tujuannya adalah luar perbatasan (tembok besar) melalui pegunungan Thay-heng, akan tetapi di suatu kota kecil di kaki gunung itu seluruhnya telah lenyap, baik orangnya maupun harta benda yang dikawalnya.
Jui Sing hanya seorang Tang-cu-jiu, seorang pengawal yang bertugas berteriak di depan barisan, dia termasuk. petugas Kun-eng-piaukiok, salah satu perusahaan yang ikut dalam pengawalan besar ini, hanya Jui Sing saja satu-satunya anggota pengawal yang diketemukan masih hidup.
Menurut keterangan Him Thian-kian, kepala regu penyelidik yang dibentuk secara darurat sehari setelah peristiwa itu terjadi, katanya Jui Sing diketemukan di dalam sebuah liang di sebuah hotel setempat dalam keadaan kempas-kempis dan tak sadarkan diri.
Menurut Yap Sing-su, tabib ternama yang ikut dalam regu penyelidik itu. katanya pada tubuh Jui Sing seluruhnya ditemukan enam luka golok, jatuh pingsan lantaran terlalu banyak mengeluarkan darah, untung lukanya tidak mengenai bagian yang mematikan, asalkan mencari suatu tempat tenang dan merawatnya beberapa hari pasti dapat sembuh dan sadar kembali.
Menurut keterangan Eng-bak Lau-jit, atau si ketujuh bermata elang, salah seorang pimpinan regu penyelidik, katanya Jui Sing sekarang sudah dikirim ke suatu tempat yang aman untuk dirawat, tanpa izin khusus siapa pun dilarang menjenguknya.
Him Thian-kian adalah seorang pendekar terkenal di daerah Tionggoan, juga adik ibu Suto Kang, Congpiauthau atau pemimpin umum Kun-eng-piaukiok, terkenal jujur dan berbudi luhur, selama ini cukup dihormati dan disegani setiap orang Kangouw.
Sedangkan Yap Sing-su adalah satu-satunya murid keluarga preman Thi-koh Taysu dari Siau-lim-si, juga terkenal sebagai salah seorang tabib ternama di antara empat tabib sakti dunia Kangouw, betapa tinggi ilmu pengobatannya sudah tidak perlu disangsikan lagi.
Adapun Eng-bak Lau-jit adalah pemimpin umum dari Cap-ji-lian-goan-bu atau ke-12 pelabuhan besar di sepanjang Tiangkang, kekuatannya besar, pengaruhnya luas, baik di kalangan putih maupun golongan hitam terdapat juga anggota atau anak buahnya. Di antara para jago pengawal yang hilang sekali ini sebagian besar pernah juga menjadi pengikutnya.
Yang paling penting adalah pemilik harta benda yang dikawal mereka ini bukan sembarangan orang melainkan pihak kerajaan, jika hilang begitu saja dan tidak dapat ditemukan kembali, maka segenap perusahaan pengawalan dan para penjaminnya harus bertanggung jawab, bahkan pangeran Thay-peng-ong yang menyerahkan pekerjaan itu kepada mereka juga tidak terlepas dari tanggung jawab.
Dengan sendirinya para penjamin itu adalah tokoh-tokoh dunia Kangouw ternama, jadi hampir semua tokoh berbagai perguruan dan sindikat pasti ada orang yang tersangkut di dalam kasus ini.
Jui Sing diketemukan sehari sebelum Toan-yang, yaitu tanggal lima bulan lima, kini sudah tanggal delapan, jadi sudah empat hari yang lalu.
Menurut laporan Thia-cecu, gembong ketiga gabungan ke-12 pelabuhan besar, semalam Jui Sing sudah mendusin satu kali, sempat minum setengah mangkuk kuah jinsom dan buang air satu kali, sesudah diberi pengobatan barulah tidur lagi.
Juga bini muda kesayangan Eng-bak Lau-jit yang bernama Siau Ang-cu memberi laporan bahwa kotoran yang dibuang Jui Sing sudah tidak berdarah lagi, mulai pagi tadi sudah dapat minta minum dan tertawa kepadaku.
Thia Tiong dan Siau Ang-cu adalah orang kepercayaan Eng-bak Lau-jit, hanya mereka saja yang diperbolehkan mendekati Jui Sing.
Ditinjau dari keadaan luka Jui Sing, meski sekarang dia belum boleh banyak bergerak, tapi perkara ini jauh lebih penting daripada keadaan lukanya, asalkan dia sudah dapat bicara, seharusnya tidak perlu menunggu lagi.
Sebab itulah segenap orang yang bersangkutan dengan kasus ini kini sudah berkumpul di markas besar Cap-ji-lian-goan-oh, bahkan putra pangeran Thay-peng-ong juga hadir dengan membawa barisan pengawalnya.
Betapapun sekarang Jui Sing tidak boleh mati. Sesungguhnya tempat macam apakah markas Cap-ji-lian-goan-oh itu? Hampir tidak ada orang Kangouw yang dapat memahaminya secara tepat, dia bukan cuma sebuah tempat saja, tapi juga sebuah sindikat yang teramat besar.
Pengaruh dan kekuatan sindikat ini sangat luas, tersebar diberbagai tempat, juga terdiri dari macam-macam unsur, baik golongan hitam maupun kalangan putih, namun mereka tetap dapat memegang sebuah prinsip, yaitu, "Tidak berbuat hal-hal yang jahat, tidak mendesak orang yang lagi kepepet, tidak menganiaya tua dan muda, anak dan perempuan, tidak membikin susah orang miskin, orang sakit, yatim piatu dan kaum janda."
Mungkin karena prinsip yang mereka pegang teguh itulah, maka sampai sekarang sindikat mereka tetap berdiri, dihormati dan disegani.
Cap-ji-lian-goan-oh dengan sendirinya terdiri dari dua belas markas, dipandang dari luar, pangkalan mereka ini tiada bedanya seperti perkampungan umumnya, padahal penjagaan mereka sangat ketat dan keras, organisasinya rapi, tanpa membawa tanda pengenal dan mengucapkan kode rahasia, siapa pun sukar keluar masuk di wilayah kekuasaan mereka ini.
Tempat kediaman Eng-bak Lau-jit juga disebut Eng-bak atau Mata elang. Segala operasional Cap-ji-liang-goan-oh langsung dikomandokan dari pusat pimpinan Eng-bak ini.
Pada waktu lohor hari Toan-yang, Jui Sing lantas dibawa masuk ke ruangan rahasia Eng-bak, untuk masuk ke ruangan rahasia khusus di markas besar itu harus melalui lima pintu besi yang dijaga ketat, orang yang boleh masuk keluar dengan bebas hanya Thia Tiong dan Siau Ang-cu.
Dan sekarang juga mereka berdua yang menemani Jui Sing di ruangan itu. Thia Tiong adalah seorang tua yang jujur dan hati-hati, juga sedikit paham ilmu pengobatan, sedangkan Siau Ang-cu seorang perempuan yang lemah lembut dan cerdik, sangat cermat menghadapi sesuatu.
Dinding ruangan rahasia itu terbuat dari balok batu besar, di luar pintu besi setiap hari pada waktu tertentu selalu berganti penjaga, pintu besi diberi gembok besar. Kecuali kunci yang dipegang sendiri oleh Eng-bak Lau-jit dan Siau Ang-cu, tiada orang lain lagi yang dapat membukanya.
Terhadap penjagaan sekuat ini, sampai putra pangeran Thay-peng-ong pun marasa puas, dia memberi komentar, "Memang betul ucapanmu, lalat saja tidak dapat masuk ke tempat ini."
Akan tetapi ketika mereka menembus kelima deret pintu besi dan masuk ke ruangan rahasia itu, ditemukan Jui Sing ternyata sudah mati. Bahkan Siau Ang-cu dan Thia Tiong juga mati semua.
Pada tubuh mereka tidak terdapat luka, juga tidak ada bekas darah, tapi mayat mereka sudah dingin dan kaku.
Menurut kesimpulan Yap Sing-su, kematian mereka sedikitnya sudah hampir satu jam, terbunuh oleh golok cepat yang amat tipis dan tajam, sekali tikam lantas mati. Lantaran mata golok terlalu lipis, gerakannya cepat, maka luka tikamannya saja tidak kelihatan.
Luka yang mematikan itu terletak di bagian dada, tepat di bawah daun paru-paru, begitu pisau tipis itu menikam ke dalam rongga dada, seketika darah membanjir ke rongga dada, sebab itulah darah tidak sempat mengalir keluar.
Pengarang | Gan Kok Liang |
---|---|
Tamat | Tidak |
HitCount | 6.728 |
Nilai total | ![]() |
1 |
bab 2
l4g1b3t3 25 November 2008 jam 10:18am |
|
2 |
bab 3
l4g1b3t3 25 November 2008 jam 10:20am |
|
3 |
bab 4
l4g1b3t3 25 November 2008 jam 10:22am |
|
4 |
bab 5
l4g1b3t3 25 November 2008 jam 10:22am |
|
5 |
bab 6
l4g1b3t3 25 November 2008 jam 10:23am |
|
6 |
bab 7
l4g1b3t3 25 November 2008 jam 10:23am |
|
7 |
bab 8
l4g1b3t3 25 November 2008 jam 10:23am |
|
8 |
bab 9
l4g1b3t3 25 November 2008 jam 10:24am |
|
9 |
bab 10
l4g1b3t3 25 November 2008 jam 10:25am |
|
10 |
bab 11
l4g1b3t3 25 November 2008 jam 10:26am |
|
11 |
bab 12
l4g1b3t3 25 November 2008 jam 10:27am |
|
12 |
bab 13
l4g1b3t3 25 November 2008 jam 10:27am |
Baca semua komentar (6)
Tulis Komentar
#2 | ![]() |
faron
25 November 2008 jam 11:58am
 
Ck ck ck.., ini bnr2 luar biasa. Mau ga mau cayhe musti menjura dlm2. Semoga aja lancar terus, dr pd kena cau hwee jip mo, hehehe... |
#3 | ![]() |
andri_ruskandi
25 November 2008 jam 2:49pm
 
luar biasa sekali up load langsung selesai...... |
#4 | ![]() |
tfcell
26 November 2008 jam 4:33pm
 
mantap ini yang di tunggu tunggu thanks |
#5 | ![]() |
owi
1 Desember 2008 jam 4:51pm
 
tolong dong bagian yang hilang seperti di awal bab III dilengkapi |
#6 | ![]() |
raharga
21 September 2013 jam 1:45am
 
Manusia yang Bisa Menghilang = The Phoenix Dances in the Nine Heavens (凤舞ä¹å¤© Fengwu Jiutian) karya Khu Lung = Gulong. |