Home → Bacaan → Bacaan oleh andu0396
“Kalau enci A Cui yang menghajar, malamnya aku suka tidak bisa tidur, wajahmu selalu berbayang saja di mataku…….â€
Lim Cui ketawa ngikik, tapi kemudian ia menundukkan kepala dan sepasang pipinya yang botoh kemerah-merahan jengah. Ia tahu Kim Tin sangat mencintai dirinya, sebaliknya, ia juga ada mencintai Kim Tin. Asmara itu timbul
“Apakah Suhu tidak sudi menerima aku sebagai murid?â€
“Kau keliru, nak! Aku bukan tidak sudi, tetapi terus terang saja aku tidak mampu!â€
“Apakah kepandaian Suhu masih kurang?â€
“Aku telah mewariskan seluruhnya padamu apa yang aku miliki, dan karena kau masih muda dan kuat lagi, maka kau pasti dapat mengalahkan aku sekarang! Tetapi kau
Dulu di rumahnya Han Kim Kong ada Po Go yang tolong ia secara diam-diam, sekarang si nona gagah justeru ada musuhnya! Dari Tong Kim Houw ia tak harap suatu apa, begitu juga dari Lu Tong Pin, orang yang ternyata mainkan peranan juga dalam lelakonnya ini. Dari gurunya pun ia tak
“Twa-supek sudah meninggal dunia!â€
“Hah?!†seru Kiam Ciu setengah menjerit kaget.
“Sejak kau pergi dulu. Twa-supek lalu jatuh sakit, karena luka dalam yang dideritanya. Penderitaannya terlalu berat, segala usaba tidak dapat untuk menyembuhkan sakitnya. Dua tahun dia menderita. Sebenarnya ayah dan ibu mengusulkan untuk memanggil kau pulang tetapi Twa-supek tidak setuju.
Secara kebetulan jenazahnya diketemukan oleh seorang sahabatnya dan terus dikirim pulang. Karena kematian sahabat kentalnya inilah maka tanpa mengenal lelah bergegas Kiau-si Hengte telah memburu tiba dari kotaraja.
Gambar lukisan Thio Thian-ki terpancang di depan peti mati, wajahnya kelihatan welas-asih dengan jenggotnya yang memanjang terurai di depan dada. Melihat gambar
Pemuda itu cukup tangguh! Sebelum kakinya menempel bumi, pinggangnya bergeliat! Tubuhnya sejajar dengan bumi. Tiga butir batu yang menyerang bagian bawah dan dua butir yang menyerang bagian atas dengan begitu saja dapat dikelit. Batu yang menyerang ke pusarnya dipukul jatuh dengan batu lagi yang terlepas dari tangannya. Batu yang dilepas
Tapi Hong-thian-lui tak menerima penghinaan begitu rupa, walaupun ia paham maksud tujuan In-tiong-yan yang baik itu. Rasa dongkol hatinya sukar ditekan, maka air mukanya yang mengunjuk kemurkaan memang bukan bikinan pura-pura.
Tatkala itu, hari sudah terang tanah segera In-tiong-yan memerintahkan, “Payang bocah ini naik kereta.â€
“Kalian tidak perlu pura-pura menanam budi,
Tat-mo Cauwsu akan terlibat dalam perbagai persoalan yang ditimbulkan oleh tokoh-tokoh aneh dan sakti daratan Tiong-goan, yang tidak senang dengan gelar Guru Besar ilmu silat yang diberikan kepada Tat-mo Cauwsu dan atas berdirinya kuil Siauw-lim-sie sebagai pusat pengembangan ilmu silat aliran baru.
Cerita silat ini merupakan hasil karya Chin Yung, yang
UMUMNYA penulis-penulis Cersil (cerita silat) mengemukakan tokoh-tokohnya dengan latar belakang sesudah berdirinya kuil Siauw-lim-sie, dimana memang diakui kuil Siauw-lim-sie merupakan pusat dan sumber dari ilmu silat yang ada di daratan Tiong-goan dan merupakan pintu perguruan silat yang tertua dan biasanya disebut ilmu silat Siauw-lim-pay.
Kuil dan pintu perguruan Siauw-lim-pay tersebut didirikan
Kwi Pao atau Istana Hantu yang senantiasa ditakuti karena ilmu penghuninya yang sangat keramat, tidak berubah sedikitpun bentuk ataupun coraknya. Istana itu tetap berdiri dengan megah dan angkuh. Tengkorak-tengkorak manusia berserakan di luar pekarangan istana itu, dan begitu jauh belum pernah terdengar ada seseorang pun yang telah berhasil memecahkan teka-teki