Home → Cerita Pendek → SELAMAT IDUL FITRI 1440 H. MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
Di atas puncak sebuah gunung, Panji berdiri tegak. Matanya yang tajam memandang jauh ke bawah.
Nun jauh di bawah sana sebuah kota dengan bangunan-bangunan megah mencakar langit dan sebuah istana megah, mewah dan indah di tengah kota. Itu adalah kota raja Sewupulo.
Tangan Panji mengepal. Suhu udara di sekitar tubuhnya mendadak berubah menjadi panas. Panas yang luar biasa dan ekstrim. Tanah yang diinjaknya mengering dan berubah menjadi hitam. Rumput dan semak belukar di sekitarnya layu dan dengan cepat mengering kemudian terbakar. Begitu juga pohon-pohon di sekitarnya daunnya mengering dan jatuh berguguran dan sebelum menyentuh tanah menyala dan habis terbakar hingga hanya abunya saja yang menyentuh tanah. Pepohonan di sekitar Panji berdiri meranggas dan yang terlihat hanya ranting, dahan, cabang dan pohonnya saja yang tanpa daun.
Udara di sekitar Panji yang berubah drastis dari sejuk menjadi sangat panas, karena luapan energi kemarahan Panji pada keluarganya yang ada di kota raja Sewupulo. Kemarahan seorang ayah pada anak-anaknya. Kecemburuan seorang mantan suami pada mantan-mantan istrinya dan kekecewaan seorang raja yang dengan susah payah membangun kota raja Sewupulo dan menata kehidupan warganya agar rukun, damai, aman dan sejahtera. Memupuk tenggang rasa, menanamkan sifat gotong royong dan peduli pada sesama serta sifat terpuji lainnya. Dan di masa kepemimpinannya berhasil mewujudkan kehidupan rakyatnya yang aman dan sejahtera. Rukun dan damai. Saling menghargai, punya sifat tenggang rasa. Gemar gotong royong dan menolong sesama. Namun sejak dirinya yang menggunakan raga Sada wafat dan anaknya Waringin Sungsang naik tahta menjadi raja Sewupulo, apa yang telah dengan susah payah dibinanya secara perlahan terkikis dan lima tahun kemudian kembali ke kehidupan jahiliyah. Warga kota raja Sewupulo sudah hidup sendiri-sendiri. Sudah tidak ada lagi gotong royong. Dengan tetangga sudah tidak saling mengenal. Prinsip hidup L2G2 (Lu Lu Gua Gua) sudah membudaya serta perilaku negatif lainnya yang menjadi ciri khas warga kota metropolitan. Hal itulah yang membuat Panji kecewa pada masyarakat kota raja Sewupulo yang dengan mudahnya meninggalkan ajaran budi pekerti luhurnya dan kembali pada kehidupan jahiliyahnya. Sada wafat maka ajarannyapun dilupakan.
Tubuh Panji terangkat dan melayang naik. Semakin tinggi dan semakin tinggi hingga sejajar dengan awan. Tubuhnya kini tepat berada di atas kota raja Sewupulo. Sejenak Panji menarik nafas dan memantapkan hati untuk menghancurleburkan dan meluluhlantakkan kota raja Sewupulo. Dengan kemampuannya saat ini, membumihanguskan dan meratakan kota raja Sewupulo dengan tanah adalah hal yang mudah bagi Panji. Bahkan planet inipun bisa dihancurkannya. Panji adalah seorang kultivator dengan derajat dan peringkat yang sukar ditakar. Keahliannya tersembunyi dan tidak terdeteksi. Kemampuan sejatinya saat ini sudah bisa menghancurkan sebuah planet.
Panji merentangkan kedua tangannya kemudian memutarnya. Sebuah bola kristal berwarna putih bening dan transparan sebesar kelereng muncul. Itu adalah inti tenaga dalamnya. Walau sebesar kelereng, tetapi daya ledaknya tiga kali lipat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dan itu lebih dari cukup untuk meluluhlantakan, meratakan, dan membumihanguskan sebuah kota.
Tepat ketika Panji akan menembakkan inti tenaga dalamnya ke tengah kota raja Sewupulo, ayahandanya muncul.
"Jangan lakukan, ananda!" cegah Pandita Sonata, "Kita bukan Tuhan dan tidak punya hak dan wewenang untuk menghakimi suatu kezhaliman. Serahkan semuanya pada kehendakNya. Jangan tambah dosa ananda dengan melakukan pembunuhan massal," lanjut sang Pandita.
Panji menurunkan kedua tangannya. Inti tenaga dalamnya lenyap. Ucapan ayahandanya telah menyadarkan dirinya.
"Malah melamun. Ayo, Ji. Sudah ditunggu para wartawan tuh," suara Aryo membuyarkan kenangan Panji ketika dirinya nyaris khilaf dan akan menghancurkan kota raja Sewupulo.
Panji diiringi Aryo, Euis, dan seluruh tokoh penting yang menjadi pengikutnya keluar dari wisma utama benteng Cikawung menemui para wartawan yang sudah berjubel di luar. Panji segera naik ke podium yang telah disediakan untuk dirinya.
"Saya, Panji Kertapati dan pengarang Nur S, mengucapkan SELAMAT IDUL FITRI 1440 H kepada para Suhu, pembaca dan pengunjung setia Indozone. Apabila ada kata-kata yang salah, khilaf, menyinggung dan menyakiti para Suhu, sudilah kiranya para Suhu semua memaafkan saya dan pengarang Nur S. Akhir kata, pada hari yang fitri ini, izinkan saya dan pengarang Nur S mengucapkan SELAMAT IDUL FITRI 1440 H. MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN," kata Panji mengakhiri pidatonya. Panji pun masuk kembali ke wisma utama benteng Cikawung...
.
.
.
Pengarang | Nur S |
---|---|
HitCount | 2.622 |
Nilai total |
Baca semua komentar (3) Tulis Komentar
#1 |
Nurslamet
3 Juni 2019 jam 2:38pm
 
"Bulan Ramadhan akan segera berlalu, dan hari kemenangan akan segera tiba..." kata Euis sambil duduk di samping Aryo. "Kembang melati sungguh indah. Di tengah taman menjadi hiasan. Harum lebaran tercium sudah. Khilaf dan salah tolong dimaafkan," sahut Aryo malah berpantun. "Jika hati bagaikan air, maka jangan biarkan ia keruh.. Jika hati bagaikan awan, maka jangan biarkan dia mendung.. Jika hati bagaikan seputih kain, maka jangan biarkan ia ternoda.. Jika hati seindah bulan, maka hiasi ia dengan iman.. Mohon maaf lahir dan bathin..." kata Panji tidak mau kalah dengan Aryo. Nur S hanya geleng-geleng kepala melihat tiga kelakuan tokoh cerita Panji (New Sada). "Saya, Nur S mohon maaf kepada para Suhu. Bila ada salah dan khilaf, sudilah para Suhu memaafkannya..." |
|
#2 |
Nurslamet
4 Juni 2019 jam 3:29am
 
"Wilujeng boboran siyam. Kedaling rasa nu pinuh ku bangbaluh hate, "Sugeng Riyadi. Kulo nyuwun agunging pangapunten sedanten kalepaten lahir dumugi ning batos boten langkung ngaturaken sugeng Idul Fitri, "Sending you warm wishes on Eid. Remember me in your prayers. In every shared smile and laughter; In every silent prayer answered; In every opportunity that comes your way – may Allah bless you immensely! Eid Mubarak,†kata Panji yang memakai kostum Ninja Naga Hitam menirukan ucapan Deadpool, super hero idolanya. |
|
#3 |
Nurslamet
4 Juni 2019 jam 8:45am
 
"Ji, lu bisa gak mengucapkan selamat hari raya idul fitri dengan Bahasa Batak?" tanya Aryo pada Panji. Panji bangkit dan merapikan bajunya, kemudian mulai berpidato, "Horas, Selamat Idul Fitri 1440 H, molo adong pe na sala panghatai on dohot pangalaho nami, mangido ma’af ma hami, sian bagasan roha nami Aryo melongo... |