Home → Cerita Pendek → Rest In Peace Sada (1954 - 2019)
Beristirahatlah Dalam Damai Sada...
Semua orang tahu dirinya akan mati, tetapi sedikit orang yang mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah kematiannya.
Dunia adalah kebun akhirat. Setiap orang telah menanam. Tanamannya bernama ibadah dan maksiat. Dan buahnya bernama pahala dan dosa.
Panji, walau dia makhluk abadi yang tidak akan mati sebelum kiamat yang sesungguhnya tiba, tetapi dia adalah makhluk seperti manusia yang lain. Punya syahwat dan hawa nafsu. Bisa beribadah dan berbuat maksiat.
Panji menyadari suatu saat dirinya akan mati. Menghadap Illahi. Berpulang ke rahmatullah. Tetapi dunia fana ini dihiasi dengan berbagai kesenangan, urusan, huru-hara dan berbagai masalah hidup yang menyita waktu, tenaga, harta dan pikiran hingga orang melupakan kampung akhirat.
Sesungguhnya dunia adalah tempat berkumpulnya berbagai kesusahan, penderitaan dan kesengsaraan hidup. Dunia adalah cobaan atau ujian bagi setiap manusia. Setiap detik kesulitan atau masalah menghampirinya. Dan setiap detik pula manusia berjuang untuk mengatasi atau menyelesaikan masalahnya.
Panji duduk di depan sebuah kuburan. Di papan nisannya terukir sebuah nama: SADA 1954 - 2019. Tanah kuburan masih baru. Bunga-bunga yang bertaburan di atasnya masih segar.
"Maaf, kamu siapa?" tanya sebuah suara dari belakang Panji.
Panji menoleh. Seorang gadis tinggi kurus berkerudung membawa kendi dari tanah dan sekeranjang bunga aneka warna berdiri di belakangnya. Sepertinya gadis itu telah lama berdiri di belakang Panji.
"Aku Panji, anak dari sahabat ayahmu. Maaf aku terlambat datang dan baru tahu ayahmu sudah meninggal tiga hari yang lalu." kata Panji sambil berdiri.
Gadis berkerudung menatap Panji. "Siapa nama ayahmu?"
"Ayahku bernama Sujiwo." sahut Panji.
"Mayor Sujiwo?" Mata gadis berkerudung melebar.
"Iya, tapi sudah pensiun. Maaf, ayahku belum bisa datang."
"Bapak sudah memberi tahuku. Ayahmu adalah atasannya. Rekan seperjuangan. Banyak tugas dan misi berbahaya telah diselesaikan bersama..."
"Iya. Ayahmu adalah orang yang sangat dikagumi ayahku. Ayah bilang ayahmu adalah agen rahasia nomor satu di negeri ini. Selalu sukses di setiap misi dan tidak pernah terlacak..." kata Panji sambil menatap gundukan tanah merah. Pikirannya melayang ke masa-masa dirinya menggunakan raga Sada.
"Bapak memang orang hebat, tetapi kehidupan kami jauh dari kata glamor. Bapak hanya seorang petani miskin yang harus bekerja keras mengolah sawah dan kebun yang tidak luas untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari kami. Di akhir hayatnya bapak tetap seorang petani biasa yang meninggal karena penyakit. Tidak ada rekan-rekan bapak yang melayatnya. Bapak sepertinya sudah dibuang dan dilupakan." kata gadis berkerudung dengan nada pahit.
Panji menghela nafas. Kehidupan seorang agen rahasia memang selalu berakhir menyedihkan. Jasanya sangat besar, tetapi karena masalah privasi dan kode etik seorang agen rahasia, namanya dan jasa-jasanya tidak bisa diekspos ke publik karena menyangkut rahasia negara.
Seorang agen rahasia untuk menutupi jati dirinya atau identitasnya, ketika tidak bertugas atau jeda setelah menyelesaikan misi besar, harus menyamar menjadi manusia biasa dan memilih tempat tinggal yang terisolasi dan jauh dari keramaian. Menghindari kontak dengan publik sebanyak mungkin dan menerapkan teknik kamuflase.
"Bila bapakmu tidak berpesan ketika meninggal jangan dilayat, maka pada hari kematiannya akan menjadi kehebohan karena orang nomor satu di negeri ini dan para pejabat tingkat tinggi yang mengendalikan negeri ini akan datang. Tetapi konsekuensinya identitas bapakmu akan terbongkar dan terekspos ke publik dan kamu dalam bahaya karena para agen musuh ayahmu dan keluarga orang-orang yang telah dibunuh ayahmu akan menuntut balas. Karena kamu putrinya maka mereka akan melampiaskan dendamnya kepadamu. Selain itu negara akan kacau karena akan ada lembaga-lembaga bentukan negara musuh yang akan mengusut kasus-kasus pelanggaran ham di masa lalu yang akan menyeret beberapa tokoh. Jadi tolong bijak menyikapi persoalan tidak ada pejabat yang melayat saat ayahmu meninggal." kata Panji panjang lebar mencoba menjelaskan duduk masalahnya agar gadis berkerudung putri almarhum Sada tidak salah paham.
Gadis berkerudung menghela nafas dan mencoba memahami penjelasan Panji. Kata-kata Panji sejalan dengan ucapan almarhum ayahnya.
Gadis berkerudung menatap Panji. Mayor Sujiwo adalah atasan ayahnya. Tugas-tugas rahasia datang darinya. Diantara misi yang telah dijalankan ayahnya yang paling berkesan dan membekas dalam ingatannya adalah tugas "membersihkan preman" di tahun 1982. Ayahnya telah bercerita kepadanya ketika berduel dengan beberapa "preman" yang sakti dan kebal. Namun akhirnya pertarungan itu dimenangkan ayahnya dan pendekar-pendekar yang meresahkan masyarakat karena telah menyalahgunakan ilmu silatnya tewas di tangan ayahnya...
.
.
.
Pengarang | Nur S |
---|---|
HitCount | 982 |
Nilai total |