DEWA KIPAS vs PUTRI IRENE (Bagian Lima)

HomeCerita PendekDEWA KIPAS vs PUTRI IRENE (Bagian Lima)

Nurslamet
24 Maret 2021 jam 7:54pm

Di dunia nyata, pertandingan sudah berakhir. Namun dalam cerita fiksi karya Nur S ini pertandingan masih berlangsung.

Pertandingan sesi kedua dipadati penonton. Kabar Dewa Kipas bisa mengimbangi skill Putri Irene dan bermain seri mengundang rasa penasaran semua orang. Mereka berbondong-bondong datang dari segenap penjuru untuk melihat langsung sepak terjang Dewa Kipas yang mendadak tenar. Hastag Dewa Kipas berseliweran di medsos dan menduduki urutan pertama. Dewa Kipas menjadi trending topik dan mendadak viral. Dewa Kipas telah menjadi selebriti. Dimana-mana orang membicarakannya. Ada yang memuji. Ada yang memaki. Ada yang bangga. Ada yang enek dan muak mendengar namanya disebut. Pro dan kontra baku hantam. Warganet terbagi menjadi tiga kubu. Kubu Dewa Kipas. Kubu Putri Irene. Dan kubu pihak ketiga. Kubu yang terakhir ini bikin dumay makin membara. Kipas sana, kipas sini dan kipas-kipas lihat dua kubu berantem.

Kembali ke penonton yang terus membanjiri arena pertandingan. Mereka terus berdatangan sampai membludak ke jalan dan masih terus bertambah sampai mengular. Jumlah penonton yang ingin melihat siaran langsung Dewa Kipas vs Putri Irene tembus 1,25 juta. Satu hal yang luar biasa dan memecahkan rekor.

"Air minum... Air minum..."

"Kopi... Kopi..."

"Rokok... Rokok..."

"Kacang... Kacang..."

Para pedagang asongan sibuk menawarkan dagangannya. Para pedang profesional memang jeli melihat peluang meraup uang. Penonton yang membludak menjadi ladang uang. Penjual air minum dalam kemasan panen besar. Orang-orang datang menonton lupa membawa air. Tapi untungnya mereka tidak lupa membawa uang.

Agak jauh dari arena pertandingan seorang penjual cilok diserbu pembeli. Di belakangnya seorang pemuda duduk di akar pohon sambil makan cilok. Tidak jauh darinya beberapa pemuda sedang mengobrol sambil makan cilok juga.

"Heran gua. Apa sih hebatnya Dewa Kipas sampai tenar begitu. Padahal skill-nya biasa-biasa aja..."

"Masyarakat sudah jenuh dengan hiburan yang disajikan di televisi. Mereka perlu hiburan baru yang segar untuk sedikit melegakan pikiran akibat pandemi yang berkepanjangan. Dewa Kipas hadir membawa nuansa hiburan baru," analisis temannya.

"Paling tenarnya gak lama. Bulan depan dah basi," cibir rekannya.

"Itu hukum alam, bro. Setiap hal yang viral di medsos paling bisa bertahan sebulan. Setelah itu dilupakan. Basi. Orang sudah gak tertarik lagi," temannya kembali menjawab.

"Yang gua heran, kenapa yang viral-viral itu hal-hal gak berguna yang gak ada faedahnya dan hanya buang-buang waktu, energi dan pikiran untuk melihat, menonton dan membahasnya..."

"Itu dari sudut pandang lu. Dari sudut pandang orang lain mungkin berbeda. Seperti yang tadi gua katakan, masyarakat sedang perlu hiburan baru. Kesenangan baru. Dan jangan lupa, kita kalo lagi gabut bingung mau ngapain. Nah, tiba-tiba Dewa Kipas hadir memberi celah untuk kita. Daripada gabut bengong gak ngapa-ngapain selama dua jam, mending ikut terjun ke salah satu dari tiga kubu yang disebutkan tadi. Membunuh waktu dengan kesenangan. Mendukung atau menohok. Bila dua kubu kurang menyenangkan, kubu ketiga alternatifnya. Mengadu suporter. Jangan tanya gua itu hal mubazir dan berdosa karena orang lebih cenderung mengikuti kesenangan daripada hati nurani..."

Sesaat suasana hening. Pemuda yang duduk di atas akar dan menguping pembicaraan mereka hanya senyum kecut.

Kembali ke arena. Para murid Nini Kedasih berdiri paling depan. Mereka akan memastikan Dewa Kipas tidak berbuat curang. Gerak gerik Dewa Kipas mereka pantau. Mereka sudah sepakat bila Dewa Kipas berbuat curang akan mereka geruduk...
.
.
.

Pengarang Nur S
HitCount 47
Nilai total rating_0

Belum ada komentar

icon_add Tulis Komentar