Ku Merasa Dibencinya, Tapi KuMenyayanginya Selalu

HomeCerita PendekKu Merasa Dibencinya, Tapi KuMenyayanginya Selalu

avatar sinyomualim
12 Juni 2016 jam 2:10am

Pagi begitu cerah, rintik hujan semalam hilang seketika tatkala sang surya muncul di ufuk timur dengan gagahnya. Indahnya hari ini makin sempurna tatkala berjalan seorang gadis cantik berjilbab warna ungu dengan menenteng tas kerja melewatiku pas aku sedang membalas beberapa messege orderan Antenna di WA dan BBM hpku. Luar biasa cantiknya, aku hampir tak percaya bahwa yang melewatiku adalah manusia, dalam hati kecil selalu berkata, ini adalah jelmaan bidadari. Bukan hanya aku yang di buat kagum, tapi hampir semua cowok yang di lewatinya memandang dengan tertegun. Sungguh aku jadi tak tenang di buatnya. Cocok sekali dengan beberapa bait pertama lagunya boomerang yang berjudul "Pelangi"

Hari berganti, minggu berlalu dan bulan berjalan perlahan, akhirnya dari beberapa informasi yang kudapat, gadis itu bernama Karmila, Lengkapnya adalah Karmila Anggraini Mumtazah. Berbagai cara sudah ku coba untuk melenyapkan bayanganya, aku ingin dia hilang dari ingatanku, aku ingin fokus dengan keluargaku dan pekerjaanku, tapi mungkin karena imanku yang pas pasan, godaan dan bisikan setan yg selalu meniupkan ke lubuk hatiku membuatku selalu gelisah dan berandai-andai akan dirinya.

Berjalanya waktu membuatku makin tersiksa oleh bayang-bayang kecantikanya, ini benar-benar gila, kenal saja tidak tapi aura cantiknya mampu mebuatku bertekuk lutut sampai tak berkutik lagi, kadang rasa kesalku sedikit memprotes tuhan, kenapa engkau pertemukan aku ketika aku sudah punya anak istri. andai dulu ku di pertemukan seperti saat ini, mungkin dengan sekuat tenaga aku akan aah.... sudahhlahh...
ini tidak adil, tapi aku berusaha bersyukur karena telah di pertemukan dengan bidadari ciptaanya. subhanallah,..

Aku harus bijak, selalu ku tanamkan di hati bahwa aku adalah laki-laki yang bertanggung jawab atas anak dan istriku. Satu hal yang membedakanya dengan istriku adalah, karmila benar-benar cantik luar biasa sedangkan istriku eva berhati mulia dan selalu sabar melayaniku.

Setelah beberapa tahun aku hanya memperhatikanya dari jauh, lama-lama aku mulai mengenalnya. Orangnya asik dan enak di ajak ngobrol, tapi aku merasa tatapan matanya adalah tatapan kebencian, aku yakin dia sangat membenciku, feelingku tidak pernah meleset. Anehnya, sama sekali aku tak merasa benci kepadanya, justru aku sayang banget ke dia. Semakin dia membenciku, semakin aku meyayanginya. Ketika kami ngobrol, ku selalu merasa bahwa dia melayaniku bicara karena rasa sungkan, dan aku yakin sedikitpun di hatinya tak ada niat dan keinginan untuk berteman denganku. semakin dia dekat denganku, semakin ku merasakan hawa kebencian yang di pancarkan dari dirinya.

Hal ini semakin menyadarkanku, aku tak lagi menggebu untuk mendapatkan perhatiannya, aku berusaha meninggalkan dia sejauh mungkin dengan cara yang pelan. iya,.. jauh sejauh-jauhnya tanpa ku menyakitinya, sebab harus ku akui bahwa aku sayang karmila. Aku harus berteman baik ke dia, aku ingin menjaganya selalu, aku senang jika melihatnya tertawa riang tanpa harus kumenyapa ataupun disapa. Faktor usiaku yang terlalu tua mengubah cara berpikir dan perasaanku, aku hanya ingin menjadi sahabat terbaiknya yang selalu ada ketika dia butuh. Kuingin menjadi tempat curhat kapan saja dia mau. Tiap hari ku selalu berdoa akan kesehatan, kesuksesan dan kebahagiaanya. Bahkan aku juga selalu berdoa supaya dia diberikan jodoh terbaik dari semua laki-laki yang paling baik. Gak perlu tahu dia akan doaku, sebab yang terpenting adalah kebahagiaanya.

Aku benar-benar tulus menyayanginya, sayang sebagai seorang sahabat. bukan sebagai pacar yang di cinta dan mencinta. Aku merasa sudah cukup dewasa dan bisa membedakan, mana yang harus di sayang sebagai orang yang di cinta dan mana yang harus di sayang sebagai seorang sahabat. Karmila ku sayang sebagai seorang sahabat, bukan sebagai siapa-siapa.

Aku tulus, tapi aku merasa tidak benar-benar diterima sebagai sahabatnya. Aku sadar aku bukanlah orang yang sempurna, Lahir ke dunia dengan ketidaksepurnaan, terutama cara berjalanku berbeda dengan mahkluk kebanyakan :) .
Mungkin dia malu punya sahabat sepertiku. Selalu aku yang memulai menyapa, entah di WA, Lync atau pas ketemu langsung. Dia tidak pernah menyapaku walaupun hanya sekedar 'say hello' . Hatiku kecilku pedih, aku menangis dalam hati, tapi ku coba selalu tertawa riang dan tersenyum ketika bertatap denganya. Aku merasa bersalah, salah karena telah mengenalnya. tapi sama sekali aku tak menyesal dan tidak membencinya.

Hingga suatu ketika, perusahaan tempat kami bekerja sedang sepi proyek. Ku selalu berdoa supaya aku terkena PHK. Selain karena aku sudah siap secara mental, memang sudah menjadi cita-citaku sejak kecil untuk hidup mandiri berwiraswasta tanpa menggantungkan rezekiku ke orang lain atau perusahaan. Ku ingin hidup damai di kampung bersama orang tua, anak dan istriku. Ku ingin nama Karmila hanya ada dalam doa-doaku saja tanpa aku harus selalu menatapnya.
Dan beberapa tahun kemudian tuhan mendengar doaku. Ku di PHK tapi kubahagia. inilah yang ku tunggu-tunggu.
Seorang manusia itu harus bisa mendiri, harus bisa hidup tanpa menggantungkan rezekinya ke orang lain atau ke perusahaan tempat ia bekerja. Tuhan maha kaya, dimanapun kita berada, asal berusaha dengan giat, insyaallah rezeki akan selalu ada.

Aku sengaja tidak memberi tahu karmila tentang statusku di perushaan tempatku bekerja. Sebab aku yakin, ada atau tidak ada aku, baginya akan sama saja. Aku bukanlah siapa²nya. Kalopun saat ini berteman, mungkin baginya itu hanya kebetulan saja karena rasa profesionalitas kerja di satu perusahaan. Walau aku sudah bersusah payah dan berusaha sekuat tenaga untuk menjadi sahabatnya, tapi aku merasa gagal, aku merasa tak pernah di anggap sebagai sahabatnya. Aku tidak pernah di ajak ngobrol becanda, aku juga tidak pernah di sapa duluan, Dan perpisahan bagiku adalah jalan terbaik yg tuhan pilihkan kepadaku. Di hari-hari terakhirku di kantor, ku mengintipnya dari jendela yg tak jauh dari meja kerjaku, lama ku perhatikan dan dalam hati selalu berkata, aku benar-benar sayang kepadanya dan sampai kapanpun rasa sayang ini tidak akan pernah padam, walau aku sendiri sudah pergi entah kemana. ku membatinnya dalam hati sembari menghapus seluruh contact namanya, toh gak ada gunanya juga ku save dalam memory HP ku, beberapa WA terakhirku juga gak pernah di balasnya. Mungkin dipikirnya aku menggodanya, padahal ku hanya ingin memastikan kabar bahwa dia selalu sehat dan dalam keadaan baik-baik saja. Mungkin salah satu cara terbaik untuk membahagiakan dia adalah dengan tidak pernah menghubunginya lagi supaya dia tidak merasa risih dan terganggu.

Beberapa puluh tahun kemudian aku mendengar kabar dari temanku bahwa karmila sedang koma di rumah sakit, kedua orang tuanya sudah meninggal, anak semata wayangnya di bawa suami yang pergi entah kemana, karmila hanya hidup seorang diri di usia tuanya. semua informasi itu ku dapatkan dari temanku yang kebetulan bertetanggaan denganya. Encep Novrianto namanya. Hal ini sedikit banyak membuatku gelisah, ku sadar aku bukan siapa²-nya karmila, tapi aku sudah berjanji dalam hati bahwa sampai kapanpun ku akan selalu sayang kepadanya dan aku ingin selalu ada ketika dia ada masalah, Aku harus pergi menjenguknya.
Aku teringat, bukannya dia tidak suka dengan kehadiranku, bukankah dia membenciku, kehadiranku belum tentu membuatnya sembuh , bisa-bisa malah penyakitnya tambah parah. Perang batinku mengenang masa-masa dulu. Akhirnya ku niatkan bahwa aku hanya ingin melihatnya dari jauh sambil meniupkan doa-doa untuknya lewat jendela kamar tempat ia di rawat. Aku berjanji tidak akan menemuinya, tapi tiap hari aku akan selalu berjaga untuknya jika sewaktu-waktu dia butuh apa² aku bisa segera melaporkannya ke suster jaga.

Hari itu adalah Hari kamis malam jum'at, ku berangkat ke jakarta naik kereta. tak sabar rasanya untuk segera bisa melihat karmila, sahabat lamaku yang teramat sangat kusayangi. Jika hitunganku tidak meleset, sudah duapuluh tahun lebih aku berpisah denganya. Entah kenapa, aku merasa seperti akan pergi ketempat yang sangat jauh yang tidak bisa di gapai oleh menusia. Suara nyanyian dari HP-ku yang ku dengarkan lewat headset ketika di kereta, sepertinya tak segarang dulu ketika aku sering menyanyikan lagu-lagunya power metal, boomerang, dan gigi. tiga band kesukaanku. Aku merasa akan pergi ke tempat yang damai dan indah, padahal fakta yg harus ku jalani adalah melihat karmila dari jauh dan mendoakan kesembuhanya. Empat jam di kereta, ku dengar banyak orang menangis dan menjerit histeris karena terjadi kecelakaan kereta. Banyak korban di mana-mana. Ku berusaha menolong siapapun yang ada di dekatku, tapi aku kaget ketika semua benda yang ku pegang tembus seperti beda alam atau biasa di sebut "lain dunia". Baru ku sadari, ternyata aku sudah mati. Jasadku kutemukan di kursi paling ujung dengan headset masih menempel di kedua telingaku. Aku Shok,.. Aku kaget,.. Aku menangis sejadi-jadinya tapi ku tak bisa berbuat apa-apa. Mimpiku untuk melihat orang yang paling ku sayang di dunia jadi kandas, seketika itu pula, aku tak lagi ingat apa-apa. Aku meninggal di perjalanan menuju gadis yang selalu membenciku, gadis yang tak pernah menghargaiku sebagai sahabat, gadis yang dengan ego-nya tak pernah mau menyapaku duluan, gadis yang pernah mengira aku baper ketika ngobrol denganya, gadis yang tidak pernah tahu bahwa aku selalu menyayanginya. Gadis itu adalah Karmila Anggraini Mumtazah,

Selamat Tinggal Karmila,
Maafkan kutak bisa hadir di saat engkau butuh seseorang di sampingmu. Doaku selalu menyertaimu sahabatku.

dari MasMu.
{Ku Tulis Tgl 12-06-2016}

Pengarang sinyomualim
HitCount 303
Nilai total rating_0

5 komentar

icon_comment Baca semua komentar (5) icon_add Tulis Komentar

#1 avatar
sinyomualim 12 Juni 2016 jam 2:12am  

Sebelumnya maaf ya sodara². Ini adalah tulisan pertama saya. Masih nyubi dan latihan menulis. bahasanya masih agak awut²-an. mohon koreksi dan pencerahanya supaya tulisan saya bisa jauh lebih baik lagi.

#2 avatar
si_hina 12 Juni 2016 jam 6:14am  

bagus nih... kalau dikembangin jadi puluhan bab bisa jadi novel dan kayaknya cocok di buat film....
nih kerangka udah lama ya bang???

#3 avatar
sinyomualim 12 Juni 2016 jam 8:21am  

si_hina menulis:
bagus nih... kalau dikembangin jadi puluhan bab bisa jadi novel dan kayaknya cocok di buat film....
nih kerangka udah lama ya bang???
makasih banyak masbro, tulisan ini saya tulis seketika, gak pake planning dan kerangka yg sdh tersusun rapi. malam gak bs tdur, saya gunakan buat nulis. hehe,
sekali lg,.. makasih ya masbro

#4 avatar
AgusKadarmanto 12 Juni 2016 jam 7:52pm  

Saya coba memberikan ulasan....
Mengapa menggunakan "ke saya", harusx "padaku", atau padanan lain yg umum digunakan...
Perpindahan dari alam "nyata" ke alam "lain" harusx ada fenomena tertentu yg dituliskan, tdk langsung ke "alam lain" sprti pragraf terakhir...
Gunaka tanda "......" utk kata2 tertentu....
Trims....

#5 avatar
sinyomualim 12 Juni 2016 jam 10:35pm  

AgusKadarmanto menulis:
Saya coba memberikan ulasan....
Mengapa menggunakan "ke saya", harusx "padaku", atau padanan lain yg umum digunakan...
Perpindahan dari alam "nyata" ke alam "lain" harusx ada fenomena tertentu yg dituliskan, tdk langsung ke "alam lain" sprti pragraf terakhir...
Gunaka tanda "......" utk kata2 tertentu....
Trims....
Makasih banyak mas agus atas reviewnya. akan saya perbaiki tulisan saya.