Home → Cerita Pendek → Cerita Pendek oleh Mogei
MANDALORE LAUTAN API.
Tidak semua, tentu saja, tapi cukup membuat asap memenuhi udara di sekitarnya. Ahsoka Tano menarik nafas. Dia tahu apa yang harus dia lakukan, tapi dia tidak yakin itu akan berhasil. Lebih buruk lagi, dia tidak yakin berapa lama itu akan berhasil, bahkan jika itu berhasil. Tapi dia kehabisan
Bok-kua si Bocah Pepaya, begitulah gurunya sering memanggilnya, berjalan mati-matian mengikuti langkah kaki sang guru yang berjalan dengan ringannya mendaki kaki gunung Kun-Lun. Mereka berangkat mulai dari subuh tadi dari lembah di balik bukit di sebelah sana. Setengah harian mereka telah berjalan dengan santai melewati sawah, ladang, perkebunan, sungai dan
Lu Man-Cung mengambil bungkusan panjang di atas meja lalu keluar dari pintu rumahnya yang sudah reot. Dia berjalan dengan lambat seakan-akan tidak rela meninggalkan semua kenangan di rumah itu. Tapi dia harus pergi. Ada satu hal yang harus diselesaikannya dan itu harus dimulainya dari sekarang sebelum semuanya menjadi terlambat. Langkahnya