Post-12827

Post 5 dari 10 dalam Your View on AIDS

HomeForumDebatesYour View on AIDSPost-12827

#5 avatar
hey_sephia 1 Desember 2004 jam 8:39pm  

Aku bilang AIDS research itu overrated. Emang itu penyakit sampe skrg belum ada obatnya. Tapi HIV itu epideminya lebih banyak di negara2 berkembang (terutama Afrika) daripada di tempat2 lain. Research HIV/AIDS berkembang pesat karena HIV/AIDS juga dialami oleh sebagian kecil orang2 dari negara2 maju, seperti USA, dll.

Sedangkan penyakit lain yang belum ada obat / pencegahannya, seperti Malaria, yang membunuh jauh lebih banyak orang2 Afrika dibanding AIDS, sampe sekarang researchnya seret. Jarang ada company (pabrik obat) yang mau membiayai research (mereka lah yang punya duit untuk membiayai research2 seperti ini, termasuk AIDS. Mereka dengan senang hati melakukan research HIV karena di negara2 maju jelas ada marketnya. Alias ada yang mau beli). Berhubung di negara2 maju hampir tak terdengar penyakit malaria, trus ntar kalo udah nemu vaksinnya, siapa yg mau beli? Government2 di Afrika ngga akan punya cukup duit untuk membiayai vaksin2 itu, apalagi penduduk2nya yang miskin.

Hasilnya, yang menikmati hasil vaksinasi itu hanya pasien2 dari negara2 maju yang punya duit untuk beli vaksin. Termasuk HIV ini. Kalo emang suatu hari akan tersedia vaksin HIV, apakah vaksin itu akan bisa dinikmati oleh penderita dari negara2 berkembang yang jelas2 ngga punya duit (harga vaksin pasti mahal, dan government ga punya duit untuk menyokong). Apa pabrik2 obat itu mau dengan sukarela memberikan vaksin dengan cuma-cuma? I'm very sceptical about this. Orang vaksin malaria aja sampe sekarang researchnya seret, apalagi bilang mo sukarela memberikan vaksin HIV. Trus mereka bakal dapet duit dari mana?

Oke, taruhlah misalnya somehow vaksin HIV itu bakal tersedia bagi penderita di negara2 berkembang. Ngga begitu menyelesaikan masalah karena masih ada penyakit lain yang lebih momok bagi mereka daripada HIV, yaitu malaria.

Bukannya banyak penderita HIV di negara2 maju yang kaya raya? Mereka pasti bisa kasi dana untuk research. Lagian sakit HIV itu belon tentu mati koq. Orang bisa mengidap HIV waktu mudanya tapi tetep hidup dengan sehat (selama terus rajin menjaga imunitas tubuh dengan baik). Pencegahannya juga gampang. Sex education. Jangan ganti2 pasangan, dll. Itu bakal bisa menekan jumlah pengidap HIV.

Coba bandingin dengan Malaria. (duh lagi2 malaria. emosi bener yah? :D)
Susah mencegahnya (di negara2 berkembang). At least di negara2 berkembang, bisa dikasi tau "kamu jangan sering gonta-ganti pasangan. sama satu ce/co aja. itu kalo kamu ga mau kena AIDS."
Nah kalo malaria, pencegahannya aja susah. Mungkin cara paling efektif pake kelambu kalo tidur (supaya ga digigit nyamuk). Lha tapi beli kelambu aja ga kuat. Ga ada yang mau ngasi kelambu (mosquito net) dengan cuma-cuma. Gimana bisa mencegah nyamuk nggigit? Kalo udah kegigit, beberapa hari trus mati. Obatnya mahal, dan ngga selalu berhasil mengobati, terutama pada kasus di mana penderita adalah anak-anak.

Memang masalahnya ngga sesimpel itu buat HIV juga. Pendidikan sex juga ga menjamin bisa menahan napsu :p Dan HIV bisa ditularkan melalui media lain. Tapi prioritas researchnya salah menurutku. HIV terlalu diheboh2kan. Penyokong dananya udah banyak. Mendingan nyumbang dana buat yang lain. Cancer research misalnya.