Post 12 dari 16 dalam Romens of Tri Kingdem
Home → Forum → Books → Romens of Tri Kingdem → Post-13024
#12 | ![]() |
Azalae
8 Desember 2004 jam 3:52pm
 
Taon 194 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 6, Tanggal 3 Cao Cao mulai jengkel ama Lu Bu dan merencankan invasi besar. Tugas selanjutnya bagi Nyo Nyu adalah menuju kota Pu Yang untuk menyabotase tembok dan gerbang kota. Mencari titik lemah sebagai tempat fokus serangan yang akan segera dilancarkan. Tugas ini juga akan meninjau kemampuan officer baru kota Chen Liu. Berhasil dalam tugas ini, selainkan akan menaikkan kepercayaan Cao Cao, juga memungkinkan peningkatan jabatan dan posisi lebih penting -- seperti memimpin salah satu unit pasukan. Pada hari yang sama penduduk kota Chen Liu melihat seorang officer menunggang kuda dengan kilat melaju ke arah timur-laut (hmm northeast itu timur-laut bukan yah?). Dengan wajah riang dan semangat tinggi Nyo Nyu menuju Pu Yang. Tanggal 6 Namun ketika hendak memasuki kota, baru berjalan beberapa langkah saja, terdengar bentakan yang berasal dari gardu penjaga gerbang. Rupanya ada perwira penjaga yang mencurigainya sebagai musuh. Blom sempat Nyo Nyu menjelaskan ato menghindar penjaga tersebut melompat ke kudanya dan mulai menebaskan tombak. Foto ah fotoooo.... Nyo Nyu sebelah kiri, penjaga kota Pu Yang sebelah kanan.
Setelah bertukar beberapa jurus, keduanya menyadari duel ini tidak dapat diselesaikan hanya dengan jurus saja. Mulailah mereka menghimpun tenaga dalam masing2.
Tiba2 si penjaga mengeluarkan tenaga yang sudah dihimpun. Bagaikan hempasan angin topan, gelombang hawa panas menabrak Nyo Nyu dari depan. Begitu masuk ke badan, hawa panas tersebut berubah menjadi aliran dingin yang memperlambat refleks dan membuat kaku otot. Nyo Nyu jadi panas dingin nyuuu.
Makin lama gerakan Nyo Nyu makin lambat. Sadar bahwa ia harus segera menyelesaikan pertarungan ini dan berobat, muncul pikiran untuk melarikan diri. Tapi kembali pulang dengan tangan hampa berarti kehancuran karir yang mungkin tak akan pulih. Perwira penjaga Pu Yang tertawa senang, penjaga lain ikut bersorak sorai. Nyo Nyu segera mengeluarkan segala tenaga yang ada sblom seluruh tubuh tidak dapat bergerak. Segalanya tergantung dari gerakan selanjutnya. Apakah perwira penjaga sudah terlalu percaya diri. Ia berharap musuhnya merasa duel ini sudah dimenangkan dan segera membuat kesalahan. Beberapa jurus bertukar lagi. Tiap kali gerakan Nyo Nyu makin lambat. Meskipun tenaga dalam masih ada tapi kalo ga bisa bergerak nyawa pun akan hilang. Ternyata kesempatan datang. Perwira penjaga gerbang terlalu yakin akan menang. Melihat hari mulai sore, dengan sekuat tenaga ia menebas. Berharap untuk segera memotong kepala Nyo Nyu untuk dibawa ke Lu Bu. Dengan harapan akan diberi hadiah. Perwira tersebut menaikkan tombak ke atas dan menaruh semua tenaga pada tebasan ke bawah. Nyo Nyu melihat hal ini pura2 tidak bisa bergerak lagi. Begitu bilah tombak hanya beberapa centimeter dari kepala, tiba2 ia menghentakkan kaki kiri -- hanya gerakan kecil yang lembut. Kuda tunggangannya langsung bergeser selangkah. Perbedaan tempat tidak banyak tapi cukup untuk membuat tombak melewati Nyo Nyu menembus tempat kosong. Tak menyangka Nyo Nyu menghindar, perwira penjaga langsung menahan serangan. Karena masih tepat pada waktu, ia tidak sampe terjungkir jatuh. Tapi karena terlalu tiba2 ia kehilangan keseimbangan.
Hal ini tidak disia2kan oleh Nyo Nyu. Secepat mungkin ia menusukkan tombak ke depan. Karena tangannya tidak secepat keadaan normal, terpaksa berdiri di sadel kuda untuk menambah jarak dan kecepatan. Bilah tombak menembus pelindung dada. Tenaga dalam melompat dari tangan, melewati tombak, dan meledak di jantung musuh.
Perwira penjaga kota Pu Yang meninggal seketika. Tanpa membuang waktu Nyo Nyu menebas penjaga lainnya, memasuki kota, dan secepatnya mencari tempat bersembunyi. |