Post-26424

Post 335 dari 357 dalam IndoSpcnet Wuxia Round Robin.

HomeForumBooksIndoSpcnet Wuxia Round Robin.Post-26424

#335 avatar
soep 27 Maret 2006 jam 11:58pm  

andrea7974 menulis:
rmz menulis:
Hari itu, ciang nan... tampak lebih indah dari biasanya.
Kolam-kolam terisi penuh dengan air segar yang mengalir dan riak-riak keceriaan muda-mudi yang bercengkrama.

Disudut kedai, tampak duduk seorang lelaki berpakaian ringkas dengan pedang di pinggang sembari menggoyang-goyangkan kipas bertuliskan puisi jaman dinasti tang. Paras lelaki ini sangat tampan dengan alis tebal, hidung tegar, dengan sepasang rahang yang kuat, dan walaupun tampak tenang sorot tajam matanya memancarkan kekuatan seorang pendekar yang telah memenangkan ribuan pertarungan berdarah.

Melihat bajunya yang bersih yang berbahan dasar kain mahal, dapatlah ditebak kalau pendekar ini berasal dari keluarga terpandang, tak heran apabila banyak gadis-gadis yang kebetulan lewat, seperti dibetot oleh kekuatan tak nampak untuk tersenyum pada lelaki ini.

Tak lama kemudian seorang gadis berbaju putih, dengan rambut panjang tergerai dan hiasan rambut terbuat dari rantai emas memasuki kedai tersebut. Wajahnya sama sekali tidak menampilkan ekspresi.

"Pelayan, ambilkan arak terbaik 2 guci besar, dan ambilkan 5 porsi makanan dari babi, ayam, ikan, udang, dan bebek! Cepatlah karena aku sangat lapar!" kata gadis itu sambil meletakkan sebuah bungkusan besar di atas meja.

Pria berpakaian ringkas itu dengan segera memperhatikan gadis itu. Dilihat dari penampilannya, pastilah gadis itu tidak miskin. Dan bungkusan di atas meja itu, mungkin adalah sebuah benda yang sangat berharga. Pria itu, Fanta, tersenyum membayangkan akan mangsanya yang keliatan polos tak berdaya.

"Hiya nona..silahkan makan. Anda seorang wanita tapi selera makannya tak ubahnya seperti seorang pria," kata pelayan yang mengantarkan makanan kepada gadis itu. Gadis itu hanya diam dan tidak berkata apa-apa. Dia bahkan seolah-olah tidak mendengar perkataan pelayan itu.

Fanta yang duduk di sudut kedai itu mulai berpikir, bagaimana caranya untuk mendapatkan bungkusan di depan meja gadis itu. Bagaimanapun dia tidak akan memakai cara kasar untuk mendapatkan barang itu. Lagi pula, Fanta adalah seorang yang berwajah tampan. Bahkan sedari tadi juga banyak wanita mencuri-curi pandang ke arahnya.
Fanta sedang menduga-duga apa isi bungkusan yang dibawa oleh gadis itu ketika tiba-tiba gadis itu membuka bungkusannya dan mengeluarkan sebuah erhu dari kotak itu.

Hati Fanta menjadi kecewa. Ia berharap gadis itu membawa barang berharga. Ternyata yang dibawa hanyalah sebuah erhu (Alat musik gesek China yang bersenar dua) yang terbuat dari kayu hitam dan dengan membrane yang terbuat dari kulit ular yang bewarna merah menyala.

Tak lama kemudian, gadis itu memainkan sebuah lagu yang sangat sedih. Setiap gesekan alat musiknya menimbulkan suara yang menyayat-nyayat hati. Beberapa orang di kedai itu yang tidak memiliki tenaga dalam, atau yang berpikiran galau, dengan cepat terpengaruh oleh suara musik itu. Banyak dari mereka menjadi menangis. Bahkan wanita-wanita di kedai itu menjadi menangis tanpa tertahankan.

Fanta terkejut. Ilmu tenaga dalamnya tidak bisa dibilang rendah, tapi tidak dapat disangkal bahwa sedikit banyak ia juga terpengaruh. Tiba-tiba saja perasaannya menjadi sentimentil. Ia teringat akan orang tuanya, teringat akan kekasih lamanya yang meninggal menceburkan diri di Danau Si Hu. Ia ingin menangis, tapi ia tidak mau menyerah. Ia berusaha untuk menggunakan tenaga dalamnya untuk melawan suara musik itu.

--- to be continued :bow: ----