#32 |
 |
Halo Lagi Hey_Sephia
hey_sephia menulis: sebelumnya minta maaf dulu yah kalo sampe ada kata2 yg salah, maksudku cuma mengutarakan pendapat, kalo pada proses itu menyinggung perasaan orang laen, itu sama sekali tidak disengaja.
(soalnya ini bahasnya ttg agama, which could be very sensitive to some). saya gak merasa kesinggung kok tapi sebelumnya maafin saya juga kalo misalnya nyinggung yah sephia
hey_sephia menulis: Hakeem, aku tebak pasti kamu jawab case 2 nilainya lebih berat daripada case 1 kan? Menurutku, case 1 & case 2 sama beratnya. Tiap orang dilahirkan di dunia dengan naluri. Naluri untuk berbuat baik. Bayi dilahirkan ke dunia dengan polos tanpa dosa. Aku termasuk orang yg percaya bahwa semua orang itu sebetulnya baik, boleh dibilang naif, tapi mending daripada percaya bahwa semua orang itu jahat, kan? Jadi penjahat sekalipun juga bisa tahu merasa 'bersalah' saat /sesudah melakukan kejahatannya. Tidak usah dilihat dari kacamata agama, dari pandangan moral pun yang namanya membunuh adalah salah. Maka dari itu, kasus kriminal sebaiknya tidak disangkut pautkan dengan hukum agama, tapi hukum civil. Alias, kalau orang melakukan kesalahan, menganut agama apapun, ataupun tidak menganut agama sekalipun, harus dihukum dengan adil. Saya memang cenderung memang untuk menggangap case yang ke 2 sedikit lebih berat. maafin yah beda pendapat tapi maksudnya bukan dilihat dari segi hukuman seperti yang sephia maksud diatas, cuman maksudnya dari segi moral yang kita miliki. kan sebelumnya aku sudah bilang kalo misalnya orang yang beragama tetap jahat aku bilang itu keblinger. kalo misalnya harus dihukum pake hukum civil atau hukum agama itu kembali kepada pihak yang bewenang. saya tidak terlalu memusingkan hal tersebut. saya tekankan kembali, maksud saya menganggap case kedua lebih berat itu dari segi moral dan etika. (mungkin karena saya menggangap kalo di hadapan Tuhan Allah pun, manusia sewajarnya mempunyai etika serta moral, seperti wajarnya seorang anak dihadapan bapak dan ibunya atau mungkin lebih. Singkatnya kita sewajarnyalah RESPECT dihadapannya
hey_sephia menulis: aku mengatakan agama sebagai alat itu persis karena argumen yang di alinea 2. (Yesus satu2nya jalan, Muhammad juga). Lalu yang betul yang mana? Yang menganut agama Nasrani pasti menganggap Yesus yang betul, yang Muslim jelas percaya Muhammad yang betul. Di sinilah agama2 itu saling berbenturan. Makanya aku bilang sebagai 'alat', itu adalah buat masing2 pribadi untuk membawa dirinya pada kebaikan dan kebenaran. Kalau dengan menganut agama bisa membuat diri menjadi lebih baik, kenapa nggak? Tapi jangan menggugat 'alat' yang digunakan orang lain untuk membuat diri mereka menjadi lebih baik pula. Soal berbenturan, menurut saya sendiri, kembali ke pribadi masing-masing, kita tidak perlu memusingkan orang lain, jika kita percaya Islam, anggaplah Nabi Muhammad beserta ajarannya sebagai jalanmu demikian pula jika kita percaya Kristen atau Nasrani seperti yang sephia sebut, maka anggaplah Yesus sebagai jalanmu. demikian pula berlaku bagi umat Hindu, Budha serta yang lainnya tetapi haruslah diingat jalanilah agamamu dengan sepenuh hatimu dan sepenuh jiwamu, hormatilah Tuhanmu seperti menghormati ayah dan ibu mu sendiri 
dan harus saya tekankan saya juga tidak pernah merasa menggugat agama yang lainnya, saya merasa setiap orang justru berhak dan mempunyai pilihannya masing-masing untuk memilih agamanya sesuai kehendaknya.
hey_sephia menulis: Soal 50-50 atau 100%, aku juga tidak begitu sependapat. Karena aku orang yang beragama, aku percaya, bahwa memeluk agama atau tidak, Tuhan akan memelihara. Jadi tiap orang, beragama atau tidak, punya chance 50% untuk menjadi jahat atau baik, termasuk yang tidak beragama. Tuhan tetap mengasihi dan membukakan jalan walaupun kita berpaling. Cuma kita saja yang sering tidak menyadarinya. Jadi kalau begitu maksud dari kata-kata-dari Agama adalah satu-satu jalan kebenaran...saya tekankan satu-satunya jalan kebenaran. hanyalah maksud dengan tanda kutip saja, yang bisa kita terjemahan sesuai dengan kondisi serta situasi kita?
Saya selalu percaya kalau Tuhan itu maha pengasih dan penyayang, cuman saya juga merasa kalo manusia itu keblinger serta terus-menerus kurang ajar di hadapanNYA...saya tidak berani bilang seterusnya deh 
Maafkan sekali lagi bila ada kata-kata yang menyinggung. 
Wasalam
|