Post-35567

Post 154 dari 556 dalam Kisah Membunuh Naga (To Liong To/ Boe Kie)

HomeForumKomentar BacaanKisah Membunuh Naga (To Liong To/ Boe Kie)Post-35567

#154 avatar
muskitawati 8 September 2005 jam 1:56pm  

Memang cerita Thio Boe Kie ini merupakan Drama percintaan katimbang cerita silatnya. Percintaan multisegi ini bukanlah cerita yang baru, namun penampilan karakter wanita2 yang saling bersaing untuk mendapatkan cintanya Boe Kie inilah yang jarang ditampilkan dalam cerita2 drama lainnya.

Coe Cie Jiak, anak Jenderal yang mati, kalah dalam kariernya karena sang raja Cina junjungannya dikalahkan raja Goan/ Pangeran yang justeru merupakan ayah dari Tio Beng.
Dalam bersaing cinta multi segi ini, Tio Beng melalaikan tugas ayahandanya demi cintanya kepada Boe Kie. Mata2 kerajaan Goan dibawah Tio Beng bukan digunakan untuk kepentingan kerajaan ayahnya Tio Beng, melainkan untuk me-mata2i Coe Cie Jiak, dan In Lee yang dengan jelas diketahui oleh Tio Beng bahwa kedua wanita ini memang dicintai oleh Boe Kie.

Tio Beng mampu membunuh kedua wanita ini, dan dengan mudah juga dia bisa menyingkirkan saingannya melalui tangan2 orang lain tanpa bukti bahwa dialah yang melakukannya. Tapi, ternyata, Tio Beng tidak pernah melakukan pekerjaan kotor ini. Untuk memancing cinta-nya Boe Kie, dia bukan menyingkirkan wanita2 saingan beratnya ini, justru sebaliknya, dia melindungi wanita2 ini dengan secara gelap. Sungguh jarang wanita cerdas sekaliber Tio Beng, dia tahu, Boe Kie tak bisa diakali, andaikata dia berhasilpun membunuh kedua saingannya ini tanpa bukti, tetap saja dia yakin bahwa Boe Kie secara instinctual akan tahu bahwa dia berada dibelakang terbunuhnya kedua wanita ini. Bukan sekali Tio Beng menyelamatkan kedua wanita ini dari ancaman2 lainnya, dia tak mau kedua saingannya ini mati sehingga dia mendapatkan cinta nya Boe Kie hanya karena tidak ada lagi saingannya, dan Boe Kie se-olah2 dijerumuskan kedalam situasi tak ada pilihan yang lebih baik dari dirinya. Tio Beng merasa harga dirinya terlalu tinggi, dia berusaha memenangkan percintaan ini secara jelas yang bukan paksaan karena saingannya tersingkir karena terbunuh. Tio Beng baru merasa puas kalo Boe Kie jatuh cinta kepada dirinya dengan disaksikan oleh kedua saingannya itu. Demikianlah karakter sombong dari Tio Beng sehubung dengan kekuasaan orang tuanya. Sangat salah kalo menganggap Tio Beng batal merusak muka Coe Cie Jiak hanya karena ancaman Yo Siauw, juga salah kalo menganggap Tio Beng takut membunuh Coe Cie Jiak. Apabila Tio Beng membunuh atau mecederai Coe Cie Jiak, maka kesempatan untuk mendapatkan cinta Boe Kie pasti hilang, sedangkan Yo Siauw sendiri sudah mengaku sendiri kepada Boe Kie bahwa ancamannya itu memang tidak mungkin bisa dilaksanakan, karena mana mungkin bisa mendekati Tio Beng yang punya pengawalan yang luar biasa ini ??? Andaikata Tio Beng tidak dikawal sekalipun, tidak ada yang bisa tahu dia berada dimana. Selama ini kita bisa menyaksikan, tidak pernah Boe Kie berhasil menemui Tio Beng atas prakarsanya sendiri, yang terjadi justru selalu Tio Beng lah yang menemui Boe Kie. Tio Beng selalu tahu dimana Boe Kie berada, setiap saat dia sanggup menemukan Boe Kie. Sebaliknya, sekali Tio Beng menghindar, tak pernah Boe Kie bisa menemukannya. Kalo pun se-olah2 Boe Kie berhasil mencari dan menemukan Tio Beng, ternyata belakangan diketahui bahwa dia dipancing oleh Tio Beng untuk mencari dan mengejar dirinya.

Berbeda dengan Coe Cie Jiak, dia tahu Boe Kie jatuh cinta kepada dirinya, namun nasib membawa dia menjadi Ciangbunjin GoBie pay. Rahasia To Liong To dan Ie Thian Kiam sudah dimilikinya. Ambisinya berubah, dia akhirnya berhasil lebih baik dalam melaksanakan cita2 Biat coat Suthay yang gagal. Akal bulus Coe Cie Jiak yang menyingkirkan saingan2nya dengan memanfaatkan cintanya Boe Kie hampir berhasil, bahkan sebenarnya sudah berhasil kalo saja tidak ada Tio Beng. Coe Cie Jiak juga merupakan contoh figur wanita ambisi yang sangat luar biasa, dia cerdas, berani, jago, teliti, dan sangat hati2. Tidak satupun langkah2 rahasianya bisa dipecahkan siapapun kecuali Tio Beng.

In Lee memang merupakan wanita yang mencintai hidup mati kepada Boe Kie, namun dia juga termasuk yang paling bodoh dari semua saingan2 percintaan ini, dan untuk inilah dia rela untuk melepaskan mimpinya untuk mendapatkan laki2 idaman banyak wanita ini.

KESIMPULANNYA: Tidak bisa kita tuding Coe Cie Jiak itu jahat, dia berbuat licik se-mata2 karena itulah modal yang ada pada dirinya dan dia tidak punya pilihan yang lebih baik untuk menang. Berbeda dengan Tio Beng, dia punya segalanya untuk bersaing, dia menang segalanya dalam bersaing, dan akhirnya dia berhasil memenangkan cinta Boe Kie dengan mengorbankan kerajaan ayahnya sendiri .............. tentu harga yang sangat mahal tiada taranya untuk seorang laki2 yang bernama Thio Boe Kie. Entah apakah sepadan nilai laki2 seperti Boe Kie untuk harga yang dibayar oleh Tio Beng. Mungkin juga Tio Beng memang sudah menilai bahwa cita2 sang ayah tak mungkin tercapai, tentu untuk hal ini hanya ayahnya saja yang paling tepat untuk menilainya, karena sesungguhnya Tio Beng sudah kalah oleh cintanya sendiri.

Namun demikianlah, cinta selalu butuh pengorbanan, entah kita yang jadi korbannya, atau orang lain yang kita berhasil mengorbankannya. Namun kita sama2 harus ingat, TIDAK ADA CINTA YANG GRATIS, DAN CERITA THIO BOE KIE INI ADALAH CONTOH YANG SANGAT BAIK. Anda hanya mendapatkan sesuatu sesuai dengan harga yang anda bayar.

Muskitawati.