Post-38665

Post 11 dari 35 dalam Jalan Pedang

HomeForumKomentar BacaanJalan PedangPost-38665

#11 avatar
danivn 27 Maret 2007 jam 7:15pm  

Ehm, terima kasih masukkanya. Fary-heng betul, saya yang biasa kasih komen di milis cersil. Kritik sana, kritik sini. Di sini gantian, saya yang dikritik dan terima dikeritik.

Itu Pedang Naga Bumi Seno Gumira belum saya baca. Kalau Ipan-Heng bersedia, bisa kasih tau akses di mana? Ada setting yang hampir sama ya? Batu karang dan orang yang berebut nama. Apa begitu selalu jalan seorang "muda" yang baru masuk sungai telaga? Ada juga sama lainnya, walau tanpa sengaja: cara bercerita dan penggunaan kata "aku" pada tokohnya. Waaa, kok bisa gitu ya?

Babnya -- ditanya sama Fary-Heng -- kenapa sedikit. Jawabnya, ngerjainnya satu malam sebelumnya. Paginya langsung posting. Segitu dapetnya, segitu juga postingnya.

Masuk bab ketiga, karena belum ditulis dan baru mau nulis, lagi dipertimbangkan nih: apakah alur cerita akan segera berganti pada tokoh yang baru datang itu, yang ditantang si Pedang Karat itu?

Maka,rencananya, alur cerita akan berganti dari "aku" menjadi "saya". Bergeser, dari sudut pandang si Pedang Karat jadi sudut pandang orang yang tertantang. Maunya begitu, jadinya seperti apa belum tau. Tergantung inspirasi malam nanti. Tapi segini saja sudah ada yang hampir Jipmo. Kalo dari "aku" tiba-tiba menjadi "saya" Jipmo beneran gak ya?

Ngomong milis Tjersil, terus terang ini gara-gara tantangannya Elceem Tjongkoan dan thread di sana yang mengupas gaya penulisan. Maka, jadi pengen bereksperimen dengan pendekatan yang lain. Cara pandang yang lain. Cara penulisan yang lain.

Entah gagal, entah berhasil. Makanya masukan dari para enghiong di sini, dukungan maupun cacian, pasti saya terima. Lha, sudah berani muncul di sini. Di dunia kang-ouw ini, menempuh Jalan Pedang ini, ya harus siap berdarah-darah lah!

Sodjah