Post 11 dari 105 dalam Meteor, Kupu-Kupu, Pedang
Home → Forum → Komentar Bacaan → Meteor, Kupu-Kupu, Pedang → Post-48074
#11 | ![]() |
danivn
8 Oktober 2008 jam 8:44pm
 
Dear Yudha-heng, sy jawabnya gak langsung ke Li Sun Hoan ya... Mungkin Anshari-heng atau lainnya punya jawab langsung ke Li Sun Hian... tapi sekurangnya ini jawaban dari sudut pandang saya. Boleh kan? Sebelumnya mungkin perlu dipahami bahwa kita bisa menggolongkan segala sesuatu di dunia ini asalkan jelas kriteria penggolongannya. Misalnya, “manusia†bisa dibedakan berdasarkan krtiteria usia menjadi anak2, dewasa, dan orangtua. Objek yang sama, “manusiaâ€, berdasarkan jenis kelamin bisa dibedakan atas lelaki dan perempuan (ada juga sih banci yang lelaki nggak, perempuan juga bukan). “Manusia†berdasarkan berat badan bisa kita bagi lagi menjadi kurus, gemuk, atau sedang, dst. Maka, dengan logika sama, saya ingin menggolongkan cersil dengan kriteria penggambaran ilmu silat (lwekang, ilmu meringkankan tubuh, dst). Karenanya, kalau ada yang menggolongkan cersil dengan kriteria lain, ya silahkan saja. Tapi dalam bahasan ini, saya menggolongkan cersil berdasarkan penggambaran ilmu silatnya itu tadi. Dalam menggambarkan ilmu silat, maka ada cersil yang seperti dongeng: manusia bertempur di pucuk-pucuk bambu, belajar ilmu silat dari seekor rajawali raksasa, ada rajawali yang bisa ditunggangi segala (wuaah gede bener!), atau ratusan ular yang bisa diperintah oleh manusia (seperti Nagin ya). Pokoknya, kita tahu itu mustahil dalam kehidupan nyata. Untuk penggambarannya di film pun perlu trik khusus. Tapi ada juga cersil yang menggambarkan “ilmu silat†secara lebih natural, kepandaian bisa didapatkan setiap manusia asalkan berlatih dengan baik, seperti keahlian Bruce Lee yang mampu melompat lebih tinggi dari rata-rata orang, memukul dengan cepat, tepat, akurat. Tapi ya tidak seperti dongeng. Melempar pisau pun wajar saja, asal dilatih dengan baik pasti bisa, begitu juga dengan pedang, golok, parang, dll. Dalam titik ekstreem, Sin Tiau Hiap Lu misalnya masuk kategori pertama. Sementara Meteor Butterfly Sword (BMS) masuk kriteria kedua. Kalau dalam film tidak perlu trik khusus seperti film-filmnya Jacky Chan (atau Bruce Lee itu tadi). Ya itulah, maka “ilmu silatâ€-nya disebut kungfu, setara dengan karate, yudo, dsj. Lebih suka yang mana? Tentu tergantung selera. Tidak ada yang bisa memaksa harus suka duren atau tidak suka duren, kan? Lha wong selera kok! Bicara superhero, misalnya, saya tidak suka superman, X-man (manusia srigala), atau Fantastic-4 (manusia api), juga Batman versi lama (karena terlalu khayali). Saya lebih suka Batman dua versi terakhir, lebih human. Batman tetap manusia, kesaktiannya hanya karena terbantu alat-alat canggih. Selebihnya, ya dia manusia. Maka begitulah, dalam karya Khulung, ilmu silat tokohnya jarang ada yang se-super seperti Chin Yung dalam pengertian lweekang dan ilmu meringankan tubuhnya seperti dewa bertempur di pucuk-pucuk pohon liang-liu. (Walau, tetap aja, ada juga buku Khulung yang tokohnya seperti itu, dan ini yang biasanya oleh para penggemar cersil disebut sebagai “cersil pakem lama†ala Chin Yung dan Liang-I-Shen. Atau, kalau di Indonesia: Kho Ping Ho). Dalam menerjemahkan MBS pun saya menggunakan kata kungfu. Artinya, dia setara dengan karate, capoira, yudo, aikido, dll, dimana Yudha-heng saya jamin bisa melatihnya. Tidak seperti ilmu silat yang dimiliki Yoko, dimana Yudha-heng mustahil mencapainya. Anehnya, film Khulung yang penggambaran di bukunya lebih banyak adalah “kungfuâ€, di film menjadi “ilmu silat†dimana untuk membuat adegannnya pasti perlu tali temali supaya bintang filmnya bisa berterbangan guna memuaskan daya hayal dan visual penontonnya. Bintang film yang suka trik ini contohnya: Ti Lung. Penggemar Ti Lung beda dengan penggemar Fu Shen misalnya. Karena film2 Fu Shen ya mengandalkan “kungfu†semata, seperti juga film2 Jakcy Chan. Suka yg mana? Ya namanya juga selera! Dan ini jawaban versi saya lho. Yang lain mau kasih jawaban versi berbeda ya monggo. Kepala sama berbulu, pendapat berbeda-beda toh? Sodjah! (Nb: Li Si Pisau Terbang, dengan kriteria penggolongan "thema yang dikandungnya" saya kelompokkan dalam cersil yang psychological-warfare dan, untuk ini, perlu satu ulasan panjang tersendiri lagi) |