Post 54 dari 357 dalam IndoSpcnet Wuxia Round Robin.
Home → Forum → Books → IndoSpcnet Wuxia Round Robin. → Post-5909
#54 | ![]() |
rmz
27 April 2004 jam 6:20pm
 
----- sementara itu ---- Matahari telah naik separuhnya, dari jauh sosok yang tegeletak diatas bangku panjang itu tampak belum menunjukan gerakan. satu2nya yang memastikan bahwa orang itu hidup adalah jari-jarinya yang seperti menunjukan sikap seseorang yang tengah terkejut. yah, jari-jari itu terus berkerut2 dengan ecpat seakan kait dari kepiting yang sering dijumpai dipinggir laut. belasan guci arak yang telah kosong berkaparan di tanah merah, lapat-lapat terdengar erangan 'feifei... feifei... , pergi... pergi ... feifei pergi... awas feifei.. ada pembunuh' ... racauan2 dari mulutnya tak pernah berhenti ditingkahi oleh gerak jarinya yang kadang mencengkram dan kembali lemas seperti daun kering yang diremuk badai. sebelah tangan itu tiba-tiba bergerak.. coba menggapai guci terakhir yang masih berdiri.. ketika cairan dari guci tumpah... sosok itu terbangun, 'darah... ' desisnya, "siapa yang begitu ingin mati mengganti isi guci ini dengan darah... " wajah yang belepotan darah itu tampak nanar, dengan langkah gontai dia berjalan kearah sungai kecil bawah lereng. ketika melihat bayangan dirinya disungai "akhhh... " dia tersentak dua tindak kebelakang. yah siapa yang tidak ngeri melihat tampang itu, wajah itu diselimuti oleh darah sampai ke baju dibagian dada. setelah berendam sampai kulit2 tubuhnya terasa terbakar laki-laki itu baru naik kepermukaan..... namun niat itu diurungkanya, kepalanya kembali ditenggelamkanya kedalam air sedang badanya tetap didaratan. samar2 terbayang olehnya kejadian kemarin malam. 'sephia... yah aku semalam bersama sicantik sephia, kemudian.... ' laki2 itu mulai terbayang saat2 mereka mulai bersama... sampai malam kejadian di kediam mentri huang... hmmm.... 'hati wanita memang paling kejam' umpatnya,... 'dia sengaja memaksaku menanggung semua dosa kepada istana atas pembunuhan kepada mentri huang, sedangkan dia sendiri tampak tak terlibat apapun...' terfikir olehnya untuk membela diri .. tapi, 'ah ... sudahlah ... toh tanpa dia, aku juga tetap akan menghabisi si bangsat huang itu'... katanya. laki-laki itu, memang pendekar tampan kita, yah.. fanta . tanpa tujuan seperti angin yang berhembus dia menyusuri pesisir sungai huangho yang tampaknya pada hari itu sangat tenang. 'hm.... sayang aku belum sempat menikmati secara penuh tubuh bagus perempuan itu....' fanta bergumam sendiri sembari membayangkan sosok berpakaian merah muda. namun tak lama tiba2 khayalanya dikacaukan oleh kekuatan yang lebih dahsyat .... 'feifei.. akh'.... refleks dia memegangi kepalanya seperti orang yang sedang kesakitan. disebuah padang rumput.. dengan ketajaman matanya yang telah terlatih, dia melihat seekor tikus tampak diintai oleh seekor ular sawah, ular itu tak pernah terkesiap ataupun bergerak. dia tetap terpaku pada gerakan si tikus yang tak tahu bahwa ancaman terbesar, tiba2 telah merenggut kepalanya.... 'crashh.' .. cicitan suara tikus ituh terhenti.... seperti penonton sirkus fanta terus melihat ke arah ular ituh...dengan gerakan matanya yang lincah, fanta... mengikuti kearah mana ular itu pergi. dari jauh... dilihatnya bayangan hitam... 'elang... desisnya..... ' 'itu elang jambul emas .. yang kekuatanya melebihi elang biasa' elang itu berputar.... diatas fanta... kemudian... mengepak2an sayapnya..... dari ujung matanya fanta sempat melihat keterkejutan ular sawah... ular itu memasang sikap siaga, badanya bergelung.... dan kepalanya diangkat. "Srekkk...... ilalang setinggi paha itu ... tersibak oleh cakar sang elang, ... namun kegesitan sang ular patut dipuji, sebelum cakar itu mengenai tubuhnya... badan ituh telah berkelebat ke arah lain... yah perburuan ke-2 dimulai, hanya saja kini yang jadi mangsa adalah sipemangsa barusan.... detik2 terakhir saat kepala sang ular dicengkram oleh cakar elang merupakan, saat2 terpenting dalam hidup fanta. seakan pohon bodhi tumbuh dibelakangnya, fanta mulai mengerti makna hidupnya yang tersisa... 'hidup memang saling memangsa... dimangsa atau menjadi pemangsa' ... pencerahan itu terus berlanjut dengan pengalamanya sebelum berkenalan dengan feifei... tambah menjadi2 ketika teringat wejangan gurunya -racun dari miau- tentang kekuasaan adalah segalanya... 'andaikan pada waktu itu aku lebih kuat... tentulah feifei tak akan mati... aku tak akan menjadi manusia paling tak berguna seperti ini' .... fikirnya. teringat dia dengan cerita kaisar2 dari dinasti terdahulu.... selalu yang kuat akan mengalahkan yang lemah, dinasti yang lemah akan dimakan dinasti baru yang kuat.... seperti seorang ayah yang mendapat anak pertama, tawanya membahana... menggetarkan hati yang mendengar... ranting dan daun pun menjadi sedih melihat -pencerahan- yang dialami oleh anak manusia ini, tampaknya dunia akan mendapatkan bencana dengan hadirnya 'iblis baru' ... -- Siang itu angin bertiup mesra menimpali tingkah sekawanan burung yang terbang kesana kemari. Terdengar alunan seruling nan merdu mendayu-dayu, irama yang dikeluarkan menyiratkan kepedihan si peniup, suasana pun mendadak sunyi dari kicau burung yang sedari tadi bercengkerama diatas pepohonan. Sejurus kemudian sekelebat bayangan melesat cepat ke arah suara seruling itu berasal dan berhenti tak lebih dari lima kaki di depan si peniup seruling. "Saudara, sungguh sayang serulingmu yang bagus hanya mengeluarkan suara sendu yang menyayat hati," Fanta membuka keheningan sambil menyeringai. "Aku paling tidak suka apabila ada keparat tak tahu diri mengganggu permainan serulingku !!!" tukas si peniup seruling dengan nada suara menggetarkan jiwa. "Hei jangan salah sangka pendekar, aku hanya memberi komentar," balas Fanta sambil buru-buru merapatkan kipasnya. fanta diam sejenak.. seakan meredakan ketegangan, padahal matanya terus mengamati sosok didepanya... wajah dan potongan tubuh itu seperti dikenalnya. yang membedakan, hanyalan cara berpakaian. kalau dulu orang yang dijumpainya selalu menggunakan riasan lenkap seperti nona keluarga kaya dengan gaun merah mudanya, kini sosok didepanya adalah seorang laki-laki dengan pakaian ringkas dan suling biru ditangan. "Dilihat dari seruling yang Anda pakai tak salah lagi aku sudah bersikap kurang ajar dengan - bluenectar - Pendekar Suling Biru. Maafkan ketidaksopananku ini. Aku Jai Hoa Cat." Fanta memperkenalkan diri. "Hmm enyahlah aku sedang tidak ingin diganggu apalagi oleh laki-laki." balas Suling Biru dengan dingin... ketika tatapan mereka beradu, fanta sempat tersentak.... 'ada yang tak beres dengan laki-laki ini' gumamnya... 'matanya seperti sumur yang berisikan hantu2 kesepian. dan aku yakin, perasaanku tak pernah salah, dia pasti ada hubungan dengan si cantik dari gobi'... 'aku harus mendapatkan informasi darinya' ... senyum licik terukir samar diwajah fanta... 'tuan pendekar.... aku yang bodoh hanyalah seorang pengelana yang tak mengerti seni.. namun kalau pendekar tak berkeberatan... boanpwe ingin memperdengarkan kebodohan' ... fanta membalik kipasnya dan mendekatkan gagang kipas ke bibir.. sembari menghimpun tenaga dalam dari bawah pusarnya... fanta mulai mengerahkan andalanya 'alunan semu, perampok jiwa' .... 'sol...... sol la.. sol mi..... ' 'ibu... kita kartiniiii.....' suara seruling itu tampak begitu riang. pendekar berbaju biru tampak terkejut, pemadangan didepanya berubah drastis... pohon2 berbunga... sungai bertahtakan teratai... dan pelangi silang menyilang dengan indahnya. angin yang dirasaknya juga terasa harum dan manis.. kesejukan seperti itu hampir2 membuatnya merasa dinirwana, dan melupakan segala kesedihanya. ketika dia menoleh, pria yang sedang meniup seruling ituh tampak sangat simpatik dan bersahabat... seakan disedot oleh kekuatan dahsyat dia... bluenectar tampak seperti kerbau, dan menuruti setiap perintah fanta, namun sebelum semuanya terjadi. kenangan akan satu2nya adik yang dimilikinya, membuahkan kekuatan cinta luar biasa yang menerobos daya pengaruh 'alunan semu perampok jiwa' fanta. 'haaaaaaaaaaaaa....... ' suara bluenectar membahana. ranting dan daun berguguran... "hm..... banyak pendekar yang lebih sakti darimu, tapi tak mampu menghindari daya hipnotis ilmuku' fanta berbicara sambil tersenyum sinis. Pertarungan seru antar kedua pendekar ini berlangsung seru, fanta dengan "langkah pengejar angin" mengurung gerakan bluenectar. bluenectar sendiri dengan mengandalkan suling birunya berusaha mengimbangi fanta. Namun perbedaan kekuatan diantara keduanya pada hitungan jurus ke 212 mulai terlihat. keringat membanjiri dahi bluenectar, "ahhhhh... kiranya nama Jai Hoa Cat, bukan bualan. tampaknya dalam 10 jurus lagi aku sudah tak mampu menahanya." namun dugaan bluenectar ternyata salah, baru selesai dia mendesah didalam hati .. bahu sebelah kananya kena sampok oleh kipas sutera milik pendekar tampan kita. "plakkk....." bluenectar terhuyung kebelakang... darah membahasi bibirnya, melihat keadaanya, dapat dipastikan pendekar suling biru, mengalami luka dalam yang cukup berat. Dengan senyum tipis.. fanta berkata 'kau .. yang masih hijau di dunia kang ouw.. berani2nya mengukur dalamnya laut selatan. Hari ini, aku Jai Hoa Cat mengampuni nyawamu, sebagai pembalasan hutang budiku pada seseorang yang memiliki kemiripan denganmu.. nah pergilah... ' rahang bluenectar mengembung... dengan marah dia bangkit berdiri 'aku sudah kalah ditanganmu.. mau bunuh silahkan bunuh ! .. tak usah berpura2 baik didepanku dengan mengarang2 cerita, aku tak mau berhutang dengan seorang Jai Hoa Cat kepada' ... fanta dengarkan suara tawa.... kemudian secepat kilat dia melompat pergi meninggalkan bluenectar yang beridiri sempoyongan.. |