Post 407 dari 610 dalam Pedang Angin Berbisik (TAMAT)
Home → Forum → Komentar Bacaan → Pedang Angin Berbisik (TAMAT) → Post-66925
#407 | ![]() |
Han1977
8 Agustus 2012 jam 8:24am
 
Koreksi sedikit, Ding Tao sudah belajar berbagai macam ilmu dari kitab-kitab koleksi keluarga Murong. Tapi dengan waktu yang terbatas (hanya bbrp bulan) tidak mungkin dia menguasai ilmu2 itu. Yang dia lakukan hanya sebatas memahami teorinya saja, itupun sudah terbantu dengan upgrade sistem syaraf dan otak, saat minum obat dewa pengetahuan milik Murong Yun Hua (bab awal). Demikian pula dalam hal kekuatan hawa murni, tidak ada kemajuan besar apa-apa dalam hal ini. Jadi tidak ada lonjakan istimewa di sini, yang ada mungkin hanyalah menutupi kekurangan Ding Tao dalam hal pengalaman. Kalaupun dia sempat melatih satu ilmu dari kumpulan kitab2 itu, maka itu tidak lebih dari melatih dan menyempurnakan 1 ilmu saja (sempat disinggung di bab sebelumnya). Bandingkan dengan Bai Shixian yang sudah mengasah tinju petirnya selama puluhan tahun. Bagaimana dengan kecerdikan Ding Tao seperti saat melawan Xun Siaoma atau Pan Jun? Pertama Ding Tao tidak mencabut pedangnya (kesalahan?), sehingga dia tidak bisa mengembangkan ilmu pedang, padahal ilmu yang paling dia andalkan dan paling dia kuasai adalah ilmu pedang. Kedua, Bai Shixian bermain cepat dan keras, sehingga Ding Tao tidak sempat untuk mengamati dan mempelajari jurus pamungkas Bai Shixian. Bisa dikatakan, Bai Shixian sudah mengambil keputusan yang sangat tepat dengan menggunakan permainan yang keras untuk mengatasi kecerdikan Ding Tao. Hmmm.... macam pertandingan sepak bola, ada tim yang bermain cantik dan menonjolkan tehnik, tapi akhirnya kalah oleh tim yang lebih fokus pada permainan fisik. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Ttg luka yang diderita Ding Tao juga akan disinggung dalam bab berikutnya. Akan ada pembicaraan kecil di mana Ma Songquan, menyesalkan Bai Shixian yang bertarung dengan sepenuh tenaga. Sementara kondisi badan dalam model turnamen seperti ini tentu saja sangat penting, karena pertarungan akan berjalan susul menyusul. Jadi yg penting bukan hanya menang, tapi menang dengan mengalami cedera sesedikit mungkin. Bagaimana Ding Tao bisa jadi Wulin Mengzhu? Ya... kita tunggu saja sampai saatnya diceritakan |