Post-69170

Post 221 dari 573 dalam BAJUG ANGGAKARA

HomeForumKomentar BacaanBAJUG ANGGAKARAPost-69170

#221 avatar
onomarp 25 April 2013 jam 9:57pm  

Dear Sumpeno

Memang disebut-sebut bahwa pada masa pemerintahan Dyah Tulodhong, ada orang bergelar Mpu Sindhok menjabat sebagai Rakai Mahamantri Halu (ditafsirkan kurang lebih setingkat patih atau menteri di jaman sekarang) dan orang dengan gelar yang sama kemudian menjabat Rakai Mahamantri Hino (putera mahkota atau wakil presiden sekarang) di masa pemerintahan Dyah Wawa. Mohon dicatat bahwa saya mengatakan Mpu Sindhok merupakan gelar, bukan nama. Gelar dan nama memiliki perbedaan, di mana gelar biasanya langsung mengacu atau bersumber pada garis keturunan... jelas Mpu Sindhok (siapa pun namanya terdahulu) adalah seorang bangsawan kelas tinggi di Bhumi Mataram, dan sangat mungkin ia memiliki garis keturunan penguasa Bhumi Mataram.

Apakah ada identifikasi antara Mandrakanta dengan orang yang bergelar Mpu Sindhok? Kira-kira begitu tersirat maksud dari Mas Sumpeno.... Jika memang Mandrakanta tidak lain dari Mpu Sindhok, bagaimana logikanya? Sebab, sama sekali Mandrakanta tidak berada di pemerintahan saat Dyah Tulodhong berkuasa. Jadi, kemungkinan Mandrakanta sebagai identik dengan Mpu Sindhok sulit dipertanggungjawabkan. Atau, jika nekat menyamakan Mandrakanta dengan Mpu Sindhok, hanya akan mendatangkan suatu kerancuan, karena ketidakpahaman atas sejarah dari siapa pun yang berani mengemukan pengidentikan Mandrakanta dengan Mpu Sindhok.

Saya menerima risiko itu dan bersedia dianggap tidak memahami sejarah karena mencoba memotret tokoh Mpu Sindhok lewat figur Mandrakanta dengan cara melemparkan alur imajinatif perjalanan seorang Mandrakanta yang kemudian mengemuka sebagai orang bergelar Mpu Sindhok... dan yang kemudian menjabat Rakai Mahamantri Halu di masa pemerintahan Dyah Tulodhong serta Rakai Mahamantri Hino di masa pemerintahan Dyah Wawa... Nah, perjalanan itu terangkai dalam Bajug Anggakara. Perjalanan seorang Mandrakanta bersalin menjadi Mpu Sindhok....