Post-7004

Post 206 dari 357 dalam IndoSpcnet Wuxia Round Robin.

HomeForumBooksIndoSpcnet Wuxia Round Robin.Post-7004

#206 avatar
rmz 24 Mei 2004 jam 5:48am  

”Plak-plak-plak..” Belum lagi Rabadi melakukan serangan.. fanta yang tahu gelagat langsung melompat dari kuda dan memulai dengan tiga serangan beruntun dengan pukulan tangan kosong. Akan tetapi tiga pukulan fanta ini ditangkis oleh gerakan ringan dari sebelah lengan Rabadi. Jonjon dan rombongan pasukan mongol kontan berhenti... dan menyaksikan pertarungan. demikian pula halnya dengan barisan tasung...

”Suheng.. harap segera membawa pergi jendral murmur dan pasukan kita... urusan pribadiku disini biarlah aku selesaikan sendiri... ' fanta berbicara sembari memukul mundur gerakan menusuk dua tombak lincah RABADI yang menyerang secara bersilangan. Menurut kehendak hatina, ingin sekali ia mengamuk dan membunuhi semua orang tasung yang menonton dengan tatapan mata berisikan sumpah serapah.

Fanta segera mengeahkan kekuatan tertinggi dari gubahan LANGKAH PENGEJAR ANGIN miliknya.. gerakanya menjadi kacau tak beraturan dan sosoknya telah berganti dengan bayangan putih yang seolah terbang kesana kemari. Kipasnya yang terbuka penuh menyebarkan bau harum .. yang sesungguhnya merupakan racun ganas yang sama berbahayanya dengan racun yang terkandung di paser (senjata rahasia) miliknya.

”Terkutuk! Ilmu iblis..!” teriak RABADI dan tombaknya segera berputar2... berusaha melempar balik gerakan hawa racun yang menyerbunya. Ujung tongkat yang terbuat dari GADING dan berukir NAGA miliknya bergerak menotok kedua Siku lengan fanta. Satu gerakan menipu yang luar biasa cerdinya. Ketika fanta tengah terpusat perhatianya akan bahaya dari BAJA PUTIH yang tajam bukan main pada 2 ujung tombak tersebut. Rabadi malah melakukan serangan kilat dengan menggunakan ujung tumpul pada tombak ditangan sebelah kirinya.

Untuk saja, fanta segera mengubah geraknya ke jurus2 kembangan dari "DEWA BIJAK MEMAPAS MAKNA" sejenak tubuhnya bergoyang dan menjadi bayang2. sehingga dia dapat lolos dari serangan berbahaya tersebut. Namun belum lagi dia sempat benafas.. satu serangan susulan... dari tombak RABADI datang dengan deras dari sebelah kanan atas.. Mau tak mau, fanta teraksa memapaki serangan itu dengan kipasnya. Pertemuan tombak dengan kipas baja yang mengeluarkan bunyi nyaring itu membuktikan bahwa dalam hal tenaga dalam, mereka tampaknya berimbang.

Namun kenyataanya... dari rasa kesemutan yagn hampir saja membuat lepas kipas bajanya, dapat dipastikan bahwa setidaknya, kemampuan tenaga dalam fanta lebih rendah setingkat dibanding Rabadi.

Rabadi seakan tak mau memberi tempo, pada saat itu juga kakinya sudah menyerang secara bersilangan seakan hendak menggunting putus kepala fanta dengan menjadikan kedua tombaknya sebagai tumpuan. Fanta terpaksa... berjumpalitan kesana kemari, keringat dingin mulai membasahi tengkuknya. 'ah... tampaknya aku kali ini benar2 akan habis' ... ”Cringgg...! Tranggggg...!”

Tombak Rabadi yang meyerang tiba2 dari arah bawah. hampir saja membobol perut fanta.. kalau tidak dipapas terlebih dahulu oleh kipas bajanya. Satu tombak yang meleset segera menghantam sebuah batu sebesar kepala manusia disampign fanta yang langsung hancur !

Karena kedudukan tubuhnya sedang berjungkir-balik sambil menangkis, maka datangnya serangan kedua dari tombak lainya milik RABADI tak mampu lagi dielakan oleh fanta. Ujung tombak itu ... menggores dadanya sampei ke pundak... Gerakan cepatnya ... walaupun berhasil menyelamatkan jantungnya. Tetap tak mampu menyelamatkan kulit dan sedikit kulitnya dari BAJA PUTIH yang bergerak cepat itu.

Genangan warna merah langsugn melukiskan rasa sakit pada bajunya yang putih bersih.. Hebatnya gerakan tombak rabadi ternyata sangat lincah seperti seekor ULAR COBRA. Pantas kiranya kalau jendral ini menjadi komandan paling disegani di TASUNG. ternyata .. sehabis menusuk.. tombak ini langsung dapat melenting dengan luwesnya .. dan melakukan gerakan keras memukul kearah BAHU.

"Plak..' pukulah telak itu tepat mengenai bahu fanta... dan membuatnya roboh terguling dengan bantingan cukup keras. Segera .. dua tombak rabadi datang seakan hendak membor habis kedua matanya. fanta segera menggelindingkan tubuhnya yang berada di atas tanah... Namun tak urung tetap saja bahunya yang robek berikut kulit dan daging yang terkelupas semakin deras mengucurkan darah.