Post-71345

Post 18 dari 69 dalam HINA KELANA (笑傲江湖/XIAO AO JIANG HU/SIAUW GO KANG OUW) EDISI REVISI KETIGA (2006)

HomeForumKomentar BacaanHINA KELANA (笑傲江湖/XIAO AO JIANG HU/SIAUW GO KANG OUW) EDISI REVISI KETIGA (2006)Post-71345

#18 avatar
gpp1971 10 Februari 2014 jam 9:06am  

Renjana: menurut Jin Yong, cersil harus membedakan secara tegas siapa yang baik dan buruk, protagonisnya, walaupun bisa mempunyai kelemahan yang manusiawi, secara keseluruhan harus seorang ksatria yang dapat diteladani, sedangkan Wei Xiaobao sama sekali bukan seorang ksatria (dan tidak boleh diteladani!). :) Jadi walaupun dalam Kaki 3 Menjangan ada elemen2 cersil, novel ini tidak bisa digolongkan sebagai murni cersil. Banyak kritikus yang juga menganggap Kaki 3 Menjangan bukan cersil melainkan novel satire.

Kutipan wawancara dengan Jin Yong:

Jin Yong: Mereka berpendapat bahwa Kaki Tiga Menjangan adalah sebuah satire, sama sekali bukan untuk dipelajari orang, Wei Xiaobao juga bukan seorang protagonis yang positif, lagipula dalam novel ini juga tidak ada tema tertentu yang diutamakan, saya selalu berpendapat bahwa dalam menulis novel seharusnya tidak ada tema tertentu yang diutamakan, melainkan harus menunjukkan karakter manusia, menunjukkan perasaan manusia, oleh karena itu orang semacam Wei Xiaobao ini dapat eksis di zaman Qing, dapat eksis di zaman Republik China (Min Guo), sekarang ini di daratan China juga ada, di Taiwan dan Hongkong ada, dan di tengah masyarakat China di seluruh dunia juga terdapat orang semacam Wei Xiaobao ini. Jadi ketika saya menulis tentang Wei Xiaobao ini, saya menulis tentang karakternya sebagai individual, menulis tentang kesombongannya, menulis tentang usahanya untuk tetap bertahan hidup, sepertinya orang semacam ini selalu muncul di tengah-tengah orang Tionghoa seratus atau seribu tahun lagi, ini adalah suatu fenomena yang bersifat khusus. Ketika menulis tentang Wei Xiaobao saya mengingat tokoh Ah Q yang ditulis oleh Tuan Lu Xun, ia menciptakan Ah Q terutama untuk menulis tentang caranya meraih kesuksesan dengan penuh vitalitas. Saya berpendapat bahwa meraih kesuksesan dengan penuh vitalitas adalah sikap yang paling penting dalam watak bangsa Tionghoa untuk mempertahankan hidupnya; selama orang tidak memukul aku sampai mati, segala sesuatu juga akan kulakukan, apalagi untuk mendapatkan keuntungan, semua cara bisa digunakan. Oleh karena itu saya ingin menulis tentang orang semacam ini, Wei Xiabao adalah orang macam ini, namun selalu sukses dimanapun ia berada. Wei Xiabao adalah macam orang yang terdapat dalam masyarakat China, namun bukan berarti orang harus meniru dia.

Terima kasih atas apresiasinya terhadap hasil jerih payah saya selama 14 bulan. :)