Home → Forum → Occidental Films → When entertainment no longer entertaining
#1 | ![]() |
eeyore
30 Juli 2008 jam 8:42am
 
buat thread baru de... I know I take it too serious, but I can't help it. hehehehehee.. that's why I tried to avoid these type of movies. Soal HL, aku ga baca tabloid kok, don’t like them, they all just crap. Itu kesimpulan yg ditarik sebab karakter Joker sangat twisted, bahkan di film aja si Alferd blg klu dia ga ada rules, suka2 dia aja. Kenapa aku setuju klu dia terpengaruh sama karakter joker, sebab yah memang for some people it can go deeper than epidermis Ini mungkin masalah perspective. Kenapa banyak orang terhibur sama tontonan yg lain dari yang lain dari biasanya? Apa sebabnya? Apa karena tontonan yg lain sudah tll biasa? What the media offer now is what the public demand, sadly but true. Film itu kan media propaganda yg plg tokcer, lain orang dpt message yg lain tergantung dari situasi hati dan keadaannya. Napa kelihatannya lebih banyak orang sakit jiwa skrg? (sebetulnya dari dulu banyak, tp skrg krn MEDIA cepat kasih tau jadi radanya lebih banyak) Yah krn diajarin jg sama film2 spt ini. I personally find the part where Joker hit someone’s head to the standing pencil is far from funny, it’s cruel in every aspects, but the audience laugh, and I was flabbergasted! So it’s either me as a weird and serious person, or the general public just change all together. |
#2 | ![]() |
djes
30 Juli 2008 jam 1:07pm
 
G sudah nonton Dark Knight, and I like it. Soal Heath Ledger, i admit I read those tabloids. Tapi beritanya emang ada dasarnya kan. HL OD obat tidur, he was taking it because he was depressed. Ada yang bilang karena dia ga bisa 'lepas' dari karakternya Joker - which is I admit it's really dark, and really well performed by him, he deserved an Oscar for it - dan other problems yang kita orang luar ga tau. Dia br pisah dari Michelle Williams, I think it's hard, dan berarti dia ga bisa sering ketemu sama anaknya. So we can not blame his death solely because of the Joker's character. Back to the Dark Knight....... g nonton sama sekali ga tertawa. Yang adegan eeyore bilang itu, kan semacam satire. Tapi penonton memang beda2 personality,kita ga bisa harap mereka bisa menerima satu adegan sesuai dengan apa yang kita rasakan. G juga kalau nonton film serius. Kadang g 'main' dengan pemikiran g sendiri, memilah mendalami karakter di film. Ga semua orang bisa ngerti makna dibalik cerita, dan g termasuk yang tidak beruntung krn ketemu temen2 yang ga bisa menikmati film 'lebih dalam'. Katanya g aneh nonton film terlalu serius sementara mereka enjoy it as pure entertainment. Batman kali ini lebih ngomongin ke karakter. Bukan cerita superhero vs bad villain biasa. Joker itu karakter yang kasihan. Dia punya masa lalu yang buruk, dan membuat dia 'gila' 'sakit jiwa' 'psycho' suka mempermainkan emosi orang laen. Trus kayak di kapal, dia sama sekali ga nyangka orang akan tidak memencet tombol bom, karena dia pikir semua orang itu tend to menyelamatkan diri sendiri. Apalagi sekapal orang baik ( orang sipil ) dan satu lagi orang jahat ( narapidana ). Makanya dia kaget kecewa ternyata bomnya tidak meledak, dan Batman pointed out, "kamu ga nyangka bahwa masih banyak orang yang tidak egois?" Joker jg sengaja memanipulasi Harvey Dent. Dia kan orang baik, heroik. Mungkin dia sedih kecewa kenapa Rachel mati, dan mukanya rusak. Tapi kalau ga karena cara Joker ngomong ke dia, 'menarik' sisi buruk personality-nya, apa ya dia akan berubah jadi seperti itu ( two faces )? Ga gampang mengubah karakter orang begitu aja, Harvey dah bertahun2 melawan orang2 jahat, ga takut bahaya - walau dia ga punya kekuatan super, masak dalam semalam bisa berubah 180 derajat? Itu karena Joker tau cara mancing dia, di timing yang tepat pula. He was so vulnerable, and Joker took advantage from his state. See, g malah lebih serius dari kamu memandang film ini? Kalau mengenai judul thread ini : When entertainment no longer entertaining, well, in general entertainment emang sudah tidak menarik. Ini mungkin terkait jg sama kondisi global sekarang, krisis, resesi dimana2, terutama di US. Mereka ( Hollywood people ) mungkin bikin film yang 'maunya' menghibur, atau paling ga buat 'pengalih pikiran' orang dari masalah yang dihadapi di dunia nyata. We all the general public do change all together. |
#3 | ![]() |
Tasha
30 Juli 2008 jam 3:35pm
 
wow jadi pembahasan yang dalam... gue demen sama dialog2 mereka... |
#4 | ![]() |
sorcy
30 Juli 2008 jam 5:51pm
 
Donkey kok nonton Dark Knight.... |
#5 | ![]() |
Jojon
30 Juli 2008 jam 6:49pm
 
Tapi kan filmnya Christopher Nolan rata2 tipenya kaya gitu semua, mungkin nanti dia mau re-make titanic,ato mo bikin film disaster, we'll see |
#6 | ![]() |
djes
30 Juli 2008 jam 10:40pm
 
Kutip: |
#7 | ![]() |
eeyore
31 Juli 2008 jam 5:49am
 
sorcy menulis:bener! inilah akibatnya kurang riset. saking sudah detached sama western/hollywood/mainstream entertainment jadi pas nonton ini ga sangka bakal dpt shocked! semua gara2 dpt tiket gratis dan mo expired bulan depan hehehehehehe... btw, one of my reason of detaching from the so-called hollywood entertainment, because I can't find them entertaining anymore, not even from Disney, kayak yg djes blg, sudah bosen sama cerita yg gitu2 saja. But I much prefer story of life, not necessarily sad, but simple story with indepth character. Walao sebetulnya klu mao fair bahkan Ratatouille aja ada indepth character, ada good message we can relate Tp yang jelas, masyarakat skrg sudah berubah. It's kinda scary with the direction we're going. IMO. |
#8 | ![]() |
SoLiDsNaKe
31 Juli 2008 jam 10:32am
 
eeyore menulis:Di Jakarta ada satu stasiun tv namanya DaAi TV. It features the kind of movies you mention (dengan pesan-pesan khusus dari agama tertentu tentu saja). Stasiun ini mirip dgn Hallmark TV, banyak nanyangi cerita-cerita family yang simple yet deep in the same time. Jarang ada kekerasan. Yang banyak justru 'kerasnya' kehidupan dan perjuangan utk survive tanpa jadi gila atau depresi yg tidak ada habis-habisnya atau dendam sama dunia (spt Joker & Two-Face). |
#9 | ![]() |
sorcy
31 Juli 2008 jam 10:44am
 
eeyore menulis:wah udah gratis, ga boleh ngomel2 ![]() ini filem jadi tau2 ngetop itu sebagian juga krn heath ledger meninggal mendadak, dpt tambahan publikasi. |
#10 | ![]() |
Azalae
31 Juli 2008 jam 6:09pm
 
semua hal kalo terlalu lama monoton dan sama trus pasti bikin bosan. dalam film juga. kalo cerita, plot, karakter, dialog sama mulu sampe cliche pasti bosan. bukan penonton minta film kejam, tapi minta hal yang berbeda. contoh: Pride & Prejudice laku keras tapi ga violent kan. gua setuju jaman skrg manusia makin kejam. tapi gua ga setuju kalo film penyebabnya. penyebab lebih besar: orang tua melepas tanggung jawab. orang tua jaman dulu lebih memperhatikan anak. anak dididik sendiri dan langsung ama orang tua. diajari nilai2 dan norma hidup. dikasih tau kalo ngelakuin tindakan salah. jaman sekarang, begitu lahir langsung dikasih ke babysitter. bokap sibuk kerja. nyokap repot ke gym ato shopping. contoh di film Dark Knight aja, jelas ini film violent bukan buat anak kecil kok ngajak anaknya? ketauan ga perhatian sama sekali kan. orang tua jaman sekarang ga mau repot. pengen anaknya berprestasi di sekolah. semua harus ikut les sama lemes. tapi untuk norma hidup yang penting ga diperhatiin. terlalu melindungi anak sampe nutup dunia luar juga ga baek. yang penting, orang tua harus mendidik. sebenarnya ga masalah nonton film ganas, asal orang tua bisa jelasin. hasilnya lebih bagus, anak jadi tau kenyataan dan siap buat masa depan. makanya ada rating film PG = parental guidance ato BO = bimbingan orang tua. berapa banyak orang tua jaman skrg yg tau apa di pikiran anak? masa anak sendiri kaga ngerti? sampe harus ke psikiater segala. aneh buannggeettt. lingkungan: keluarga --> sekolah --> pekerjaan --> masyarakat bayi lahir kaya kertas kosong. pengaruh pertama ditulis orang tua + saudara. watak manusia dibikin waktu umur ini. |
#11 | ![]() |
yinyeksin
3 Agustus 2008 jam 4:54pm
 
IMO, entertainted or not, it's depend on the person. buat me sih lucunya TDK bukan karena lucu yang beneran lucu tapi lucunya satir, bisa jadi bahan renungan yang lebih dalam lagi. dialog-nya juga banyak yang bagus dan buat kita lebih tertarik untuk merenunginya lagi. mungkin bagi sebagian orang, film ini jadi terlalu realistis bukanlah lagi cerita yang 'happily ever after', tapi yahhh beginilah hidup sekarang ini, kita harus realistis...yahhh tapi harus berimbang juga dengan impian jangan sampai terjadi berat sebelah... soal sadisme, emang di film ini banyak adegan sadis, apakah adegan sadis ini bisa merusak, kembali ke awal yang me bilang 'depend on the person' apakah setelah nonton orang bisa jadi sadis ato tidak...sebenarnya menurut me malah banyak pesan dari film ini yang tersampaikan kok...cuma itu kembali ke kita lagi mo menanggapi pesannya seperti apa, negatif or positif |