MOTIVITAMIN

HomeForumGeneral discussionsMOTIVITAMIN


#1 avatar
canti_yen 25 Juni 2009 jam 4:31pm  

"Kemenangan terbesar kita adalah bukan tidak pernah gagal,
tetapi bangkit kembali setiap kali kita menghadapi kegagalan" (Confusius)

Banyak orang ketika mengalami sebuah masalah entah itu bisnis yang gagal,
kehilangan pekerjaan, dicemooh orang lain, penolakan yang selalu menghampiri,
atau mungkin hubungan dengan rekan yang kurang baik,
membuat mereka akhirnya memasuki sebuah fase dimana stress, depresi,
kehilangan semangat, larut dalam kesedihan, dan segala aktivitas yang berujung kepada kemunduran diri.
Pernahkah Anda mengalami hal demikian?
Apa yang Anda lakukan jika menghadapi kondisi tersebut?

Tak satupun manusia jika ditanya menginginkan sebuah masalah terjadi didepan matanya.
Semua pasti menginginkan yang indah dan kehidupan yang normal-normal saja.
Tapi manusia hidup tak luput dari permasalahan.
Bukan masalah yang harus diperdebatkan secara berkepanjangan,
tetapi yang paling penting adalah apa yang kita lakukan terhadap masalah yang dialami.

Didalam tubuh kita, sudah dilekatkan sebuah kemampuan, kepercayaan diri,
dan kekuatan luar biasa yang Sang Pencipta berikan.
Ia percaya bahwa didalam diri kita masih mampu mengatasinya.
Apapun yang Anda hadapi, tidak seharusnya menyerah kepada situasi.
Anda mungkin berkata "Kamu tidak mengerti masalah yang kuhadapi ini, begitu tertekannya hidupku ini sampai tak satu orangpun memahaminya",
tapi satu hal yang harus dipahami betul bahwa mungkin masalah yang ada merupakan bagian untuk mendewasakan Anda, masalah yang Anda hadapi merupakan cara untuk membuat Anda belajar.

Anda kalah kalau menyerah dengan situasi,
Anda kalah kalau takut menghadapai masalah yang ada,
Anda kalah kalau Anda tidak berani mengambil langkah baru hanya karena masalah dimasa lalu.
Janganlah menjadi pribadi yang lemah, meskipun tekanan dari orang sekitar Anda semakin kuat.
Biarlah masalah itu kita alami, jika itu mampu memberi sebuah kebaikan dimasa mendatang.
Jangan enggan untuk bergumul dengan masalah.

R.C. Allen pernah mengatakan 'Kita bertumbuh karena kita bergumul, belajar, dan berhasil.'

Mengutip yang dikatakan Wayne Cordeiro dalam bukunya Rising Above, ia mengatakan dalam sebuah riset yang dilakukan oleh para ilmuwan, seekor anak ayam yang akan menetas harus mematuk untuk keluar dari kulit telur yang cukup keras. Jika seseorang yang memecahkan kulit telur dari luar agar anak ayam dapat keluar, maka anak ayam itu akan mati, karena sistem peredaran darah anak ayam tersebut dikembangkan melalui perjuangannya untuk keluar dari kulit telur.
Sama halnya dengan manusia, kita harus berjuang menghadapi kesulitan yang ada, karena dengan demikian hal tersebut akan membuat kita bertumbuh menjadi lebih baik dan lebih tinggi dari tingkat sebelumnya.

J.Williard Marriott dengan indah mengungkapkan 'Batang kayu yang bagus tidak tumbuh dengan mudah. Semakin keras anginnya, semakin kuat pohonnya'.

Saatnya untuk Anda menguatkan diri, menyakinkan diri Anda bahwa Anda mampu.
Bukan saatnya lagi untuk menyerah dan mundur.
Orang lain boleh membuat Anda menjadi lemah,
tapi Anda yang tidak boleh melemahkan diri Anda.
Orang lain mungkin ingin Anda mundur,
tapi Tuhan tidak ingin Anda mundur.

^__^ ^__^ ^__^

#2
Nest_or 26 Juni 2009 jam 3:17pm  

Manusia cenderung lebih terfokus pada masalah, bukan pada pemecahan masalah. Sibuk menilai berat ringannya masalah (bareng tetangga, temen, orang sekampung, dll :giggle:) tapi kadang lupa tuk fokus mencari jalan keluar terbaik dari masalah yang dihadapi. Apalagi kalo ditambah dengan acara "mendramatisir perasaan sendiri"... makin rumit jadinya. Hal ini yang terkadang (tanpa kita sadari) malah semakin memperumit masalah yang ada.

Perasaan juga turut memegang peranan dalam penyelesaian masalah. Kalo kita bisa memandang masalah yang kita hadapi dengan baik tanpa terpengaruh dengan perasaan sendiri (ini yg biasanya sulit dilakukan) niscaya akan lebih mudah dalam menentukan langkah yang harus kita ambil tanpa harus stress n down dll.

Intinya "Jangan pernah menyerah terhadap masalah yang dihadapi" karena selalu ada jalan keluar dalam setiap masalah yang ada. Yang perlu kita lakukan hanyalah melihat dengan kepala dingin dimanakah jalan keluar itu bersembunyi. Well.. tips terbaik dalam menyelesaikan masalah... "Jangan mencari masalah baru" (dengan solusi yang akan kita ambil nanti) :rofl:

Anyway, life emang ga mudah. Penuh dgn tantangan, kesedihan n beban yang mau ga mau harus ditanggung... tapi life juga penuh dgn sukacita, keindahan n kedamaian jika bisa mengatasi perasaan diri sendiri n mau berusaha tuk menciptakan dunia yg lebih baik bagi kita n orang2 disekitar kita.

Jalani hidup apa adanya n berterima kasihlah tuk waktu yg masih diberikan pada kita (karena kita ga tau 5 menit dari sekarang kita masih hidup ato ga). Biasakan juga tuk mengucap syukurlah dalam segala hal.. Niscaya hari esok akan jauh lebih indah dari hari sebelumnya.

Trims sis :)

#3 avatar
canti_yen 28 Juni 2009 jam 1:43am  

Pillars of Success

Failure are but the pillars of success.
To learn from our failures is to achieve success.
Never to have failed is never to have won.
Unless we experience failure and its bitterness,
we would never appreciate the sweetness of victory.
It becomes merely a turn of events that is of little or no interest.
Failures not only help us to succeed, they make us energetic, enthusiatic,
and rich in experiences.

"We live and work and dream,
Each has his little scheme;
Sometimes we laugh,
Sometimes we cry,
And thus the days go by."


Dikutip dari buku : "How to overcome your difficulties"

#4
Azalae 28 Juni 2009 jam 10:28am  

ngomong2 enakan digabung satu thread aja kan? :?

#5 avatar
canti_yen 30 Juni 2009 jam 9:45pm  

Azalae menulis:
ngomong2 enakan digabung satu thread aja kan? :?
Silakan digabung aja, maaf kalo salah tempat lagi :p

#6 avatar
canti_yen 2 Juli 2009 jam 1:19am  

Have The Courage to Face Criticism

Sweetness causes sickness, while bitterness comes with the cure.
Praise is sweetness, an excess of which causes sickness
While criticism is like a bitter pill which cures.
We must have the courage to welcome criticism and not be afraid of it.

“The ugliness we see in others
Is a reflection of our own nature.”

A man life, circumstances and world are reflections of his own thoughts and beliefs.
All men are mirrors of themselves, reflecting their own natures, including their pains and ills.

Dikutip dari buku : "How to overcome your difficulties"

^__^ ^__^ ^__^

#7
Azalae 2 Juli 2009 jam 12:07pm  

blom sempat skrg. ntar gua gabung deh.

suka liat The Golden Way oleh Mario Teguh di metrotv?

#8 avatar
canti_yen 3 Juli 2009 jam 12:35am  

Xie xie... ^__^

Waduh... di sini ngak ada metro TV dan kalo balek indo jarang nonton metro TV hehe .... :p

#9 avatar
canti_yen 3 Juli 2009 jam 12:56am  

Patience and Tolerence

Be patient with all.
Anger leads one along a blind path.
While it irritates and annoys others, it also hurts oneself.
Anger weakens the physical body and disturbs the mind.
A harsh word, like an arrow discharged from a bow,
Can never be retracted even if you offer a thousand apologies.

Certain creatures cannot see in the daytime whilst some others are blind at night,
But a man, who is driven to intense hatred,
does not observe anything, either by day or night

When you are angry, who do you fight with?
What do you fight with?
You fight with yourself, for you are the worst enemy of yourself.
The mind is your best friend but it can easily become your worst foe.

Some types of heart trouble, rheumatic disorders and skin diseases are traceable to chronic resentment, hatred and jealousy. Such destructive feelings poison the heart. They foster the development of latent diseases by reducing the body’s natural defences against disease microbes.

From : How to overcome your difficulties

#10
Azalae 3 Juli 2009 jam 1:36pm  

canti_yen di mana?

#11
Nest_or 3 Juli 2009 jam 2:48pm  

SG? :D

#12 avatar
canti_yen 4 Juli 2009 jam 2:27pm  

di SG ^__^

#13
Nest_or 20 September 2009 jam 10:30pm  

Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi :

Kehadiran
Kehadiran orang yang dikasihi adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir lewat surat, telepon, foto, atau fax. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

Mendengar
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasih pun akan terdengar manis baginya.

Diam
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalaya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya “ruang”. Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasehati, mengatur, mengkritik, bahkan mengomel.

Kebebasan
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupannya. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah “kamu bebas berbuat semaumu”. Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

Keindahan
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

Tanggapan Positif
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap, atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya ada pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir Anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya? Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.

Kesediaan Mengalah

Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado “kesediaan mengalah”. Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

Senyuman
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputus-asaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita.

Kapan terakhir kali Anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?

GBU all :)

sumber : yudhim.dagdigdug.com

#14
Nest_or 2 Oktober 2009 jam 3:23am  

Bertahan

Memang..
Tidak mudah untuk tetap bertahan

Melihat mereka yang 'lain' semakin bersinar
Sementara kita..
Yang mencoba tetap 'bertahan' di jalan-Nya
Seakan terpuruk di bawah

Tetapi...
Apa yang sebenarnya kita kejar ?

Sinar sesaat itu kah ?
Atau...
Masa depan ?

Itu semua pilihan...

Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa,
Tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa.
Karena masa depan sungguh ada,
dan harapanmu tidak akan hilang.
( Amsal 23:17-18 )

GBU all :)

(source : JH - Renungan Pagi 30 Sept 09, FB)

#15 avatar
canti_yen 5 November 2009 jam 11:48am  

Yan Zi Menjadi Duta

Pada peralihan musim gugur dan musim semi di Negeri China, di kerajaan Qi ada seorang politikus, ahli diplomasi dan ahli debat ternama bernama Yan Ying. Orang–orang zaman itu memanggilnya Yan Zi.

Pada tahun 531 M, Yan Zi diutus raja pergi ke negara Chu. Waktu itu, raja kerajaan Chu yang sombong berkata kepada para menterinya, “Tubuh Yan Zi pendek, tetapi dia terkenal di antara para bangsawan. Kali ini dia bertandang ke negara kita, mari kita permainkan dia, untuk menyatakan kebesaran negara Chu di hadapannya.”

Lalu Raja Chu mengatur rencana bersama para menterinya.

Beberapa hari kemudian, Yan Zi datang ke ibukota negara Chu, yaitu kota Ying Cheng di pintu timur. Dilihatnya pengawal berdiri di kedua sisi pintu. Pintu utama masih dibiarkan tertutup rapat. Yan Zi merasa heran, lalu meminta pengawal membuka pintu. Penjaga pintu hanya membuka pintu yang kecil, meminta dia masuk melalui pintu kecil itu sambil berkata, “Ini adalah peraturan kerajaan kami : orang yang bertubuh besar masuk melalui pintu besar, orang yang bertubuh kecil masuk melalui pintu kecil.”

Yan Zi mengerti kalau Raja Chu hendak mempermalukan dia. Oleh karena itu, Yan Zi melangkah ke depan pintu kecil dan berkata dengan suara lantang, “Ini adalah pintu masuk anjing, bukan pintu masuk kota! Negera kami juga punya peraturan : hanya duta yang mendatangi negara anjing yang akan masuk lewat pintu anjing.”

Mendengar perkataan Yan Zi, penjaga melaporkan perihal itu kepada raja.

Raja Chu berpikir, “Semula saya hendak mempermalukan dia, sekarang malahan dia yang menertawakan kita.” Tak ada jalan lain baginya kecuali memerintahkan penjaga pintu untuk membukakan pintu besar, menyambut Yan Zi masuk kota.

Setelah Yan Zi masuk kota, dia segera menuju istana untuk bertemu raja. Raja Chu tiba tiba bertanya, “ Apakah di Kerajaan Qi tidak ada orang lain lagi?”

Yan Zi segera menjawab,”Paduka, kerajaan kami mempunyai banyak orang. Apabila setiap orang menghembuskan napas, segera napasnya menjadi awan. Apabila setiap orang meneteskan sebutir keringat, segera berubah seperti turun hujan. Kalau kami turun ke jalan dan berjalan bersama, saking banyaknya orang, maka bahu akan bertemu bahu, ujung kaki bertemu tumit orang yang di depannya. Bagaimana mungkin Baginda berkata negara kami kekurangan orang?”

Mendengar perkataan Yan Zi, Raja Chu berkata,“Kalau kerajaan Anda ada begitu banyak orang, mengapa mengutus orang yang kecil seperti Anda untuk datang ke kerajaan kami?“

Yan Zi menjawab,”Kalau negara Qi mengutus orang, ada suatu peraturan berbunyi demikian : orang tingkat atas akan diutus untuk mengunjungi negara tingkat atas, orang tingkat menengah akan diutus mengunjungi negara tingkat menengah, orang tingkat bawah akan mengunjungi negara tingkat bawah. Saya adalah orang yang tidak punya masa depan di negara Qi, jadi Raja mengutus saya untuk datang ke negara Chu.”

Raja Chu tidak berhasil merendahkan Yan Zi, ia malah menyadari telah direndahkan oleh Yan Zi. Dia tidak bisa berkata apa apa lagi kecuali hanya tertawa kecut.

Tengah hari, Raja Chu mengadakan perjamuan untuk menyambut kedatangan Yan Zi. Ketika hadirin sedang menikmati hidangan dengan gembira, datang sekelompok prajurit membawa seorang penjahat melewati tempat perjamuan.

Raja Chu bertanya dengan suara keras,”Darimana orang itu? Apa kesalahannya?”

Para prajurit itu menjawab,” Dia orang kerajaan Qi, ia mencuri.”

Raja Chu berbalik dan bertanya kepada Yan Zi sambil tertawa,”Kalian orang kerajaan Qi benar benar tidak punya harapan. Seringkah kalian melakukan hal-hal seperti ini?”

Yan Zi tiba tiba berdiri, lalu berkata dengan serius,”Bagaimana Baginda tidak tahu? Jeruk keprok kalau tumbuh di sebelah selatan sungai Huai He, akan menghasilkan jeruk keprok. Tetapi kalau dia tumbuh di sebelah utara sungai Huai He, akan menjadi jeruk tangan. Kedua jenis jeruk ini walaupun dahan dan daunnya serupa, menghasilkan buah yang berbeda; rasanya juga berbeda, karena bagian utara dan bagian selatan mempunyai tanah dan air yang berbeda! Di negara kami sendiri, rakyat Qi bisa hidup dengan baik, tetapi begitu sampai di negara Chu, bagaimana bisa menjadi pencuri kecuali cuaca di negara Chu yang mudah mempengaruhi orang untuk menjadi pencuri?”

Raja Chu dibuat tak berkutik. Ia menyadari bahwa dirinya bukanlah tandingannya Yan Zi dalam berdiplomasi. Maka, ia pun berbalik menjadi sangat hormat pada Yan Zi.

Sumber :101 cerita hikmat dari Negeri China