Home → Forum → Komentar Bacaan → Menertawakan Dunia Persilatan
Komentar untuk Menertawakan Dunia Persilatan
#1 | ![]() |
Saladinxc
10 April 2010 jam 11:31pm
 
Ini berbeda ya dengan Balada Kaum Kelana punyanya mas Dino yang sudah ada di Indowebster.. ??? |
#2 | ![]() |
ateng22
11 April 2010 jam 12:04am
 
kan sudah dijelaskan sama koq ma hina kelana cuma ni cetakan baru |
#3 | ![]() |
andi_an41
12 April 2010 jam 4:00pm
 
Hmmm, napa ya kalau aku baca cersil, tetap lebih asik yang memakai ejaan lama, malah kalau semua istilah di terjemahkan ke bahasa indonesia kok jadi kurang greget bacanya.. |
#4 | ![]() |
suryakage
15 April 2010 jam 1:42pm
 
Tanpa mengurangi penghargaan atas usaha penerjemah untuk membuat dan menyesuaikan dalam bahasa Indonesia yang lebih up to date, cayhe sendiri merasa lebih nyaman dengan terjemahan Om Gan K.L dengan bahasa Indonesia melayu-jawa dan tetap menggunakan bahasa Hokkian untuk penyebutan tempat atau jurus. |
#5 | ![]() |
antapurwa
17 April 2010 jam 11:34pm
 
Buat Sdr. andi_an41: Terima kasih atas comment-nya. Terus terang, saya mengenal karya Jin Yong melalui serial TV yang didubbing ke dalam bahasa Indonesia, dan belakangan barulah saya berkenalan dengan novelnya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu. Berdasarkan pengalaman tersebut, saya tertarik untuk menerjemahkan novel karya Jin Yong ke dalam bahasa Indonesia baku. Mengenai mana yang lebih diminati, memakai bahasa Indonesia ataukah bahasa Melayu, ini hanyalah soal selera. Niat saya hanya sekadar berbagi hasil pemikiran saja, dan semoga ada yang sudi untuk meliriknya. Terima kasih. |
#6 | ![]() |
Ahyau
17 April 2010 jam 11:43pm
 
saya suka dgn usaha anda. semoga diberi kesabaran dan tetap semangat karena ceritanya cukup panjang. |
#7 | ![]() |
antapurwa
17 April 2010 jam 11:47pm
 
Buat Sdr. suryakage: Saya sendiri juga sangat berterima kasih kepada Gan KL karena mendapatkan banyak kosakata Hokkian melalui karya-karya Beliau. Akan tetapi, perlu diingat bahwa novel asli Jin Yong menggunakan nama-nama dalam ejaan Mandarin, dan ini juga telah dikenal secara internasional. Nah, mengingat novel-novel silat yang beredar di Indonesia kebanyakan menggunakan nama-nama Hokkian, maka saya bermaksud untuk menampilkan terjemahan yang menggunakan nama-nama Mandarin sebagai alternatif. Saya menghargai Gan KL yang telah menerjemahkan novel ini, dan saya juga menghargai Jin Yong yang telah mengarang novel ini. Terjemahan saya ini hanya sekadar sebagai alternatif saja. Perbedaan itu indah. Terima kasih. |
#8 | ![]() |
antapurwa
17 April 2010 jam 11:55pm
 
Buat Sdr. Saladinxc: Balada Kaum Kelana terjemahan Gan KL menggunakan sumber edisi pertama dan memakai nama-nama ejaan Hokkian; sementara terjemahan saya menggunakan sumber edisi revisi dan memakai nama-nama ejaan Mandarin. Terima kasih. Buat Sdr. Ahyau: Terima kasih atas dukungannya. Mohon doa restu agar bisa terselesaikan sampai tuntas dan tidak berhenti di tengah jalan. |
#9 | ![]() |
zz_liem_khe_hok
18 April 2010 jam 6:38pm
 
tanpa mengurangi rasa hormat, cayhe punya pendapat bahwa saduran/terjemahan/karangan sendiri sebaiknya yang fresh. jika saduran/terjemahan yang lama sebaiknya tidak di ubah2 atau diperbaharui. sehingga tidak binun. kacau, merubah rasa dll masih banyak novelis sejarah pengganti jy,gl,lis dsb. trims |
#10 | ![]() |
MoYiTong
18 April 2010 jam 11:49pm
 
Siancay setuju, jika cersil lama saduran atawa asli tidak di ubah2. Biarlah garam terasa selalu asin dan gula berasa manis sampai hari esokpun. Yang sudah terjadi, ya biarkan sudah terjadi. Lebih baik menjadi penyadur drpd user. Sadur, karang, jual dan upload yang baru. Itu baru suhu yg hebat. cao, salam kang ouw. |
#11 | ![]() |
dragon
19 April 2010 jam 1:30am
 
Akan sangat menarik apabila ada terjemahan baru seperti ini, semoga persis seperti aslinya, jadi kita bisa baca versi asli dan lengkap chin yung....karena gan kl sering merubah karya2 yang diterjemahkan |
#12 | ![]() |
antapurwa
21 April 2010 jam 8:22pm
 
Sungguh senang mendapatkan banyak saran dan masukan dari para sahabat sekalian. Dalam hal ini perlu saya sampaikan bahwa saya tidak bermaksud merusak karya lama yang sudah ada. Saya tidak mengubah atau mengotak-atik terjemahan lama. Perlu diketahui, Xiaoao Jianghu dikarang oleh Jin Yong dan telah mengalami revisi beberapa kali. Edisi pertama sudah diterjemahkan oleh Gan KL, sedangkan edisi revisi belum ada yang menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Untuk itu saya yang bodoh memberanikan diri menerjemahkan edisi revisi tersebut ke dalam bahasa Indonesia, meskipun sumber yang saya pakai adalah sumber sekunder, yaitu terjemahan Lanny Lin. Beberapa bagian dalam terjemahan saya ini berbeda dengan Balada Kaum Kelana versi Gan KL. Misalnya, Qu Feiyan (Kik Fi-yan) dalam edisi pertama tidak mati namun nasibnya kemudian tidak jelas pula. Tapi dalam edisi revisi tokoh ini dikisahkan mati di tangan Fei Bin (Hui Pin). Nah, edisi revisi inilah yang akan saya terjemahkan. Tulisan saya ini juga menggunakan nama-nama ejaan Mandarin, bukan Hokkian, misalnya Linghu Chong, bukan Lenghou Tiong. Mengapa demikian? Karena Jin Yong mengarang kisah ini dalam bahasa Mandarin, dan saya berniat menyadurnya ke dalam bahasa Indonesia. Sekali lagi saya tidak berniat merusak karya lama, tetapi hanya bermaksud menerjemahkan edisi revisi saja. Ini semua tanpa tujuan komersil, namun semata-mata hanya untuk berbagi dengan para sahabat saja. Terima kasih banyak. |
#13 | ![]() |
antapurwa
24 April 2010 jam 7:06pm
 
Saya telah memperbaiki kata pengantar atau halaman muka tulisan ini karena sempat menimbulkan kesalahpahaman. Perlu saya ulangi di sini bahwa Xiaoao Jianghu karya Jin Yong tidak hanya satu edisi, tapi mengalami beberapa kali perbaikan. Nah, untuk edisi pertama sudah diterjemahkan Gan KL, dan yang saya tulis ini adalah terjemahan untuk edisi revisi. Jadi, saya tidak mengotak-atik terjemahan Gan KL, melainkan menerjemahkan karya jin Yong dengan judul yang sama untuk edisi yang berbeda. |
#14 | ![]() |
suryakage
25 April 2010 jam 9:31am
 
Lanjutkan Mas! |
#15 | ![]() |
antapurwa
28 April 2010 jam 9:35pm
 
Iya, semoga bisa lancar, Mas Suryakage. |
#16 | ![]() |
lovecan
13 Mei 2010 jam 7:02am
 
Ini juga cersil fav-ku (98% karya Jin Yong aku fav, 2 % tu cuma Putri Harum & Kaisar ama Pedang Gadis Yueh). |
#17 | ![]() |
antapurwa
19 Mei 2010 jam 9:06pm
 
Betul sekali, Bung Lovecan.. Sumber utama terjemahan saya adalah versi Lanny Lin, sedangkan versi Gan KL sebagai perbandingan. Kalo versi Lee Chi Ching yang terjemahan Indonesia saya sudah baca waktu masih kuliah dan awal-awal kerja di Surabaya dulu. Salam. |
#18 | ![]() |
ansari
3 Juni 2010 jam 8:27am
 
Kalau boleh tahu, apa ya perbedaan antara edisi yang diterjemahkan oleh Gan KL dan edisi yang diinggriskan oleh Lanny Lin? Saya pernah baca juga versi Inggris Lanny Lin ini sampai bab 20 (setahu saya belum tamat juga ya sampai sekarang?), tapi seingat saya tidak ada perbedaan berarti dengan yang versi Gan KL. Mohon pencerahannya. Makasih. |
#19 | ![]() |
antapurwa
5 Juni 2010 jam 9:19pm
 
Coba diingat-ingat lagi... |
#20 | ![]() |
ansari
10 Juni 2010 jam 8:38pm
 
salut... salut.... daya ingat bung antapurwa sangat hebat. makasih untuk pencerahannya. |