BAJUG ANGGAKARA

HomeForumKomentar BacaanBAJUG ANGGAKARA

Komentar untuk BAJUG ANGGAKARA


Halaman sebelum 1 2 3 4 ... 9 10 11 12 13 14 15 ... 26 27 28 29 sesudah
#221 avatar
onomarp 25 April 2013 jam 9:57pm  

Dear Sumpeno

Memang disebut-sebut bahwa pada masa pemerintahan Dyah Tulodhong, ada orang bergelar Mpu Sindhok menjabat sebagai Rakai Mahamantri Halu (ditafsirkan kurang lebih setingkat patih atau menteri di jaman sekarang) dan orang dengan gelar yang sama kemudian menjabat Rakai Mahamantri Hino (putera mahkota atau wakil presiden sekarang) di masa pemerintahan Dyah Wawa. Mohon dicatat bahwa saya mengatakan Mpu Sindhok merupakan gelar, bukan nama. Gelar dan nama memiliki perbedaan, di mana gelar biasanya langsung mengacu atau bersumber pada garis keturunan... jelas Mpu Sindhok (siapa pun namanya terdahulu) adalah seorang bangsawan kelas tinggi di Bhumi Mataram, dan sangat mungkin ia memiliki garis keturunan penguasa Bhumi Mataram.

Apakah ada identifikasi antara Mandrakanta dengan orang yang bergelar Mpu Sindhok? Kira-kira begitu tersirat maksud dari Mas Sumpeno.... Jika memang Mandrakanta tidak lain dari Mpu Sindhok, bagaimana logikanya? Sebab, sama sekali Mandrakanta tidak berada di pemerintahan saat Dyah Tulodhong berkuasa. Jadi, kemungkinan Mandrakanta sebagai identik dengan Mpu Sindhok sulit dipertanggungjawabkan. Atau, jika nekat menyamakan Mandrakanta dengan Mpu Sindhok, hanya akan mendatangkan suatu kerancuan, karena ketidakpahaman atas sejarah dari siapa pun yang berani mengemukan pengidentikan Mandrakanta dengan Mpu Sindhok.

Saya menerima risiko itu dan bersedia dianggap tidak memahami sejarah karena mencoba memotret tokoh Mpu Sindhok lewat figur Mandrakanta dengan cara melemparkan alur imajinatif perjalanan seorang Mandrakanta yang kemudian mengemuka sebagai orang bergelar Mpu Sindhok... dan yang kemudian menjabat Rakai Mahamantri Halu di masa pemerintahan Dyah Tulodhong serta Rakai Mahamantri Hino di masa pemerintahan Dyah Wawa... Nah, perjalanan itu terangkai dalam Bajug Anggakara. Perjalanan seorang Mandrakanta bersalin menjadi Mpu Sindhok....

#222 avatar
Sumpeno 25 April 2013 jam 10:18pm  

Terima kasih om Pram atas pencerahannya,, salut atas rankaian alur ceritanya.
Mungkin jika pelajaran sejarah dinegeri ini dibuat cerita seperti ini maka pelajar-pelajar di negeri ini akan semakin tertarik dengan sejarah bangsanya sendiri dan tidak akan mudah melupakan nilai luhur didalamnya..
Oya, ditunggu siapa bidadari dari sibajug yang nantinya akan menjadi Sri Praweswari Dyah Kebi...
Semangat teruss om Pram...!! :):)

#223 avatar
oase 26 April 2013 jam 10:03am  

Terimakasih, pemaparan fakta sejarahnya membuat semakin memahami realita sejarah, hanya analisanya saya kira banyak alternatifnya, semisal Dyah Tulodhong memang dari awal sudah disiapkan untuk menggantikan Mpu Dhaksa, siapa yg menyiapkan...tentunya lawan politik sang raja, makanya dia mulus2 saja naik tahta...

#224 avatar
onomarp 26 April 2013 jam 1:57pm  

Begitulah kira-kira, tidak mungkin seorang berkuasa berdiri sendiri, pasti ada "pijakan" yang entah diatasnamakan, entah mengatasnamakan seseorang untuk berkuasa... nah, sejauh ini sejarah yang diutarakan di banyak buku hanya mencatatkan kekuasaan dari "seseorang" jarang ada yang mengungkapkan "pijakan" sehingga ia "mampu" berkuasa. Barangkali karena "pijakan" itu begitu kompleks dan ruwet tali-temali di dalamnya atau juga karena pijakan itu begitu samar keberadaannya. Mengungkapkan "pijakan" memerlukan spekulasi yang tidak hanya menguras pikiran, tetapi juga mengundang risiko dikatakan "mengada-ada"... atau bisa-bisa dibilang "gendheng" alias "edan".... atau lebih halus lagi "tidak rasional".... mana ada sejarawan yang berani menempuh risiko itu... iya kan? Sehingga pada akhirnya apa yang dikemukakan hanyalah sejarah berupa garis lurus linier... tanpa lika-liku sebagaimana jalanya sebuah kehidupan nyata....

Sama sekali tidak ada maksud untuk mempropagandakan agar jangan percaya pada sejarah yang selama ini telah ditulis, tetapi ini hanya sekedar mengajak agar "apa yang ditulis" itu harus dicerna secara kritis... sebab sejarah yang berupa garis lurus liner itu penuh dengan "sesuatu yang dipaksakan" .....

Thx

#225 avatar
Sumpeno 27 April 2013 jam 6:29am  

Setuju om Pram,,, tidak apa-apa dikatakan "Gendheng" yang penting "gathuk"... Toh, cerita sejarah memang tidak akan pernah lepas dari unsur subjektif dari orang yang menafsirkan.

#226
ysn26 27 April 2013 jam 12:21pm  

Musuhnya tambah lg.
tp q masih penasaran dg tokoh yg menjadi otak dr kekacauan ini selain Sarkara.apa mgkin Eyang Dewageung
Jayeng Buana?kalo benar trus menyamar jd apa dia?apa jd pekatik Ketuwijaya?sprti pd crita2 lainnya.atau mgkin Anubhawa atau Eyang Bangkong(meski kecil kemungkinannya)?
penasaran..sungguh penasaran

#227
darkryu 27 April 2013 jam 8:16pm  

membaca bab stop press dan sebelumnya, membuat penalaran sebelumnya harus diperluas lagi. penulisnya benar-benar luar biasa, salut untuk mas/bang/pak/saudara pramono

#228 avatar
onomarp 27 April 2013 jam 10:46pm  

Nah... Nah... ada kekuatan lain yang terpilin di atas tahta Bhumi Mataram.... Mpu Gandawisesa seorang kris mardawa (piawai dalam pembuatan keris) didukung oleh dua murid utama berikut Gandawisesa Parsada (perkampungan Gandawisesa).... pasti keberadaan Mpu Gandawisesa bertalian dengan kekuatan lain dan berkepentingan atas tahta Bhumi Mataram...

Pertanyaannya, apakah dirinya identik dengan Prabu Dewageung Jayeng Buana atau Rakeyan Windusakti... mantan penguasa Bhumi Galuh yang bergerak di Bhumi Mataram dengan jejak yang samar... Atau Mpu Gandawisesa dengan kelompoknya hanya sekedar kekuatan lain yang tersembunyi seperti dikatakan Satriya Ambrastha kepada Rakeyan Watuageung....

Lalu, ada konflik lain yang terseret hingga ke Yawadwipa.... konflik dari daratan Cina.... Saat itu (920-an Masehi) terjadi benturan kekuasaan di antara kekuatan-kekuatan yang sebelumnya bersekutu menggulingkan Dinasti Tang (618–907 Masehi). Selepas Dinasti Tang runtuh, kekaisaran Cina tercabik-cabik oleh perpecahan politik mulai tahun 907 Masehi. Di antara kekuatan yang bersaing adalah lima penguasa yaitu: Liang, Tang, Jin, Han, dan Zhou. Dikenal sebagai lima dinasti yang terus bersaing menguasai jantung wilayah kerajaan lama di utara Cina. Selain lima penguasa tadi, di Cina juga muncul sepuluh negara kecil, yaitu: Wu, Wuyue, Min, Nanping, Chu, Tang Selatan, Han Selatan, Han Utara, Shu Awal, dan Shu Akhir. Mereka berkuasa di selatan dan barat Cina.

Siapa Yu Guang, tentu sudah dapat diduga, ia adalah fugitive (pelarian) yang berusaha melepaskan diri dari kejaran lawan-lawan politik dinasti dari mana ia berasal. Bukan tanpa alasan, Yu Guang melarikan diri ke Yawadwipa. Setidaknya ada tiga alasan. Pertama, Cina dan Yawadwipa memiliki hubungan dagang, ekonomi dan budaya sejak lama. Kedua, kekuatan di Yawadwipa relatif kuat dibandingkan dengan kekuatan di negeri lain seperti Campa, Khemer atau kerajaan-kerajaan lain. Mengejar dengan armada perang sama halnya dengan mengajak perang kerajaan Yawadwipa (Bhumi Mataram). Ketiga, Cina dan Yawadwipa terbentang jauh. Pelaian ke Bhumi Mataram di Yawadwipa merupakan pelarian yang aman.... pertanyaannya: bagaimana jika kekuatan pengejar juga datang ke Bhumi Mataram sebagaimana dikhawatirkan oleh Pendeta Merak Jantan???

Nah...Nah... Konflik menjadi bertumpuk.... Bagaimana itu akan berujung? Semua akan berpusat pada Bajug Anggakara sebagai jawaban.... asyik kan....

#229 avatar
zuae 27 April 2013 jam 11:51pm  

Wahh wahh wahh, aji gile makin kerenz aja nih si Bajug Anggakara,
Ntar Yu Guang jd istrinya si Bajug aj, d jamin aman tanpa gangguan, kcuali ntar cuma si Bajug yg bisa gangguin hehe,

#230 avatar
dewaile_46 28 April 2013 jam 2:41am  

Sipp yang penting sampai tamat...
Lanjut terus...

#231
ysn26 1 Mei 2013 jam 9:34am  

makin ruwet konfliknya.tp tetep di tunggu kelanjutannya. Bajug Anggakara adalah cersil yg paling aku tunggu lanjutannya selain Seruling Sakti

#232
rduyk 2 Mei 2013 jam 10:41pm  

rruuuaaar biasa dilanjut Bos

#233 avatar
zuae 2 Mei 2013 jam 11:32pm  

Yeeahh... It's show times..
Kakang Katong hajar aja trus sgala para kutu kupret pemimpi biar pada mampus pus pus hihiks...

#234 avatar
fathuri 3 Mei 2013 jam 9:54am  

Hanya satu kata: mantabbbbb

#235 avatar
gonzo 3 Mei 2013 jam 1:54pm  

teknik penulisan pengulangan kalimat pada akhir alinea terutama pada kejadian waktu yang bersamaan, kalau terlalu sering dilakukan maka membaca ceritanya menjadi kurang nyaman.........moga-moga menjadi perhatian penulis.

#236 avatar
hari 3 Mei 2013 jam 3:48pm  

Makin memikat dan membuat tidak sabar menunggu kelanjutannya mas. Jaga kesehatan mas? Kelanjutan yang lain2 (jalan naga dll) juga dinanti penuh harap mas :) matur nuwun

#237
ysn26 4 Mei 2013 jam 7:29am  

ditunggu lanjutannya suhu

#238 avatar
onomarp 6 Mei 2013 jam 9:07pm  

Mas Gonzo

Siap.... akan diperhatikan... yang sudah terlanjut tetap dibiarkan... belum sempat diedit... mungkin kesempatan lain akan diedit

#239 avatar
ekaputra 6 Mei 2013 jam 9:41pm  

almost perfect...
keep going.....!!!

#240
verdy 6 Mei 2013 jam 11:36pm  

Tq suhu pram...mntp ceritanya..

Halaman sebelum 1 2 3 4 ... 9 10 11 12 13 14 15 ... 26 27 28 29 sesudah