Home → Forum → Komentar Bacaan → BAJUG ANGGAKARA
Komentar untuk BAJUG ANGGAKARA
#221 | ![]() |
onomarp
25 April 2013 jam 9:57pm
 
Dear Sumpeno Memang disebut-sebut bahwa pada masa pemerintahan Dyah Tulodhong, ada orang bergelar Mpu Sindhok menjabat sebagai Rakai Mahamantri Halu (ditafsirkan kurang lebih setingkat patih atau menteri di jaman sekarang) dan orang dengan gelar yang sama kemudian menjabat Rakai Mahamantri Hino (putera mahkota atau wakil presiden sekarang) di masa pemerintahan Dyah Wawa. Mohon dicatat bahwa saya mengatakan Mpu Sindhok merupakan gelar, bukan nama. Gelar dan nama memiliki perbedaan, di mana gelar biasanya langsung mengacu atau bersumber pada garis keturunan... jelas Mpu Sindhok (siapa pun namanya terdahulu) adalah seorang bangsawan kelas tinggi di Bhumi Mataram, dan sangat mungkin ia memiliki garis keturunan penguasa Bhumi Mataram. Apakah ada identifikasi antara Mandrakanta dengan orang yang bergelar Mpu Sindhok? Kira-kira begitu tersirat maksud dari Mas Sumpeno.... Jika memang Mandrakanta tidak lain dari Mpu Sindhok, bagaimana logikanya? Sebab, sama sekali Mandrakanta tidak berada di pemerintahan saat Dyah Tulodhong berkuasa. Jadi, kemungkinan Mandrakanta sebagai identik dengan Mpu Sindhok sulit dipertanggungjawabkan. Atau, jika nekat menyamakan Mandrakanta dengan Mpu Sindhok, hanya akan mendatangkan suatu kerancuan, karena ketidakpahaman atas sejarah dari siapa pun yang berani mengemukan pengidentikan Mandrakanta dengan Mpu Sindhok. Saya menerima risiko itu dan bersedia dianggap tidak memahami sejarah karena mencoba memotret tokoh Mpu Sindhok lewat figur Mandrakanta dengan cara melemparkan alur imajinatif perjalanan seorang Mandrakanta yang kemudian mengemuka sebagai orang bergelar Mpu Sindhok... dan yang kemudian menjabat Rakai Mahamantri Halu di masa pemerintahan Dyah Tulodhong serta Rakai Mahamantri Hino di masa pemerintahan Dyah Wawa... Nah, perjalanan itu terangkai dalam Bajug Anggakara. Perjalanan seorang Mandrakanta bersalin menjadi Mpu Sindhok.... |
#222 | ![]() |
Sumpeno
25 April 2013 jam 10:18pm
 
Terima kasih om Pram atas pencerahannya,, salut atas rankaian alur ceritanya. |
#223 | ![]() |
oase
26 April 2013 jam 10:03am
 
Terimakasih, pemaparan fakta sejarahnya membuat semakin memahami realita sejarah, hanya analisanya saya kira banyak alternatifnya, semisal Dyah Tulodhong memang dari awal sudah disiapkan untuk menggantikan Mpu Dhaksa, siapa yg menyiapkan...tentunya lawan politik sang raja, makanya dia mulus2 saja naik tahta... |
#224 | ![]() |
onomarp
26 April 2013 jam 1:57pm
 
Begitulah kira-kira, tidak mungkin seorang berkuasa berdiri sendiri, pasti ada "pijakan" yang entah diatasnamakan, entah mengatasnamakan seseorang untuk berkuasa... nah, sejauh ini sejarah yang diutarakan di banyak buku hanya mencatatkan kekuasaan dari "seseorang" jarang ada yang mengungkapkan "pijakan" sehingga ia "mampu" berkuasa. Barangkali karena "pijakan" itu begitu kompleks dan ruwet tali-temali di dalamnya atau juga karena pijakan itu begitu samar keberadaannya. Mengungkapkan "pijakan" memerlukan spekulasi yang tidak hanya menguras pikiran, tetapi juga mengundang risiko dikatakan "mengada-ada"... atau bisa-bisa dibilang "gendheng" alias "edan".... atau lebih halus lagi "tidak rasional".... mana ada sejarawan yang berani menempuh risiko itu... iya kan? Sehingga pada akhirnya apa yang dikemukakan hanyalah sejarah berupa garis lurus linier... tanpa lika-liku sebagaimana jalanya sebuah kehidupan nyata.... Sama sekali tidak ada maksud untuk mempropagandakan agar jangan percaya pada sejarah yang selama ini telah ditulis, tetapi ini hanya sekedar mengajak agar "apa yang ditulis" itu harus dicerna secara kritis... sebab sejarah yang berupa garis lurus liner itu penuh dengan "sesuatu yang dipaksakan" ..... Thx |
#225 | ![]() |
Sumpeno
27 April 2013 jam 6:29am
 
Setuju om Pram,,, tidak apa-apa dikatakan "Gendheng" yang penting "gathuk"... Toh, cerita sejarah memang tidak akan pernah lepas dari unsur subjektif dari orang yang menafsirkan. |
#226 | ![]() |
ysn26
27 April 2013 jam 12:21pm
 
Musuhnya tambah lg. |
#227 | ![]() |
darkryu
27 April 2013 jam 8:16pm
 
membaca bab stop press dan sebelumnya, membuat penalaran sebelumnya harus diperluas lagi. penulisnya benar-benar luar biasa, salut untuk mas/bang/pak/saudara pramono |
#228 | ![]() |
onomarp
27 April 2013 jam 10:46pm
 
Nah... Nah... ada kekuatan lain yang terpilin di atas tahta Bhumi Mataram.... Mpu Gandawisesa seorang kris mardawa (piawai dalam pembuatan keris) didukung oleh dua murid utama berikut Gandawisesa Parsada (perkampungan Gandawisesa).... pasti keberadaan Mpu Gandawisesa bertalian dengan kekuatan lain dan berkepentingan atas tahta Bhumi Mataram... Pertanyaannya, apakah dirinya identik dengan Prabu Dewageung Jayeng Buana atau Rakeyan Windusakti... mantan penguasa Bhumi Galuh yang bergerak di Bhumi Mataram dengan jejak yang samar... Atau Mpu Gandawisesa dengan kelompoknya hanya sekedar kekuatan lain yang tersembunyi seperti dikatakan Satriya Ambrastha kepada Rakeyan Watuageung.... Lalu, ada konflik lain yang terseret hingga ke Yawadwipa.... konflik dari daratan Cina.... Saat itu (920-an Masehi) terjadi benturan kekuasaan di antara kekuatan-kekuatan yang sebelumnya bersekutu menggulingkan Dinasti Tang (618–907 Masehi). Selepas Dinasti Tang runtuh, kekaisaran Cina tercabik-cabik oleh perpecahan politik mulai tahun 907 Masehi. Di antara kekuatan yang bersaing adalah lima penguasa yaitu: Liang, Tang, Jin, Han, dan Zhou. Dikenal sebagai lima dinasti yang terus bersaing menguasai jantung wilayah kerajaan lama di utara Cina. Selain lima penguasa tadi, di Cina juga muncul sepuluh negara kecil, yaitu: Wu, Wuyue, Min, Nanping, Chu, Tang Selatan, Han Selatan, Han Utara, Shu Awal, dan Shu Akhir. Mereka berkuasa di selatan dan barat Cina. Siapa Yu Guang, tentu sudah dapat diduga, ia adalah fugitive (pelarian) yang berusaha melepaskan diri dari kejaran lawan-lawan politik dinasti dari mana ia berasal. Bukan tanpa alasan, Yu Guang melarikan diri ke Yawadwipa. Setidaknya ada tiga alasan. Pertama, Cina dan Yawadwipa memiliki hubungan dagang, ekonomi dan budaya sejak lama. Kedua, kekuatan di Yawadwipa relatif kuat dibandingkan dengan kekuatan di negeri lain seperti Campa, Khemer atau kerajaan-kerajaan lain. Mengejar dengan armada perang sama halnya dengan mengajak perang kerajaan Yawadwipa (Bhumi Mataram). Ketiga, Cina dan Yawadwipa terbentang jauh. Pelaian ke Bhumi Mataram di Yawadwipa merupakan pelarian yang aman.... pertanyaannya: bagaimana jika kekuatan pengejar juga datang ke Bhumi Mataram sebagaimana dikhawatirkan oleh Pendeta Merak Jantan??? Nah...Nah... Konflik menjadi bertumpuk.... Bagaimana itu akan berujung? Semua akan berpusat pada Bajug Anggakara sebagai jawaban.... asyik kan.... |
#229 | ![]() |
zuae
27 April 2013 jam 11:51pm
 
Wahh wahh wahh, aji gile makin kerenz aja nih si Bajug Anggakara, |
#230 | ![]() |
dewaile_46
28 April 2013 jam 2:41am
 
Sipp yang penting sampai tamat... |
#231 | ![]() |
ysn26
1 Mei 2013 jam 9:34am
 
makin ruwet konfliknya.tp tetep di tunggu kelanjutannya. Bajug Anggakara adalah cersil yg paling aku tunggu lanjutannya selain Seruling Sakti |
#232 | ![]() |
rduyk
2 Mei 2013 jam 10:41pm
 
rruuuaaar biasa dilanjut Bos |
#233 | ![]() |
zuae
2 Mei 2013 jam 11:32pm
 
Yeeahh... It's show times.. |
#234 | ![]() |
fathuri
3 Mei 2013 jam 9:54am
 
Hanya satu kata: mantabbbbb |
#235 | ![]() |
gonzo
3 Mei 2013 jam 1:54pm
 
teknik penulisan pengulangan kalimat pada akhir alinea terutama pada kejadian waktu yang bersamaan, kalau terlalu sering dilakukan maka membaca ceritanya menjadi kurang nyaman.........moga-moga menjadi perhatian penulis. |
#236 | ![]() |
hari
3 Mei 2013 jam 3:48pm
 
Makin memikat dan membuat tidak sabar menunggu kelanjutannya mas. Jaga kesehatan mas? Kelanjutan yang lain2 (jalan naga dll) juga dinanti penuh harap mas |
#237 | ![]() |
ysn26
4 Mei 2013 jam 7:29am
 
ditunggu lanjutannya suhu |
#238 | ![]() |
onomarp
6 Mei 2013 jam 9:07pm
 
Mas Gonzo Siap.... akan diperhatikan... yang sudah terlanjut tetap dibiarkan... belum sempat diedit... mungkin kesempatan lain akan diedit |
#239 | ![]() |
ekaputra
6 Mei 2013 jam 9:41pm
 
almost perfect... |
#240 | ![]() |
verdy
6 Mei 2013 jam 11:36pm
 
Tq suhu pram...mntp ceritanya.. |