BAJUG ANGGAKARA

HomeForumKomentar BacaanBAJUG ANGGAKARA

Komentar untuk BAJUG ANGGAKARA


#21 avatar
teddy_tera 11 Januari 2013 jam 4:32pm  

Demen banget ma ceritanya nih, lanjutkan mas Pram, thanks :)

#22 avatar
pambudi 11 Januari 2013 jam 4:33pm  

walau karya yang ini masih tahap awal, tapi keseluruhan dari 3karya mas pram hampir seperti trilogi rajawalinya chin yung walau dengan desain yg berbeda, pendekar rajawali dan kembalinya pendekar rajawali masanya berdekatan semntara golok pembunuh naga waktunya jauh dri kedua pendahulunya, naga branjangan dan bujug masanya berdekatan sementara jalan naga jauh dimasa lalu, serasa urutan waktunya dibalik, dan keduanya masih berlatar belakang kerajaan, tapi mas pram sebutan bre bukanya lazim dipake ketika jaman majapait, maaf jika salah

#23
penjahat1976 11 Januari 2013 jam 4:49pm  

usul nich mas pram, bagaimana kalo nantinya ternyata si kembar Santika dan Laksita ternyata sebenarnya tidak berwajah buruk melainkan cantik tapi sedang dalam penyamaran wajahnya.

#24 avatar
h3ry 11 Januari 2013 jam 4:59pm  

Mantap mAs pram ,mau nanya apa jalan naga sudah tamat mas ,bajug ini cerita yang bener 2 gila mas,seru alur jelas tokoh 2 yang unik,juga tokoh bajug jarang sekali penulis membuat tokoh seperti bajug ini terima kasih mas

#25 avatar
onomarp 11 Januari 2013 jam 5:38pm  

Mas Pambudi,
JALAN NAGA, NAGA BHUMI MATARAN dan BAJUG ANGGAKARA merupakan tiga cerita yang berdiri sendiri... masing-masing memiliki alur sendiri dengan setting yang berbeda zaman.

JALAN NAGA settingnya menjelang akhir kejayaan tarumanegara dan munculnya Kalingga kira-kira abad ke-7 (678M) ... sementara NAGA BHUMI MATARAM latarnya kerajaan Mataram Kuno semasa Raka i Kayuwangi kira-kira abad ke-9 (876 M)... sementara BAJUG ANGGAKARA settingnya akhir Mataram Kuno menjelang kemunculan Wangsa Iswara (Mpu Sendok) pada abad ke-10... maaf di dalam kisah BAJUG ANGGAKARA terjadi kesalahan penyebutan ibukota Mataram Kuno seharusnya bukan Mamrati tapi Poh Pitu.

Baik JALAN NAGA, NAGA BHUMI MATARAN dan BAJUG ANGGAKARA sebenarnya memiliki bagiannya sendiri-sendiri, namun karena keterbatasan waktu belum sempat dituangkan ke dalam narasi... baru alur skemanya... sedapat mungkin masing-masing bagian tersebut dapat saya cicil dan upload menjadi rangkaian cerita utuh.

Soal sebutan "Bhre atau bre" sebenarnya sebutan itu berasal jauh sebelum masa majapahit... pada Mataram Kuno gelar itu diperkirakan juga sudah dipakai untuk pangeran atau bangsawan keluarga dekat raja. Gelar Bhre sebenarnya merupakan singkatan dari "bhatara i"

Mas Penjahat1976,
Tunggu saja kejutan mengenai si kembar Sakwari dan Sakanti .... ops ... si kembar gila bukan Santika dan Laksita...

Terakhir, JALAN NAGA jauh dari tamat... masih akan dicicil lanjutannya

Thanks all... salam

#26 avatar
zuae 11 Januari 2013 jam 6:17pm  

Sy stuju bnget tuh ama usul y Penjahat1976, otak y pd mkir yg cntik2 mlulu hihihiks.. tp santika ama laksita hrus msh perawan lo Master Pram, biar trasa lbih renyah aja hahaha...
Master Pram THE BEST Lah wkwkwk

#27 avatar
pambudi 11 Januari 2013 jam 8:59pm  

Ooo begitu ya sam, awalnya saya kira ke 3 karya tersebut akan saling berkaitan, sambara dikaitkan dengan arga, lewat bratasenawa atau malah lngsung dengan sanjaya, lalu bujug gila itu saudara arga atau keponakan (sebelum seting waktunya di revisi sama sam marp),

#28 avatar
AdinCahyono 12 Januari 2013 jam 1:32am  

((y)ˆ⌣')(y)sipp ((y)ˆ⌣')(y)sipp , kan kutunggu kelanjutannya mas pram. Setelah sebelumnya lurus, tenang dan berwibawa. Sekarang waktunya yang lincah dan urakan untuk beraksi. Mantap

#29 avatar
onomarp 12 Januari 2013 jam 8:21am  

Mas Pambudi,

Saya tidak mengubah setting setting BAJUG ANGGAKARA hanya meralat nama ibu kota Mataram Kuno dari Mamrati menjadi Poh Pitu... saya agak terlewat dalam hal ini karena masih terbawa oleh NAGA BHUMI MATARAM, di mana saat itu yakni di bawah kekuasaan raja mataram kuno Raka i Kayuwangi pusat pemerintahannya di Mamrati... kemudian dipindah ke Poh Pitu dan sewaktu Dyah Balitung yang memerintah sekitar tahun 899–911 M dengan pusat pemerintahan telah bergeser ke Poh Pitu.

Jika boleh mendahului skema atau oret-oretan dari NAGA BHUMI MATARAM... perjalan waktu akan mengungkapkan bahwa Arga Triwikrama yang menempuh jalan berliku panjang... dua dasawarsa kemudian kelak akan menjelma menjadi seorang Dyah Balitung...

BAJUG ANGGAKARA settingnya dua tiga dasawarsa setelah Dyah Balitung melepaskan kekuasaan... menjelang terbitnya Wangsa Isana

#30 avatar
fathuri 12 Januari 2013 jam 10:14am  

Sungguh luar biasa nih Suhu Pram, karyanya sangat berkarakter dan menyimpan kejutan-kejutan... Hanya satu kata "LUARRRR BIASAAAA"...

#31
ysn26 12 Januari 2013 jam 3:14pm  

jadi antara si Naga dan si Bajug ini masih ada pertalian ilmu ya.bs jadi ini jg sbuah trilogi jk si Satria Perak itu adalah guru Sanjaya.bkankah ada opini yg mengatakan Sanjaya tu cucu Ratu Shima dari putri beliau yg dinikahi Raja Tarumanegara.karna Sambara berdarah biru,bs jadi kan jd guru Sanjaya.n Lingkaran Semesta merupakan wujud awal yg dikembangkan menjadi Naga Semesta

#32 avatar
ogon 12 Januari 2013 jam 4:08pm  

Mas pram,mau tanya kalo di wikipedia kan dyah balitung itu nikah dengan anaknya rakai watuhumalang kan ?
Kalo gitu nanti arga nambah istri lagi dunk....heehehe sori kalo OOT.

#33 avatar
onomarp 12 Januari 2013 jam 4:18pm  

Betul.... betul sekali bahwa balitung menikah dengan anak puteri Raka i Watuhumalang yang tidak disebutkan siapa namanya... saya menafsirkan puteri itu adalah bibi kanistha... puteri yang sejak kecil hidup bersama dengan Pangeran Abhinaya atau Abhiraya... belakangan Bibi Kanista mengetahui jatidirinya yang sebenarnya adalah anak dari Raka i Watuhumalang yang diculik sejak kecil oleh Pangeran Abhinaya atau Abhiraya, dan dibesarkan oleh orang tua itu di tengah padepokan Chandrakapala... so, cukup empat saja...

#34 avatar
ogon 12 Januari 2013 jam 4:38pm  

Kalau berdasarkan silsilah rakai kayuwangi itu kan saudara tiri dari ayah arga atau bisa dibilang paman dari arga kan mas ? kalo gitu kanistha ponakan arga dong ? penasaran mas...hehehe

#35 avatar
onomarp 12 Januari 2013 jam 5:46pm  

Kayaknya, saya tidak bisa lagi menutupi ambisi yang selama ini saya masih simpan rapat. Ambisi itu berupa menulis tiga cerita masing-masing berupa dua trilogi (JALAN NAGA & BAJUG ANGGAKARA) dan satu tetralogi (NAGA BHUMI MATARAM) ... yang secara garis besar sebagai berikut:

JALAN NAGA I
Kemunculan Satria Naga Perak yang menyelamatkan persekongkolan antara Salu Kartika (Balai Bintang) dengan kekuasaan negeri seberang. Settingnya kira-kira 678 M.
JALAN NAGA II
Perjalanan Satria Naga Perak ke barat Yawadwipa dan diburu sebagai satu-satunya yang tersisa dari lembah Bojongmenje.Settingnya kira-kira 680-an M.
JALAN NAGA III
Kembali Satria Naga Perak membantu Kalingga mengatasi serangan negeri seberang saat Ratu Sima menolak pinangan raja dari negeri itu. Settingnya kira-kira 686 M.

NAGA BHUMI MATARAM I
Kemunculan dan identitas Arga serta upayanya menyelamatkan Tembelang. Settingnya 786 M di era Raka i Kayuwangi sebagai penguasa Bhumi Mataram.
NAGA BHUMI MATARAN II
Perjalanan Arga membangun padepokan chandrakapala dan membesarkan padepokan itu... cikal bakal persekongkolan di Bhumi Mataram... serta kembalinya Sarkara mengguncang Bhumi Mataram.
NAGA BHUMI MATARAN III
Perang saudara di antara Kayuwangi dan Gurunwangi plus Limus... tumbangnya kekuasaan Kayuwangi... Chandrakapala tampil menyatukan Bhumi Mataram yang terpecah belah.
NAGA BHUMI MATARAN IV
Menuju tahta Bhumi Mataram dengan gelar Dyah Balitung...

BAJUG ANGGAKARA I
Sepak terjang Mandrakara sebagai Bajug Anggakara... menjinakkan Perkumpulan Neraka di Nusa Kembangan.
BAJUG ANGGAKARA II
Sepak terjang Mandrakara sebagai Bajug Anggakara... menjinakkan Perkumpulan Buana Roda di timur Yawadwipa
BAJUG ANGGAKARA III
Mempersiapkan dinasti Isyana

Moga-moga ambisi ini dapat diwujudkan... sekarang sedang dicicil terus... bagian per bagian

#36 avatar
onomarp 12 Januari 2013 jam 5:51pm  

Mas Ogon

Ayah Kanistha bukan kayuwangi tapi watuhumalang... seperti ayah arga mereka anak pikatan tapi dari isteri berbeda... jadi bukan keponakan, melainkan sama-sama satu eyang (pikatan) lain eyang putrinya... masih sepupu satu eyang... gitu deh kira2

#37 avatar
ogon 12 Januari 2013 jam 6:18pm  

Saya kira tadi watuhumalang masi 1 generasi dibawah kayuwangi..heheehhe
Semoga lancar mas penulisannya dan bisa laris bukunya jadi bisa melahirkan karya2 yang luar biasa selanjutnya

#38 avatar
Bondan 12 Januari 2013 jam 7:42pm  

Wah ... jadi ingat gaya berkisah mpu tanah seberang ... thay suhu Liang Ie Shen .. dalam seri Thian San.
Penulisan cerita nya bisa maju mundur ... loncat ke depan .. mundur kebelakang ... tapi hasil akhir nya menjadi jalinan kisah yang saling taut menaut dengan baik .... Dan gaya ber cerita Suhu Seno Gumira dalam menggali sejarah tanah pertiwi dengan selalu menambahkan catatan kaki dalam menjelaskan sebuah peristiwa atau penjelasan sesuatu yang baru .... benar-benar serius seakan-akan merupakan penulisan skripsi atau thesis dan bukannya cerita silat ... sangat .. sangat unik dan menarik ... Sungguh luar biasa ... dan jarang-jarang ada .. Trims sekali Suhu Pram ...

semoga selalu sehat ...
dan bisa berkarya hingga kisah nya tamat ...
sehingga pembaca indozone bertambah nikmat ..
karena memperoleh kisah-kisah yang hebat ...

#39 avatar
Bondan 12 Januari 2013 jam 8:31pm  

Lambaran ilmu ......

Jalan Naga :----> Lingkaran Semesta - Tambar Mandaya -- Kekuatan Siwa yang melebur segala
|
V
Naga Bhumi Mataram :----> Naga Semesta -- Curirana -- Kekuatan rengkuhan seorang ibu
|
V
Baju Anggakara : ---> Siva Kretya Dhamarga -- Agrapana Yatna -- Kekuatan Sumber atau Hakiki

#40 avatar
Goblock 13 Januari 2013 jam 10:31am  

aku akui sangat suka dengan cersil yang satu ini ?....