Home → Forum → Komentar Bacaan → HINA KELANA (笑傲江湖/XIAO AO JIANG HU/SIAUW GO KANG OUW) EDISI REVISI KETIGA (2006)
Komentar untuk HINA KELANA (笑傲江湖/XIAO AO JIANG HU/SIAUW GO KANG OUW) EDISI REVISI KETIGA (2006)
#1 | ![]() |
kurotagusu
7 Februari 2014 jam 7:08pm
 
link fbnya tuan |
#2 | ![]() |
gpp1971
7 Februari 2014 jam 8:03pm
 
Ada di kata pengantar di thread Pendekar Pemanah Rajawali saya. |
#3 | ![]() |
Duzel
7 Februari 2014 jam 8:44pm
 
suhu antapurwa sudah menerjemahkan dan mengupload novel ini. saya rasa tidak perlu lagi ditambah dengan versi penerjemah lain. |
#4 | ![]() |
gpp1971
7 Februari 2014 jam 9:15pm
 
Terjemahan saya dari sumber asli (novel edisi ketiga dalam bahasa Mandarin) yang setahu saya belum pernah diterjemahkan secara lengkap ke dalam Bahasa Indonesia maupun Inggris. Saya kenal Pak Antapurwa dan pernah berdiskusi dengan beliau. Saya rasa Hina Kelana ini adalah salah satu masterpiecenya empu Jin Yong dan selalu ada tempat untuk berbagai versi terjemahan. Terserah selera masing-masing saja untuk membaca terjemahan versi yang mana. Tapi saya jamin terjemahan saya 100% sama dengan yang ditulis Jin Yong karena saya terjemahkan langsung dari sumber aslinya. |
#5 | ![]() |
suparmanb
8 Februari 2014 jam 1:05am
 
lebih enak baca dalam dialek hokkian. terbiasa sih dari jaman khoo ping hoo |
#6 | ![]() |
gpp1971
8 Februari 2014 jam 8:47am
 
Alasan saya tidak memakai dialek Hokkian: 1. Saya sama sekali tidak bisa membaca hanzi/ aksara China dengan lafal Hokkian, kalau pakai Hokkian nanti malah kacau. |
#7 | ![]() |
wangxiaohu
8 Februari 2014 jam 10:27am
 
Dear bung gpp1971... IMHO.. Kesannya seperti anda bermaksud bersaing dengan bung Antapurwa untuk cerita ini... |
#8 | ![]() |
gpp1971
8 Februari 2014 jam 10:52am
 
Saya tidak merasa sedang bersaing dengan Pak Antapurwa, saya kenal koq dengan beliau dan pernah berdiskusi tentang terjemahan Hina Kelana dengan beliau. Oh ya, saya cewe lho... |
#9 | ![]() |
suryakage
9 Februari 2014 jam 6:06am
 
Saya sangat menghargai terjemahan ini, kualitasnya sangat bagus lho! Ini turut memperkaya khazanah cersil klasik terjemahan dari Hongkong/Taiwan. Saya sendiri menganggap diri saya sebagai veteran cersil baik asli Indonesia maupun terjemahan, karena sudah sejak tahun 1985 sudah membaca karya Jin Yong/Chin Yung. Balada Kaum Kelana (versi Gan K.L) sudah saya baca pada tahun 1985 saat saya masih berusia 13 tahun, dan sudah saya baca berulang kali hingga saat ini. Ini adalah salah satu masterpiece novel silat Jin Yong yang sangat saya sukai. So bagi saya, usaha terjemahan ini sangat patut dihargai dan dipuji karena memberikan cara cerita yang berbeda dibandingkan terjemahan Gan K.L yang bercampur dengan istilah-istilah melayu-jawa. |
#10 | ![]() |
gpp1971
9 Februari 2014 jam 11:58am
 
Terima kasih atas apresiasinya. Menurut saya XAJH ini selain ceritanya bagus, prosanya dalam bahasa Mandarin juga indah, yang sayangnya, dengan segala hormat pada Gan K.L suhu, memang kurang terlihat kalau terjemahannya bernuansa Melayu-Tionghoa/ Jawa. Oleh karenanya saya terdorong untuk menerjemahkannya supaya bisa dinikmati pengemar cersil lain. Kalau sampai tidak bagus itu semata-mata karena kekurangan saya sebagai penerjemah. |
#11 | ![]() |
antop
9 Februari 2014 jam 3:54pm
 
Bab V kelewatan ya.......... |
#12 | ![]() |
suryakage
9 Februari 2014 jam 4:48pm
 
Satu yang saya suka dari Cersil karya Jin Yong adalah karajter tokoh-tokoh di dalamnya yang sangat unik dan kaya. Karakter dan sifat sifat manusia (yang baik maupun yang buruk) begitu menonjol dan sangat serasi dipadukan dengan alur cerita. Sifat kepahlawanan, kesetiaan, menjunjung harga diri dan kehormatan bertemu dengan sifat munafik dan sifat kejahatan yang begitu vulgar dan brutal, namun ternyata pada akhirnya tetap yang ditonjolkan adalah sisi humanis yang menjadi sifat dasar manusia, terlepas dari kejahatan dan kelicikannya. Saya malah kadang kala merasa psikologis humanis juga menjadi pesan dari karta-karya Jin Yong, meskipun kalau dilihat jarya-karyanya cenderung bersifat pengulangan (perkecualian untuk cerita Kaki Tiga Menjangan). |
#13 | ![]() |
gpp1971
9 Februari 2014 jam 4:55pm
 
Antop: oh ya, kelupaan adegan Yilin makan semangka dengan Linghu Shixiong. |
#14 | ![]() |
gpp1971
9 Februari 2014 jam 5:00pm
 
Pengambaran karakter2 manusia dalam karya2 JY memang menarik, menurut beliau pengambaran ilmu silat boleh fantastis, tapi pengambaran karakter harus realistis. Kalau tertarik membaca lebih kanjut tentang pemikiran2 JY, terutama yang berkaitan dengan novel2nya, silahkan baca artikel2 di thread Seputar Karya2 Jin Yong saya. Plot cerita memang cenderung berulang karena tuntutan genre cersil, tapi imo, makin lama kemampuan menulisnya makin meningkat, dan mencapai puncaknya pada 3 karya terakhir, yaitu Tianlong Babu, Xiao Ao Jianghu dan Lu dingji. Tapi novel silat terakhir JY ya XAJH ini, karena Kaki 3 Menjangan bukan murni cersil. |
#15 | ![]() |
yusman
9 Februari 2014 jam 7:39pm
 
suhu request,tolong lanjutin cerita pahlawan dan kaisar karya zhang fu,dlu yg terjemahin suhu shinimatsu tpi blum slese,cerita nya bgus bgt...mksih |
#16 | ![]() |
Renjana
10 Februari 2014 jam 12:01am
 
Dear Gpp1971 terima kasih banyak atas jerih payahnya, siaute sangat tertarik untuk baca terjemahan ini sampai selesai. Bisa tolong tanya kaki 3 menjangan itu kan cerita silat, kalau bukan itu cerita apa? Salam hormat |
#17 | ![]() |
gpp1971
10 Februari 2014 jam 8:58am
 
Yusman: maaf, untuk sementara ini saya hanya ingin menerjemahkan karya2 Jin Yong. |
#18 | ![]() |
gpp1971
10 Februari 2014 jam 9:06am
 
Renjana: menurut Jin Yong, cersil harus membedakan secara tegas siapa yang baik dan buruk, protagonisnya, walaupun bisa mempunyai kelemahan yang manusiawi, secara keseluruhan harus seorang ksatria yang dapat diteladani, sedangkan Wei Xiaobao sama sekali bukan seorang ksatria (dan tidak boleh diteladani!). Kutipan wawancara dengan Jin Yong: Jin Yong: Mereka berpendapat bahwa Kaki Tiga Menjangan adalah sebuah satire, sama sekali bukan untuk dipelajari orang, Wei Xiaobao juga bukan seorang protagonis yang positif, lagipula dalam novel ini juga tidak ada tema tertentu yang diutamakan, saya selalu berpendapat bahwa dalam menulis novel seharusnya tidak ada tema tertentu yang diutamakan, melainkan harus menunjukkan karakter manusia, menunjukkan perasaan manusia, oleh karena itu orang semacam Wei Xiaobao ini dapat eksis di zaman Qing, dapat eksis di zaman Republik China (Min Guo), sekarang ini di daratan China juga ada, di Taiwan dan Hongkong ada, dan di tengah masyarakat China di seluruh dunia juga terdapat orang semacam Wei Xiaobao ini. Jadi ketika saya menulis tentang Wei Xiaobao ini, saya menulis tentang karakternya sebagai individual, menulis tentang kesombongannya, menulis tentang usahanya untuk tetap bertahan hidup, sepertinya orang semacam ini selalu muncul di tengah-tengah orang Tionghoa seratus atau seribu tahun lagi, ini adalah suatu fenomena yang bersifat khusus. Ketika menulis tentang Wei Xiaobao saya mengingat tokoh Ah Q yang ditulis oleh Tuan Lu Xun, ia menciptakan Ah Q terutama untuk menulis tentang caranya meraih kesuksesan dengan penuh vitalitas. Saya berpendapat bahwa meraih kesuksesan dengan penuh vitalitas adalah sikap yang paling penting dalam watak bangsa Tionghoa untuk mempertahankan hidupnya; selama orang tidak memukul aku sampai mati, segala sesuatu juga akan kulakukan, apalagi untuk mendapatkan keuntungan, semua cara bisa digunakan. Oleh karena itu saya ingin menulis tentang orang semacam ini, Wei Xiabao adalah orang macam ini, namun selalu sukses dimanapun ia berada. Wei Xiabao adalah macam orang yang terdapat dalam masyarakat China, namun bukan berarti orang harus meniru dia. Terima kasih atas apresiasinya terhadap hasil jerih payah saya selama 14 bulan. |
#19 | ![]() |
leni
11 Februari 2014 jam 10:14am
 
Pak Sandi. Apakah pendekar negri taily juga diterjemahkan edisi revisinya? Kalau ya .. mohon di upliad di indozone ya .. terimakasih sebelumnya. |
#20 | ![]() |
gpp1971
11 Februari 2014 jam 11:56am
 
Setahu saya untuk Tianlong Babu/ Pendekar Negeri Tayli belum ada terjemahan edisi ketiganya dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Di spcnet.tv ada yg menerjemahkan edisi keduanya ke bahasa Inggris, tapi belum selesai. Facebook saya: https://www.facebook.com/NovelHInaKelanaEdisiKetiga |