Pendapat tentang saduran

HomeForumBooksPendapat tentang saduran


Halaman sebelum 1 2 3
#41
Hattrick 20 Maret 2006 jam 3:38pm  

jaman2 dulu mungkin orang kita lom ngerti soal royalti2an... dulu pertama diterjemahin itu uda berapa puluh taon yang lalu...

#42
Tasha 20 Maret 2006 jam 4:10pm  

eeyore menulis:
mungkin kita ga tau mo gimana lagi? klu misalnya JY ga mao karyanya di terjemahin ke bahasa lain gimana dong, kita ga bisa baca, bahkan ga tau mungkin. cm tau dari film2 adaptasi nya aja.. mslh nya kita mo gimana? apa semua bacaan di literature sini yg adalah hasil JY di cabut? :?
setuju... hehe memang jadi mikirin kepentingan sendiri sih, cuma kalo dia gak ngasih izin ke penerbit indo, masa kita gak bisa baca bukunya.....

kalaupun gak jadi dicetak dalam bentuk buku, toh tetep aja terjemahannya beredar di internet...
gak usah sebut hasil terjemahan, dalam bentuk aslinya pun sudah tersebar di internet dan free...

apakah itu pakai royalti juga?

#43
Soeprijo 20 Maret 2006 jam 4:31pm  

oklah
eeyore dan Tasha udah ngomong gitu
apalah yang bisa hamba katakan :))
ada perbedaan besar antara internet dan buku cetak
internet adalah free , tidak untuk keuntungan pribadi
buku cetak dijual di toko dan uangnya tidak dibayarkan sebagian sebagai royalti
itu saja yang saya ingin tekankan
mengenai hak cipta dari JY, saya yakin urusannya nggak rumit2 amat
asal mau mengikuti prosedur pasti semua bisa dijalankan
JY juga pasti senang jika ada pihak yang mau membeli royalti karyanya
jadi buat apa dia persulit ? kalau negara lain diberi apakah cuman Indo yang enggak :?
tapi ya itulah seperti kata eeyore
daripada sulit2 minta ijin, sikat aja kayak para jadul
akhir kata hidup jadul :p
bye thread :x

#44
toan_ie 4 September 2006 jam 1:12pm  

:) Setahu gw yang namanya menyadur tidak sama dengan meringkas, kalo meringkas iya sama dengan resensi atau rangkuman. Menyadur artinya menceritakan ulang isi dari suatu karya sastra dengan gaya bahasa lain tapi dengan tetap menjaga isi dari karya tsb. Dulu di pelajaran BI kita sering diminta menyadur suatu puisi dalam bentuk prosa, ini namanya menyadur. Jadi isi puisi diceritakan kembali dalam bentuk cerita (prosa). Kalo bikin resensi atau ringkasan ya namanya meringkas, bukan menyadur.

Menurut OKT cianpwee, karya-karyanya merupakan saduran karena OKT tidak menerjemahkan kata demi kata, tapi beliau membaca dahulu cersilnya, kemudian menulis kembali cerita tersebut dengan gaya bahasanya sendiri. Sementara GAN KL setahu gw lebih cocok disebut penerjemah, karena cenderung menerjemahkan kata demi kata.

Di jamannya Gan KL, OKT, OAS dll.. penyadur atau penerjemah cersil sama sekali tidak pernah meminta izin atau membayar royalti ke JY, nggak tahu kalo terbitan yang sekarang. Hal ini diakui sendiri oleh JY ketika diwawancarai oleh wartawan Indo di HK, tapi JY sendiri tidak keberatan karyanya diterjemahkan atau disadur tanpa ijin, mungkin JY udah kaya kali, jadi nggak ngejar materi semata. Menurut JY asalkan para penggemar cersil dapat membaca karyanya, JY sudah puas..benar apa gak ya..hehe

#45
momongcha 22 Desember 2008 jam 7:14pm  

Pada tahun 60an-70an, dunia novel persilatan ada 4 penulis yang diakui sebagai 'dewa'nya cerita silat (wu xia xiao shuo). Salah satu dari empat penulis ini adalah Gu Long (nama palsu, nama kiasan).

Pada awal karirnya, Gu Long berusaha menulis novel silat dengan 'mencontek' teknik menulis Jin Yong (juga nama palsu), dan salah seorang lagi dari 3 penulis 'dewa' (namanya lupa). Awalnya dia memang berniat 'mencontek', tetapi setelah dia semakin merasa tertantang untuk menulis novel silat dengan nuansa baru. Akhirnya, setelah kurang lebih tiga tahun 'bertapa' di Mainland China, dia mengeluarkan sebuah novel yang ditulis dengan teknik yang berbeda dari 3 'dewa' penulis novel silat lainnya pada waktu itu.

Apakah plagiarisme sama dengan 'menyadur'? Sepertinya tidak. Plagiarisme jauh lebih berat 'dosanya' daripada menyadur. Apakah plagiarisme 'dosa' yang terberat dalam dunia seorang penulis? Tergantung komunitas dimana sang penulis berlingkup, tergantung penulis itu, dan tergantung hukuman yang ada di negara tempat sang penulis berteduh...

Jin Yong sendiri tidak menciptakan suatu teknik menulis novel silat yang baru. Dia justru mengikuti pasar dan masyarakat umum. Dia tahu dengan baik bahwa mau sukses, mau dapat duit, mau terkenal, maka apa yang dia buat harus bisa menembus pasar umum. Pasar umum pada waktu dia dulu yah pembaca-pembaca suratkabar/buku/novel di Hong Kong, Taiwan, dan Mainland China.

Jin Yong juga pernah membuat pernyataan umum bahwa dari sekian banyak pembaca yang membaca novel-nya, ternyata mayoritas adalah 'teman-teman' berusia muda. Pembaca golongan ini, menurutnya, ternyata sangat setia sekali. Apalagi yang fanatik. Yang fanatik dengan karyanya sering memberikan kritik yang pedas. Misalkan kesalahan fakta mengenai perdana menteri Han Zhou di bab awal novel 'She Diao Ying Xiong Chuan'.

Ada juga kritik pedas terhadap novel dia terakhir, yaitu 'Lu Ding Ji' (Duke of Mount Deer). Salah satunya mengkritik bahwa novel itu tidak ditulis dengan tangannya sendiri, dan bukan karya aslinya. Jin Yong membuat pernyataan bahwa novel itu asli ditulis dari tangannya sendiri, dan asli karyanya. Dia memang sengaja menulis 'Lu Ding Ji' dengan teknik menulis yang berbeda dengan novel-novel sebelumnya. Ucapnya, "bila seorang penulis tidak menantang dirinya sendiri untuk menulis sebuah novel dengan teknik menulis yang baru (atau berbeda), maka sang penulis tersebut telah menggali lobang untuk dirinya sendiri (menghambat kemampuan berkembang)."

Seperti Gu Long, awal karirnya, dia 'meniru/mencontek' teknik menulis novel silat 'dewa' penulis novel silat. Tetapi akhirnya menemukan teknik menulis yang baru dan berbeda dengan para 'dewa' penulis lainnya. Hanya bedanya, Gu Long meninggal dunia karena alkohol, dan novel-novelnya pada bagian terakhir hidupnya sudah menurun kualitasnya. Ada yang menjelaskan bahwa kecanduan Gu Long dengan alkohol menyebabkan dia terinspirasi untuk menulis dan menemukan teknik menulis yang baru dan berbeda. Tetapi alkohol juga yang telah membuat teknik menulisnya jadi semakin jelek dan tidak berkembang.

Halaman sebelum 1 2 3