Home → Bacaan → Karangan S.D Liong
Sepasang pendekar muda yang telah mendapat restu dari orang tua pendekar wanita, terlanjur melakukan hubungan diluar perkawinan akibat pengaruh racun berahi, sehingga guru pendekar pria yang menerima surat pengaduan merasa malu segera menjatuhkan hukuman perguruan tanpa penyelidikan yang seksama. Kegegabahan itu telah membuat gejolak dalam dunia persilatan. Kerabat dari pendekar
“Baik, kalau begitu akulah yang akan mengajukan pertanyaan ketiga itu. Siau Mo menyaru jadi guru sekolah Siau Lo-seng dan menyelundup ke dalam rumahku. Kemudian membunuh beberapa orang yang sedang berada di rumahku. Apakah maksudnya berbuat demikian?â€
Mendengar itu Bok-yong Kang meraung. Beberapa saat kemudian, baru ia menjawab: “Pembalasan dari dendam darah!â€
Cerita
Mengapa gurunya melarang ia untuk menuntut balas atas kematian ayahnya....? Kata gurunya, larangan itu adalah pesan terakhir dari ayahnya, pada saat hendak menghembuskan napas terakhir. Mengapa mendiang ayahnya berpesan begitu? Dan mengapa pula gurunya melarang ia berkeliaran ke balik gunung? Sudah 10 tahun lamanya, pertanyaan itu mencengkam pikirannya, tanpa penyelesaian.
Toh
Pada 27 tahun yang lalu, sepuluh partai persilatan besar telah bersepakat mendirikan sebuah Paseban Persilatan dan di mukanya, dibangun sebuah lapangan luas untuk pertandingan ilmu kepandaian. Rencana itu berasal dari Ci Hun Siangjin, ketua partai Siau-lim-pay, dan telah melahirlah sebuah piagam tentang Pertandingan Silat itu, antara lain.
1. Pertandingan itu diselenggarakan
“Kaupun tentunya mengerti juga bahwa peta itu penting sekali dan menjadi rebutan orang persilatan. Jika peta itu sampai jatuh ke dalam tangan taci seperguruanku, dunia persilatan tentu hancur lebur. Ah, adanya tak kuserahkan peta itu kepadanya karena aku tak mau melihat dunia persilatan dilanda banjir darah. Peta itu berada padaku,