Warisan Naga Branjangan

HomeBacaanWarisan Naga Branjangan

avatar onomarp
14 Juni 2012 jam 2:27pm

Tinggal Di Gua Jantera Pawaka
Sudah lima tahun, aku tinggal di sebuah gua terpencil sejak lari dari kediaman seorang yang aku sebut sebagai paman. Gua di mana aku tinggal sekarang terletak di sebuah lembah di lereng gunung, yang aku sendiri tidak tahu pasti namanya. Tapi pernah aku ingat orang menyebutnya sebagai gunung Jantera Pawaka. Penampakan gunung itu memang memutar bulat seperti roda, dan selalu mengeluarkan asap sebagai tanda gunung berapi yang aktif. Mungkin, karena serupa dengan roda (Jantera) dan selalu berapi (Pawaka), gunung itu disebut Jantera Pawaka.
Selama tinggal di gua itu kecuali aktivitas harian seperti makan, minum, mandi dan lain-lain, setiap hari aku sibuk dan bertekun mempelajari berbagai ilmu yang tanpa sengaja aku temukan di dalam gua. Sebelum aku menempatinya, gua itu pernah ditinggali oleh seseorang bernama Bratasenawa yang menurut pengakuannya disebut-sebut sebagai Naga Branjangan.
Tidak banyak keterangan yang ditinggalkan oleh orang itu. Hanya nama, gelar dan beragam ilmu yang sebagian terukir di dinding gua dan sebagian lagi di batu-batu besar yang berada di dalam gua. Keterangan lain, dikatakan bahwa ia telah mendiami gua itu selama empat puluh tahun, dan kemudian pergi meninggalkannya untuk suatu sebab yang tidak diceritakannya.Terhadap peninggalannya, ia berpesan agar siapa saja yang menemukannya dapat mempelajari dan menggunakan secara bijak.
Ada banyak peninggalan Naga Branjangan sebagaimana terukir di dinding dan batu-batu di dalam gua, di antaranya olah meditasi dan teknik pernafasan, cara menghimpun tenaga murni, pengobatan dan gerakan-gerakan bela diri. Di luar itu, sang Naga juga meninggalkan banyak kitab mengenai ajaran-ajaran keutamaan dan kebijaksanaan kuno. Ada pesan yang ditulisnya: ”Siapa pun yang ingin mempelajari ilmu peninggalannya, harus memulai dengan olah meditasi dan teknik pernafasan serta cara menghimpun tenaga murni. Sambil melatih teknik-teknik itu, hendaknya diimbangi denganmembaca kitab-kitab keutamaan dan kebijakan yang aku tinggalkan agar jiwa menjadi lebih bersih dan tidak kosong. Jangan terburu-buru untuk mempelajari teknik gerak bela diri yang aku tuliskan karena sulit untuk dapat menyelami intisari dari gerak-gerak itu. Setidaknya butuh waktu lima atau enam tahun memperkuat batin dan jiwa untuk kemudian mempelajro teknik gerak bela diri: NAGA SEMESTA.”
Kebetulan aku sendiri memang tidak begitu suka dengan olah kanuragan. Sewaktu di rumah Paman dulu pun aku lebih banyak memacu diri untuk belajar baca dan tulis. Tidak seperi teman-teman sebaya, termasuk juga dua anak paman, sangat mengandrungi olah kanuragan. Dibandingkan mereka, aku sangat jauh tertinggal, malah sering jadi korban latihan. Tetapi, untuk baca dan tulis, di usiaku yang baru menginjak sepuluh tahun banyak kitab sudah kubaca walaupun tidak sepenuhnya dapat dipahami. Kemampuan baca dan tulis yang aku miliki sudah sejajar dengan mereka yang berusia tujuah atau bahkan sepuluh tahun di atasku.
Seperti biasa, sehabis bangun tidur dan mencari makanan di hutan sekitar gua, aku terbenam dalam olah meditas. Sesuai petunjuk Naga Branjangan, tujuh cara meditasi terus aku praktekkan sepanjang tinggal di gua. Pertama, meditasi cakra dasar, yang menurutnya bermanfaat untuk memperkuat kepercayaan diri, kedisiplinan, dan daya tahan tubuh. Caranya, duduk bersila tangan di pangkuan (di bawah pusar), kedua telapak menghadap atas, yang kanan menumpang di kiri (menempel) dan Jari-jari rapat, jempol ditekuk. Cakra dasar sangat berpengaruh pada energi kehidupan. Kedua, meditasi cakra suci berdayaguna untuk merangsang daya cipta, antusiasme, dan memperlancar metabolism tubuh. Posisi meditasi cakra suci kedua tangan di depan dada, ujung jari menghadap atas, dan kedua telapak ditempelkan (telapak tangan kiri menghadap kanan, sedang yang kanan menghadap kiri). Cakra Suci berpengaruh pada kreativitas dan membangun keintiman dan kepekaan hubungan dengan alam sekitar. Ketiga, meditasi cakra ulu hati (solar plexus) untuk meredam ketegangan, ketakutan, rasa was-was dan menumbuhkan kedamaian dan ketenangan diri. Lalu, keempat, meditasi cakra jantung dengan posisi kedua tangan di depan dada, ujung-ujung jari menghadap bawah, dan jari kanan dan kiri saling menempel dan renggang, sehingga membentuk pola segitiga terbalik.Latihan ini membuat keseimbangan antara jiwa dan raga, juga untuk penyembuhan. Kelima, meditasi cakra tenggorokan dengan posisi kedua tangan di depan dada, posisi lengan horizontal, dan telapak tangan kiri menghadap atas, sedang yang kanan menghadap bawah. Jadi posisi menangkup.Keenam, meditasi cakra kening, dengan kedua tangan di atas lutut, kedua telapak menghadap atas, dan tempelkan jempol dengan telunjuk (membentuk pola lingkaran).Fungsi meditasi ini untuk membuka cakrawal berpikir, meningkatkan daya analisa terhadap kondisi sekitar, dan mempertajam intuisi. Terakhir, meditasi cakra mahkota,kedua tangan di atas lutut, dan jari-jari dikuncupkan.Meditasi cakra mahkota berpengaruh untuk mempertebal dan memperkuat daya batin dan spiritualitas.
Selain olah meditasi, aku juga melatih berbagai tekni pernapasa sesuai ajaran Naga Branjangan, seperti teknik pernapasan perut (menarik nafas dengan perut mengembang dan ketika mengembuskan nafas, perut mengempis), teknik pernapasan dada (ketika menarik napas, dada dikembangkan dan saat menghembuskan napas dada dikempiskan), teknik pernapasan pundak (saat menarik napas udara menuju kebagian pundak atau dada bagian atas, sehingga pundak akan naik. saat menghembuskan napas pundak diturunkan kembali ke posisi biasa), dan teknik pernapasan sempurna. Untuk teknik terakhir itu, bertujuan untuk membuat udara masuk dengan sempurna dan memenuhi seluruh ruang didalam paru paru. Tekniknya ditempuh dengan melakukan pernapasan gabungan yaitu dengan menggabungkan tehnik pernapasan perut, dada dan pundak sekaligus pada saat bersamaan. Saat menarik napas udara menuju kebagian perut, kemudian dada dikembangkan dan pundak diangkat keatas. Kemudian hembuskan napas dimulai dengan mengempiskan perut dilanjutkan dengan menurunkan dada dan pundak.
Dengan latihan-latihan meditasi dan olah pernapasan yang telah aku jalani bertahun-tahun, aku merasa lebih tenang menjalani hidup, tidak banyak dihantai oleh was-was dan kekhawatiran. Untuk mengisi dan mempertebal kekuatan batin dan jiwa, Naga Branjangan memberi petunjuk yang memuatu empat inti ajaran mengenai Tresna (cinta kasih), Gumbira (bahagia), Upeksa (tidak mencampuri urusan orang lain) dan Kamitraan (setia kawan). Petunjuk-petunjuk itu ditulisnya diguratkan di atas lepengan batu yang sudah berulang-ulang aku baca dan salami setiap saat melakukan olah meditasi dan pernapasan. Ternyata, gabungan latihan meditasi, pernapasan dan mengulang-ulang ajaran sebagaimana yang dianjurkan Naga Branjangan tanpa aku sadari telah membangkitkan tenaga dalam di dalam diriku.
Apalagi di dalam gua terdapat mata air yang terus mengalir tanpa henti yang membentuk kolam. Kolam itu menjadi tempat biasa aku membersihkan diri sekaligus melatih teknik pernapasan di dalam air. Melatih pernapasan di dalam air memberi kemajuan yang sangat berarti bagi penghimpunan tenaga murni. Naga Branjangan juga menuliskan petunjuk mengenai teknik meditasi dan pernafasan di dalam air, dan ini menjadi peganganku unuk melatihnya. Bila pada tahun-tahun awal aku hanya dapat bertahan 2 hingga 5 menit di dalam air, setelah tahun ketiga terus menerus melatih teknik yang diuraikan Naga Branjangan, aku dapat terus meningkatkan kemampuan untuk bertahan di dalam air, kini aku bisa bertahan hingga 3o menit di dalam air tanpa perlu naik ke permukaan untuk menghirup udara.
Jati Diri?
Aku dipanggil dengan nama Argo. Ya, karena memang nama lengkapku adalah Arga Triwikrama. Arga berarti gunung. Sementara, Triwikrama diambil dari tiga langkah “Dewa Wisnu” atau Atma Sejati (energi kehidupan) dalam melakukan proses penitisan. Sejak kecil aku tidak mengenal ayah dan ibu. Orang yang aku kenal adalah paman, yakni paman Samaragrawira, yang merupakan pejabat utama pemerintahan kota Tembelang, yang terletak di kaki gunung Jantera Pawaka. Selain menjadi pejabat, paman Wira juga merupakan ketua perguruan, Merak Mas, yang sering melakukan pengembaraan selain melakukan perjalanan tugas pemerintahan ke berbagai kota, termasuk kota raja. Menurut kabar berita, paman Wira masih memiliki ikatan yang dekat dengan Raja yang sekarang berkuasa, dan diberi tugas oleh sang raja untuk mengurus pemerintahan di kota Tembelang, salah satu bagian penting dari kerajaan di luar ibukota.
Sebelum aku ada dan tinggal menetap di kediaman paman, perguruan Merak Mas sudah berdiri. Perguruan ini sebenarnya didirikan oleh Dharanindra, kakek guru dari paman Wira. Sejak dipilihnya paman Wira menjadi ketua perguruan, agar tidak meninggalkan urusan pemerintahan, pergurunan itu dipindahkan dari tempat semula, yakni Mamrati, ke Tembelang dimana paman duduk menjalankan pemerintahan.

Pengarang onomarp
Tamat Tidak
HitCount 30.158
Nilai total rating_4

Bab

1 Perguruan Merak Mas
onomarp 15 Juni 2012 jam 10:30pm
2 Persemayaman Terakhir Naga Branjangan
onomarp 16 Juni 2012 jam 10:48am
3 Tiba di Kota Abhipraya Praja (1)
onomarp 16 Juni 2012 jam 10:29pm
4 Tiba di Kota Abhipraya Praja (2)
onomarp 16 Juni 2012 jam 10:33pm
5 Pertarungan di tepi sungai
onomarp 17 Juni 2012 jam 2:37pm
6 Pertarungan di tepi sungai (2)
onomarp 17 Juni 2012 jam 8:59pm
7 Ironis: Penawan Ditawan
onomarp 18 Juni 2012 jam 1:21pm
8 Menari Bersama Soma Kanaka (1)
onomarp 18 Juni 2012 jam 8:10pm
9 Menari Bersama Soma Kanaka (2)
onomarp 19 Juni 2012 jam 12:17pm
10 Menari Bersama Soma Kanaka (3)
onomarp 19 Juni 2012 jam 10:19pm
11 Menari Bersama Soma Kanaka (Tamat)
onomarp 20 Juni 2012 jam 3:09am
12 Menyibak Sepotong Tabir (1)
onomarp 20 Juni 2012 jam 9:17pm
13 Menyibak Sepotong Tabir (2)
onomarp 22 Juni 2012 jam 2:07am
14 Menyibak Sepotong Tabir (Tamat)
onomarp 23 Juni 2012 jam 8:11pm
15 Pembuktian Keyakinan Seorang Pangeran Sepuh (1)
onomarp 15 Juli 2012 jam 3:35am
16 Pembuktian Keyakinan Seorang Pangeran Sepuh (2)
onomarp 15 Juli 2012 jam 6:46pm
17 Pembuktian Keyakinan Seorang Pangeran Sepuh (3)
onomarp 16 Juli 2012 jam 9:09pm
18 Pembuktian Keyakinan Seorang Pangeran Sepuh (4)
onomarp 17 Juli 2012 jam 9:28pm
19 Pembuktian Keyakinan Seorang Pangeran Sepuh (Tamat)
onomarp 18 Juli 2012 jam 9:57pm
20 Menempuh Perjalanan Menuju Merak Mas (1)
onomarp 19 Juli 2012 jam 11:58pm
21 Menempuh Perjalanan Menuju Merak Mas (2)
onomarp 21 Juli 2012 jam 3:08pm
22 Menempuh Perjalanan Menuju Merak Mas (3)
onomarp 23 Juli 2012 jam 8:51pm
23 Menempuh Perjalanan Menuju Merak Mas (4)
onomarp 26 Juli 2012 jam 2:56pm
24 Menempuh Perjalanan Menuju Merak Mas (5)
onomarp 27 Juli 2012 jam 7:29pm
25 Menempuh Perjalanan Menuju Merak Mas (6)
onomarp 28 Juli 2012 jam 1:07pm
26 Menempuh Perjalanan Menuju Merak Mas (7)
onomarp 30 Juli 2012 jam 11:04pm
27 Menempuh Perjalanan Menuju Merak Mas (8)
onomarp 31 Juli 2012 jam 8:24pm
28 Menempuh Perjalanan Menuju Merak Mas (9)
onomarp 31 Juli 2012 jam 10:18pm
29 Menempuh Perjalanan Menuju Merak Mas (10)
onomarp 13 Agustus 2012 jam 6:21pm
30 Menempuh Perjalanan Menuju Merak Mas (Tamat)
onomarp 13 Agustus 2012 jam 8:43pm
31 Jati Diri Pewaris Naga Branjangan (1)
onomarp 14 Agustus 2012 jam 1:01am
32 Jati Diri Pewaris Naga Branjangan (Tamat)
onomarp 16 Agustus 2012 jam 3:17am
33 Adwaya Lokeswara
onomarp 19 Agustus 2012 jam 11:51pm
34 Empat Pemerintahan Utama Bhumi Mataram
onomarp 19 Agustus 2012 jam 11:56pm
35 Bara Api Dari Timur Bhumi Mataram
onomarp 21 Agustus 2012 jam 7:44pm
36 Kegemparan di Poh Pitu: Pancawara Jadi Racana (1)
onomarp 17 September 2012 jam 10:24pm
37 Kegemparan di Poh Pitu: Pancawara Jadi Racana (tamat)
onomarp 17 September 2012 jam 10:33pm
38 Prasoda Nawa Sanghara (1)
onomarp 21 September 2012 jam 7:14am
39 Prasoda Nawa Sanghara (2)
onomarp 21 September 2012 jam 12:22pm
40 Prasoda Nawa Sanghara (Tamat)
onomarp 21 September 2012 jam 8:12pm
41 WATUGALUH PÈNGERAN PATI
onomarp 12 Oktober 2012 jam 9:53am

373 komentar

icon_comment Baca semua komentar (373) icon_add Tulis Komentar

#369 avatar
elsiansu 23 Oktober 2012 jam 1:26pm  

Suhu Cikeng udah sampe tapi ko halaman 417 s.d 460 ga ada terganti sama halaman 101 s.d 144 jadi halaman 101 s.d 144 ada dua kali... terima kasih

#370
gigih 6 Desember 2012 jam 2:53pm  

lanjut please.......... :(( :((

#371
yasin 8 Desember 2012 jam 8:00pm  

lanjut dong......

#372
kuntoro 24 Desember 2012 jam 11:26pm  

Mirip nagabumi

#373
diazsaid 18 Juli 2013 jam 10:24pm  

kuntoro 24 Desember 2012 jam 11:26pm icon_biohazard16 Lapor
Mirip nagabumi....

bukan mirip mas kuntoro, tpi emang sama ceritanya :)) ....Warisan Naga Branjakngan aka Naga Bhumi Mataram...