Siapa pernah menyangka di balik keindahan dan kesucian cinta yg tercermin dari Taj mahal tersimpan keangkuhan hati manusia?
Atau, pernahkah kita menduga ketulusan cinta Shah Jahan kepada Arjumand banu, Mumtaz Mahal sang penghias istana, harus ternoda oleh sisi gelap nan menyakitkan?
Tatkala Taj Mahal selesai dibangun, kesulitan Mughal justru terkoyak dari dalam istana, perseteruan dua anak Shah Jahan: Dara dan Aurangzeb dalam memperebutkan singgasana merak kesultanan makin memanas dan mencapai puncaknya ketika Aurangzeb melakukan pemberontakan.
Aurangzeb lalu memenggal kepala Dara dan menunjukkanya dihadapan sang ayah, Shah Jahan.
Maka berulanglah sebuah penghianatan terhadap hukum Timurid yang diciptakan leluhur mereka, Timur-i-leng: jangan sakiti saudaramu,meskipun mereka mungkin layak mendapatkanya.
Ini tak ubahnya sebuah karma akibat Shah Jahan membunuh saudaranya, Khusrav demi mengamankan kekuasaanya.
Novel ini menjanjikan kisah Taj Mahal dari sudut pandang berbeda, dimana kesetiaan berbalut nafsu angkara akan takhta, melanjutkan tradisi penggambaran indah John Shors dalam Taj Mahal: kisah cinta abadi (Mizan,2006)pembaca diajak menikmati eksotika India masa silam dengan segala kegemerlapanya.
-----
Catatan Penulis:
Masa lalu adalah prolog bagi masa kini.
Peristiwa-peristiwa tragis yang terjadi tiga ratus tahun yang lalu masih terus bergaung di India modern. Konflik berkepanjangan antara orang-orang Hindu dan Muslim—dan pembentukan negara Pakistan—kemungkinan besar disebabkan oleh tindakan Aurangzeb, anak lelaki Shah Jahan dan Arjumand.
Semua karakter dalam novel ini-kecuali Murthi, Sita, dan anak-anak mereka benar-benar hidup tiga abad yang lalu, tetapi aku yakin bahwa seorang lelaki seperti Murthi pernah hidup dan wafat saat membangun Taj Mahal, bersama-sama dua puluh dua ribu orang lain.
Ada seorang lelaki bernama Isa yang berjalan di bawah bayang-bayang Mughal Agung Shah Jahan. Selain namanya, tidak ada lagi kisah tentangnya yang bisa diketahui.
Saat dibangun, makam akbar di Agra disebut Mumtaz Mahal. Tetapi, berabad-abad kemudian, karena erosi waktu dan kenangan, bangunan itu hanya dikenal dengan nama Taj Mahal. Jali, tabir, yang mengelilingi sarkofagus Arjumand dan Shah Jahan dikenal sebagai hasil karya ukiran terbaik di seluruh India.
Dalam novelku, bab-bab yang bernomor ganjil menceritakan tahun 1607-1630, dan merupakan kisah kehidupan Shah Jahan dan Arjumand: kisah cinta mereka, pernikahan mereka, dan penobatan resmi Shah Jahan sebagai Mughal Agung. Bab-bab bernomor genap mengungkapkan kisah dari 1632-1666 dan mendeskripsikan tahun-tahun kekuasaan Shah Jahan setelah itu: pembangunan Taj Mahal, kisah Murthi, dan pemberontakan Aurangzeb terhadap ayahnya. Selain itu, diberikan juga tanggal berdasarkan sistem kalender Islam tradisional, tahun Hijriah.
TAKTYA TAKHTA? (Takhta atau Makam?) -Sebuah peribahasa Mughal-
Pengarang | Timeri N. Murah |
---|---|
Tamat | Tidak |
HitCount | 3.054 |
Nilai total | ![]() |
Baca semua komentar (5)
Tulis Komentar
#1 | ![]() |
suryakage
15 April 2013 jam 2:14pm
 
Lanjuttt Gan!! Ceritanya okeeh nih... |
#2 | ![]() |
Tjareuh_Boelan
23 April 2013 jam 9:09am
 
Hihi.. Ada jg yg demen ama nih cerita yach? |
#3 | ![]() |
saiful
28 April 2013 jam 6:58pm
 
Lanjut ya,, buat nambah wawasn Klau bsa mpe tmat,, |
#4 | ![]() |
Tjareuh_Boelan
29 April 2013 jam 2:28pm
 
Siap, gan ! |
#5 | ![]() |
wiejeunghara
24 September 2014 jam 8:36am
 
gan lanjutannya mana gan...? udah penasaran nih |