Bidadari dan Kecapi

HomeBacaanBidadari dan Kecapi

Satya
6 November 2014 jam 8:00am

Dipinggir kota Lokyang terdapat
gedung milik keluarga Tan berdiri
sangat megah. Keluarga Tan sangat
terpandang dan terkenal ilmu silat
mereka,terutama ilmu "18 Hembusan
Awan" yang kesohor di kalangan
Bulim. Namun keluarga Tan jarang
sekali tampil di kalangan
Kangouw,Tan Siau Eng sendiri lebih
suka berkecimpung dalam usaha
pengobatan. Sehingga lambat laun
nama nya semakin pudar di kalangan Bulim.

Pagi itu terlihat kesibukan Siu Eng
melayani pembeli obat
racikannya,sang Istri pun ikut
membantu padahal sudah ada lima
pegawai di toko obatnya itu. Di saat
sedang sibuk-sibuknya,datang
seorang tua yang berlumuran darah.
Semua psngunjung mengalihkan
perhatiannya pada si Tua rudin itu.

"Hiantit..." baru sepatah kata,orang
tua itu tak sanggup melanjutkan
ucapannya dan jatuh tersungkur.

Segera Siau Eng mendekati dan
memeriksa denyut nadinya.
"Bu jie,lekas bantu aku
menggotongnya" katanya pada Can
Oey Bu "kalau sampai
terlambat,nyawanya tak akan
tertolong lagi"

Mendengar perintah juragannya,Oey
Bu langsung mengiyakan. Sementara
itu Tan Hujin (isteri Tan Siau Eng)
melanjutkan melayani pembeli.Ketika
dilihatnya pembeli sudah sepi,Tan
hujin menyusul sang suami ke ruang
dalam.

Dilihatnya sang suami kelihatan
sangat kawatir,maka dia berusaha
menenangkan hati suaminya.
"Enkoh,parahkah lukanya ?" tanya
pada sang suami.Tan Siau Eng
menghela nafas lalu menjawab.
"Momoy,luka Susiok amat parah.
Entah begundal mana yang berani
turun tangan jahat padanya"

Tan Hujin kaget dan bertanya lebih
detail siapa oranng tua itu sehingga
suaminya memanggil "Susiok" (paman
guru) segala.

"Engkoh,mengapa engkau memanggil
supek padanya? setau ku enkau tidak
pernah berguru atau belajar silat
pada orang luar" tanya Tan hujin
penasaran.

Tan Siau Eng terdiam sambil
mengawasi tubuh orang tua yang
berbaring di tempat tidur itu.
"Moymoy,mari kita keluar,biar aku
jelaskan padamu" lalu Tan Siau Eng
melihat ke arah Oey Bu dan berkata
"Bu jie kau gantikan dulu
aku,rawatlah dengan baik-baik"
pesannya pada Oey Bu.

Oey Bu menyanggupi "Loya tak perlu
risau,serahkan padaku" jawabnya.
Tan Siau Eng mengajak Istrinya
menuju kamar tulis yang terletak di
samping ruang sembahyang. Ketika
sudah sampai,di tutuplah semua
pintu kamar tulis itu. lalu berkata
pada istrinya.

"Moymoy,orang tua tadi adalah
saudara seperguruan orang tua
ku,aiih ..." katanya kesal "Susiok
begitu lihay ilmunya,kenapa bisa
terluka demikian parah? entah
bajingan mana yang memyerangnya
kali ini.." kata-katanya terhenti
karena ada suara memanggilnya dari
luar.

"Loya..Loya ..."
"Ya,aku disini" jawabnya sambil buka
pintu "Ada apa kau teriak-teriak tak
keruan?"tanyanya.
"Or..rrang itu itu mencari Loya"
jawab Oey Bu tergagap-gagap.

Pengarang Satya Zulfiqar Ipnu
Tamat Tidak
HitCount 11.452
Nilai total rating_4

Bab

1 Halaman 1
Satya 6 November 2014 jam 9:02am
2 Halaman 2
Satya 6 November 2014 jam 6:59pm
3 Halaman 3
Satya 7 November 2014 jam 6:01am
4 Halaman 4
Satya 7 November 2014 jam 9:31am
5 Halaman 5
Satya 7 November 2014 jam 10:41pm
6 Halaman 6
Satya 8 November 2014 jam 3:41am
7 Halaman 7
Satya 8 November 2014 jam 4:31am
8 Halaman 8
Satya 8 November 2014 jam 6:40am
9 Halaman 9
Satya 8 November 2014 jam 7:39am
10 Halaman 10
Satya 8 November 2014 jam 8:45am
11 Halaman 11
Satya 11 November 2014 jam 9:20am
12 Halaman 12
Satya 11 November 2014 jam 10:10pm

10 komentar

icon_comment Baca semua komentar (10) icon_add Tulis Komentar

#6 avatar
buntaran 8 November 2014 jam 1:06pm  

rajin apdate suhu ;)

#7
lempung 8 November 2014 jam 6:41pm  

Bung sham kenapa pendekar 9 raga gak dilanjutkan???

#8
Sham 9 November 2014 jam 8:31am  

@Lempung : aku msih blum bisa mengumpulkan kata² yang bagus.

Maklum aku cuma nguasai bahasai indo 50%. Jadi agak sulit mencari kata².

#9 avatar
Bantaran 11 November 2014 jam 11:16am  

nunggu lanjutannya, sambil belajar iwekang :))

#10 avatar
buntaran 12 Maret 2015 jam 8:18pm  

update ko lama suhu, moga diberi kesehatan untuk melanjutkan :)