Pemuda itu cukup tangguh! Sebelum kakinya menempel bumi, pinggangnya bergeliat! Tubuhnya sejajar dengan bumi. Tiga butir batu yang menyerang bagian bawah dan dua butir yang menyerang bagian atas dengan begitu saja dapat dikelit. Batu yang menyerang ke pusarnya dipukul jatuh dengan batu lagi yang terlepas dari tangannya. Batu yang dilepas itu masih bertenaga besar sekali, terus melesat menuju pada ibunya. Ia gugup dan kuatir!
Tapi……. suatu kelitan sempurna dan wajah tersungging senyuman puas terlukis di sudut bibir ibunya.
Dalam gugupnya pemuda itu kesima dan mematung bengong. Ibunya dengan welas asih menatap sang anak, lama dan lama sekali.
Ibunya tersenyum bangga, ia mengangguk perlahan.
“Anakku gerak gayamu barusan tak ubahnya seperti kepandaian yang dimiliki mendiang ayahmu. Keluarga Ciu sungguh beruntung dengan tidak sirnanya kepandaian ampuh dari senjata rahasia Cian-kin-bwee Hoa-tok-cu. Coba ke sini ada semacam benda akan kuperlihatkan kepadamu.”

Pengarang memaparkan pengungkapan misteri pembunuhan empat saudara angkat yang diduga telah dilakukan oleh saudara terkecil karena berkhianat untuk mendapat pangkat kedudukan dalam pemerintahan penjajahan Ceng.

Andu