Home → Bacaan → Pesanggrahan Balas Budi
Prolog :
Tengah malam buta di tahun 655 Masehi...
Sepasang lelaki dan perempuan menaiki kuda ke utara bersama-sama. Lelaki terlihat berpikir serius sedangkan perempuan di sebelahnya melihatnya dengan serius. Cukup lama mereka berkuda bersama hingga perempuan ini bertanya kepadanya dengan nada yang terasa ragu.
"Bisakah dipercaya bahwa Permaisuri Wu mengatakan bahwa darahnya adalah darah keluarga Feng?"
Lelaki di sebelahnya menjawab dengan menoleh ke perempuan ini.
"Bisa jadi iya, bisa jadi juga tidak... Kebetulan tujuan kita memang adalah ke utara. Jadi bisa kita sekalian mencobanya."
Namun ketika mereka baru saja hendak memacu kuda dengan cepat, keduanya merasakan adanya keanehan di sekitaran mereka karena mendengar suara nafas seseorang yang kepayahan.
"Eh... Disana ada seseorang..." tutur perempuan ini sambil menunjuk.
Keduanya segera turun dari kuda dan melihat ke arah suara orang yang terdengar bernafas kepayahan dan sebentar-bentar terdengar orang ini terbatuk. Tidak lama kemudian, suara orang sudah tidak terdengar.
Berjalan menyusuri sebuah hutan di arah barat, keduanya sudah menemukan sesuatu.
"Suamiku... Ini seorang anak kecil..." tutur perempuan ke lelaki yang merupakan suaminya. Perempuan ini melihat paling anak ini hanya berusia 6 hingga 7 tahun saja, mengalami luka cakar seluruh tubuh dan sepertinya susah bertahan hidup jika tidak ditolong.
"Luka anak ini parah, tetapi..." Ia melihat ke arah samping yang terlihat 5 ekor serigala yang sudah mati, kelima ekor hewan ini tertusuk benda tajam. Setelahnya, Ia menoleh ke anak lelaki yang sudah tidak sadarkan diri sejak mereka berdua tiba.
"Bagaimana jika kita bawa saja ke utara sekalian untuk menyembuhkannya?" tanya si perempuan.
Lelaki tersebut hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Setahun kemudian, di selatan Bifengxia...
"Seperti yang suamiku katakan, sepertinya Zhao Yi sangat berbakat di silat... Mungkin suatu hari dia-lah yang bisa mewarisi kemampuan silat kita..." tutur Yanping dengan tersenyum.
"Putra dan putri kita meski jago bersilat namun mereka lebih tertarik ke literatur. Ada baiknya memang pelatihan ilmu silat tidak bisa dipaksakan..."
Kakek Feng terlihat di ruang tamu berukuran 10 meter x 10 meter tersebut menyambung.
"Lima tahun belakangan ini, kamu sudah menyempurnakan ketiga ilmu pedang bersama Zhang Weitian... Sepertinya untuk selanjutnya tiada lagi ilmu pedang Yu-xue ataupun Ilmu pedang menyambut surgawi..."
Yunfei tersenyum mendengar penuturan kakek Feng, Ia mengangkat cangkir dan terlihat menikmati arak. Lalu kemudian berjalan ke arah mulut gua dan berkata.
"Keputusan kita untuk memindahkan desa misteri kemari mungkin ide yang sangat baik sejak memang kita didukung oleh permaisuri Wu. Zhengzhou memang baik hanya saja sejak ketua partai Hei-sha, Moqiu menerobos ke dalam, tidak menampik bahwa nantinya pasti akan datang lagi orang dunia persilatan yang mencari perkara..."
"Sekarang dirimu sudah mendirikan partai yang tidak bernama, mengumpulkan anak-anak berbakat dan dididik baik dan semoga selanjutnya keadaan dunia akan aman-aman saja seterusnya..." ucap kakek Feng dengan tertawa.
"Keadaan dunia, tidak pernah damai karena berbenturannya kepentingan entah itu kepentingan kecil atau kepentingan besar... Sebagai orang yang sanggup membuat suatu perubahan ke arah baik, tidak ada salahnya diri kita mencobanya..." jawab Yunfei dengan melihat ke arah gua luar ruang tamu Bifengxia.
"Untuk selanjutnya, jika permaisuri Wu berhasil di istana maka darahnya dan keturunan kerajaan seperti darah keturunan kita marga Feng yang bisa membuka pesawat rahasia peninggalan leluhur Feng. Sedikitnya akan menjadi berabe dan segalanya entah bisa damai atau tidak..." ucap Kakek Feng dengan menghela nafas.
"Segala hal di dunia, tidak ada yang abadi... Manusia, hanya bisa berusaha menjalankan dan memberikan yang terbaik saja sudah sangat cukup..." ucap Yunfei kembali dengan tersenyum memandang ke matahari yang sudah mulai terbenam.
"Tidak disangka jatuhnya pedang kebajikan ke jurang dalam di Wulingyuan membawa banyak sekali perubahan. Permaisuri Wu saat itu memang menunggu momentum ini dengan baik dan Ia ternyata berhasil karena segala tindakannya memang sangat-sangat pintar dan brilian..." ucap Yanping dengan tersenyum ke arah Yunfei. Yunfei berbalik dan hanya melihat ke istrinya dengan tersenyum tanpa berkata-kata lagi.
************************************************
Cersil Pesanggrahan balas budi mengambil zaman Dinasti Tang, yaitu jarak 100 tahun setelah Xue Yunfei ke ibukota Chang'An untuk mengancam Selir Wu yang kemudiannya dikenal sebagai Ratu Wu Hou atau Wu Zetian. Ini adalah sambungan dari cerita pertama (Riakan Awan Iblis Pedang) mengenai perjalanan di dunia persilatannya Feng Shaoshi atau yang dikenal sebagai Xue Yunfei. Kali ini penulis menyajikan bentrokan dunia persilatan yang kalut setelah terjadinya pemberontakan An Lushan, pemberontakan yang paling banyak menelan korban sepanjang sejarah Dinasti di China karena hampir separuh populasi dinasti Tang terancam kehilangan rumah dan kerusakan hebat yang terjadi menjadi awal kebencian antara rakyat Han dengan suku utara yaitu suku Goturks yang dikenal dengan suku Tujue.
Pengarang | Chanbz |
---|---|
Tamat | Tidak |
HitCount | 13.652 |
Nilai total | ![]() |
Baca semua komentar (114)
Tulis Komentar
#110 | ![]() |
bintangmaheswara
9 September 2020 jam 8:53am
 
Aamiin... Semoga suhu Chan selalu sehat & sukses... Kita semua merindukan beliau... |
#111 | ![]() |
bintangmaheswara
12 September 2020 jam 7:18am
 
Suhu Chan bilang, mau menutup diri 10 hari... Ini dah 16 hari, jangan2 kepincut sama Dewi Xuannu... |
#112 | ![]() |
fathuri
13 September 2020 jam 4:22pm
 
Masih setia menunggu |
#113 | ![]() |
bintangmaheswara
15 September 2020 jam 10:54am
 
Semoga kepergian suhu adalah utk mengumpulkan oleh2 buat teecu semua... Bawalah cinkeng sebanyak2nya suhu... 10-20 kitab juga semuanya teecu lalap... |
#114 | ![]() |
bintangmaheswara
27 September 2020 jam 7:26am
 
Suhuuuuuuu.... |