Pada 27 tahun yang lalu, sepuluh partai persilatan besar telah bersepakat mendirikan sebuah Paseban Persilatan dan di mukanya, dibangun sebuah lapangan luas untuk pertandingan ilmu kepandaian. Rencana itu berasal dari Ci Hun Siangjin, ketua partai Siau-lim-pay, dan telah melahirlah sebuah piagam tentang Pertandingan Silat itu, antara lain.

1. Pertandingan itu diselenggarakan setiap 3 tahun sekali. Pimpinan pertandingan dilakukan oleh partai persilatan, secara bergilir.
2. Acara pertandingan terdiri dari 7 macam. Angkat besi, ilmu memukul, melontar senjata rahasia, ilmu meringankan tubuh, naik kuda, lari cepat dan bertempur.
3. Setiap jenis pertandingan, disediakan 3 hadiah, Piala Emas, Piala Perak dan Piala Perunggu.
4. Barang siapa berhasil merebut 5 Piala Emas, partainya akan diangkat sebagai Bu-lim-beng-cu (pemimpin persilatan) selama tiga tahun, dan berhak menyimpan Arca Singa Emas, lambang kekuasaan dunia persilatan.
5. Jika tidak berhasil merebut 5 buah Piala Emas. Juara Umum akan ditentukan menurut jumlah nilai. Piala Emas 3. Piala Perak 2 dan Piala Perunggu 1.
6. Dalam pertandingan, apabila sampai ada yang terluka atau mati, takkan diadakan penuntutan apa-apa.

Selama Pertandingan Silat tahun ini berlangsung, terjadilah tiga buah peristiwa yang mengherankan. Pertama, rombongan Kong-tong-pay sehabis menyerahkan Arca Singa Emas, lalu mengundurkan diri. Kedua, partai Tiong-lam-pay hanya mengajukan seorang wakil tunggal. Ketiga munculnya partai Wanita Jelita dalam pertandingan tahun ini.

Hasil akhir pertandingan memperlihatkan Tiong-lam-pay dan partai Jelita sama-sama memiliki jumlah biji yang sama, maka diperoleh kesepakatan bahwa kedua partai akan bergiliran saja menyimpan Arca itu.

Ketika melihat Arca itu, tiba-tiba ketua partai Jelita mengatakan bahwa Arca Singa Emas ini sudah bukan lagi Arca Singa Emas yang aseli dahulu! Oleh karena yang menjadi juara kali ini adalah partai Tiong-lam-pay dan partai Jelita, maka ke-dua partai wajib untuk merebut kembali Arca yang aseli itu!

Cerita silat Singa Emas ini merupakan hasil karya S.D Liong, pada tahun 1973.

Andu