Semara Tungga

HomeBacaanSemara Tungga

Nurslamet
15 November 2021 jam 6:52pm

Pengantar Cerita

Kelahiran dan kematian adalah satu hal yang lumrah atau lazim dalam kehidupan. Di setiap kebudayaan dan peradaban yang telah punah dan masih ada selalu ada kepercayaan bahwa orang yang meninggal akan terlahir kembali dalam wujud baru. Keyakinan seperti itu di jaman sekarang dikenal dengan nama reinkarnasi. Di setiap kebudayaan banyak yang meyakini bahwa reinkarnasi memang ada. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan ilmiah serta ajaran keyakinan kepada Sang Pencipta alam semesta dan semua makhluk, keyakinan kepada reinkarnasi terpatahkan dan dianggap mitos belaka. Lambat laun orang jaman modern tidak lagi mempercayai kepercayaan orang yang telah meninggal bisa terlahir kembali pada kehidupan berikutnya karena bertentangan dengan keyakinan yang dianutnya.

Cerita ini kilas balik pada jaman lampau. Suatu jaman ketika usia planet Bumi masih sangat muda.

Awal Cerita

Angin menderu-deru di atas puncak Gunung Kematian. Delapan dewa utusan Kaisar Langit berdiri tegak dengan senjata pusaka andalan mereka tergenggam erat di tangan. Di depan mereka Dewa Asmara berdiri goyah. Sekujur tubuhnya penuh luka parah. Luka bekas pertarungan dahsyat beberapa waktu yang lalu. Wajah tampannya berlumuran darah. Namun sepasang matanya tetap memancarkan sorot ketegaran walau dirinya tahu sudah berada di ambang kematian.

Dewa Asmara memang terkenal memiliki kesaktian level tinggi, namun lawan yang dihadapinya kali ini bukan dewa sembarangan, tetapi dewa yang diseleksi Kaisar Langit dan digadang-gadang mampu menghentikan sepak terjang Dewa Asmara yang telah membuat Kaisar Langit murka. Sebagai sahabat dekat Dewa Asmara dan dewa yang dianggap paling cerdas dan cerdik, Kaisar Langit tentu saja tahu kekuatan dan kelemahan Dewa Asmara. Karena itu dipilihlah delapan dewa dengan senjata dan kemampuan berbeda. Mereka dibentuk menjadi satu tim dengan formasi khusus. Setiap satu dewa mempunyai tugas dan peranan khusus yang dirancang untuk menutup ruang gerak Dewa Asmara. Taktik Kaisar Langit berhasil. Dewa Asmara walau kesaktiannya mumpuni namun karena setiap serangannya bisa dipatahkan oleh tim delapan dewa, pada akhirnya harus menelan pil pahit kekalahan. Dan kini Dewa Asmara berada di ambang kematian karena luka-lukanya yang cukup parah.

Sepertinya aku sudah tidak bisa bertahan lagi. Mereka terlalu kuat untukku. Selagi kesadaranku masih ada, aku terpaksa harus mengambil keputusan konyol ini. Karena bila aku mati terbunuh dan tidak sempat merapalnya, maka kematianku akan sia-sia karena aku akan terlahir kembali menjadi manusia baru yang tidak ingat akan masa laluku karena memori masa laluku akan terhapus sepenuhnya. Itu artinya aku tidak bisa membalaskan dendamku pada Kaisar Langit. Batin Dewa Asmara.

Bulat dengan tekadnya, Dewa Asmara segera merapal ajian pamungkasnya. Ajian yang sangat dirahasiakannya hingga tak seorangpun yang tahu selain gurunya. Ajian itu bernama Ajian Sukmaning Sukma. Ajian langka yang hanya dimiliki Resi Kakendra. Ajian itu hanya bisa dipakai sekali saja karena setelah itu si perapalnya akan mati. Namun berbeda dengan matinya kebanyakan dewa, berkat ajian itu si perapal akan terlahir kembali namun ingatan akan masa lalu dan kesaktian yang dimilikinya dikehidupan sebelumnya tidak hilang.

Sesaat setelah selesai merapal Ajian Sukmaning Sukma, tubuh Dewa Asmara diselimuti cahaya.

"Apa yang terjadi?" tanya Dewa Magada sambil mengangkat gada pusaka senjata andalannya.

"Tetap pada formasi dan waspada!" seru Dewa Nalendra, pemimpin tim delapan dewa.

Tidak ada yang tahu apa yang sedang dilakukan Dewa Asmara di detik-detik terakhir hidupnya, namun apa pun itu ke delapan dewa terlambat mencegah kepergian Dewa Asmara ke alam ruh. Ruh Dewa Asmara keluar dan terbang menembus tirai penghalang alam pasca kematian. Dimensi hampa.

Tubuh Dewa Asmara yang telah ditinggal ruhnya ambruk dan tergeletak bersimbah darah. Mati dalam keadaan mengenaskan.
.
.
.
Daftar judul Jilid 1

1. Alam Ruh
2. Ruh Pelindung
3. Menaklukan Ruh Pelindung Naga Dresta
4. Melobi Dewi Inkarnas
5. Lahir Kembali

Biar pengarang semangat dan mengupdate cerita ini secara berkala, mohon para suhu menekan tombol subscribe, like and coment (youtube kale, wkwkwk).
.
.
.

Pengarang Nur S
Tamat Tidak
HitCount 1.396
Nilai total rating_5

Bab

1 Alam Ruh
Nurslamet 15 November 2021 jam 7:41pm
2 Ruh Pelindung
Nurslamet 16 November 2021 jam 1:46pm
3 Menaklukan Ruh Pelindung Naga Dresta
Nurslamet 16 November 2021 jam 7:34pm
4 Melobi Dewi Inkarnas
Nurslamet 18 November 2021 jam 6:42pm
5 Lahir Kembali
Nurslamet 19 November 2021 jam 9:59am

4 komentar

icon_comment Baca semua komentar (4) icon_add Tulis Komentar

#1 avatar
yogi2018 16 November 2021 jam 10:10am  

Lanjut suhu

#2 avatar
fakhru 19 November 2021 jam 10:57pm  

Yg klasik aja kang...bahasa gaulnya dihilangin aja. Okeleh kalo begitu...hamburger e basi. Hahahha

#3
Nurslamet 20 November 2021 jam 8:03pm  

Terima kasih kang atas sarannya. Di Semara Tungga 2 sarannya sudah diterapkan. Saya mencoba serius dalam bertutur walau agak susah karena ciri kepenulusan saya adalah ngawur dan ngelantur. Moga berkenan ceritanya.

#4 avatar
MarynaMykhailiuta 4 Maret 2023 jam 11:47pm  

Reaooo