SEPASANG GOLOK MUSTIKA (Wan-Yo To)

HomeBacaanSEPASANG GOLOK MUSTIKA (Wan-Yo To)

avatar rmz
28 Oktober 2005 jam 2:28pm

Sepasang golok mustika. (Wan-yo to) Ditjeritakan oleh Boe Beng Tjoe alias Oey An Siok alias OKT alias Oey Kim Tiang. Djakarta, "Mekar Djaja" 1950. Cerita pendek dari CHIN YUNG (JY) ini berkisah tentang kemampuan untuk menjadi yang terhebat dan tak terkalahkan dengan memiliki sepasang golok mustika. Biar pendek, tapi selain silat Wan yo to ada unsur komedi yang ditjeritakan secara menarik oleh JY.

Wan-yo-to berarti Golok Wan-yo. Wan-yo adalah sejenis burung yang menjadi perlambang cinta sepasang kekasih yang kekal abadi. Karena sepasang burung ini jantan dan betinanya tak pernah berpisah. Burung ini kalau jantan, dinamakan Wan, dengan bulu yang sangat indah dan dikepalanya terdapat bulu bagaikan topi yang berwarna ungu tua. Sedang yang betina dinamakan Yo, dengan bulu yang berwarna abu2.

Neh tulisan gw nemu entah di web mana... dah lama ama gw..
jadi creditna buat sapa aja yg udah berbaik ati nyecan n nulis ini tjersil.

Pengarang Oey Kim Tiang
Tamat Ya
HitCount 6.921
Nilai total rating_0

Bab

1 Bagian I: Pesan Lauw Tay-djin
rmz 28 Oktober 2005 jam 2:41pm
2 Bagian 2: Empat-pendekar Thay-gak
rmz 28 Oktober 2005 jam 3:01pm
3 Bagian 3: Merah muka karena malu
rmz 28 Oktober 2005 jam 3:07pm
4 Bagian 4: Sastrawan Cerdik
rmz 28 Oktober 2005 jam 3:15pm
5 Bagian 5: Bertemu Nona Lihay
rmz 28 Oktober 2005 jam 3:24pm
6 Bagian 6: Pertempuran di Penginapan
rmz 28 Oktober 2005 jam 3:35pm
7 Bagian 7: Pemberontak Siauw Gie
rmz 28 Oktober 2005 jam 3:43pm
8 Bagian 8: Akhir yang menggelikan
rmz 28 Oktober 2005 jam 3:52pm

7 komentar

icon_comment Baca semua komentar (7) icon_add Tulis Komentar

#3 avatar
rmz 10 November 2005 jam 8:18pm  

tx atas koreksina...
ps. ttg ini cerita gw ndiri ngga ngerti apa :(

#4 avatar
ansari 11 November 2005 jam 2:51pm  

Ada yang hilang nggak ya bagian cerita ini? Sepertinya ada yang terpotong antara bagian 6 dan 7. Tetapi cerita ini memang lucu, sepertinya Jin Yong sedang iseng-iseng saja waktu mengarangnya.... hehehe.

#5 avatar
xikuang 15 Desember 2005 jam 2:49am  

[quote=ansari

Ada yang hilang nggak ya bagian cerita ini? Sepertinya ada yang terpotong antara bagian 6 dan 7.]*
Ya, missing part-nya paaanjang sekali. Tepatnya di:

------------------------

Karena berpikir begitu, maka sedapat mungkin ia menahan napsu amarahnja. Sementara itu, pertempuran sudah djadi semakin seru dan kedua orang itu saling mentjatji dengan menggunakan bahasa daerah Shoatang Selatan jang tidak dimengerti si nona.

missing part

“Fui! Perempuan bawel!”, seru Lim Giok Long. Siauw Tiong Hoei tak kuat mendengar pertjektjokan itu lebih lama lagi. Sambil menutup kedua kupingnja, ia berlari-lari. Si nona kabur bagaikan kalap. Dunia jang barusan sadja indah dan terang luar biasa, sekarang berubah mendjadi sempit dan gelap. Selagi kabur sekeras-kerasnja, tiba2 ia bertubrukan dengan seorang lain, jang lantas terguling. “Tjelaka! Mungkin dia terluka hebat”, katanja di dalam hati, sambil tjoba membangunkan orang jang djatuh itu.


Bagian 7: Pemberontak Siauw Gie

-------------------

Bagian yang missing menceritakan tentang pertemuan WKL (Wan Koan Lam, si sastrawan cerdik) dengan STH dan mereka masing-masing telah dikalahkan oleh TTH (susiok dari TWS) secara sendiri-sendiri, kemudian mereka belajar ilmu silat 'Hoe tjee to hoat' (ilmu golok suami-isteri) dari suami-isteri (yang sering cekcok) LGL & DHY (karena mereka sering cekcok, mereka sendiri tak menguasai ilmu golok itu - yang telah diajarkan oleh seorang hwesio - dengan sempurna). Setelah WKL/STH berpasangan mengeroyok TTH, maka berkat ilmu golok tsb mereka bisa mengalahkannya. Setelah senang berpacaran dan mau menikah, ternyata WKL adalah putera yang hilang dari Wan hujin. Maka kalimat 'Dunia jang barusan sadja indah dan terang luar biasa, sekarang berubah mendjadi sempit dan gelap' menjadi lebih jelas (STH menyangka bahwa WKL adalah saudara tirinya).

Missing part tsb (versi Chinese) saya baca dengan bantuan Babelfish.

#6 avatar
fkjc1 25 Maret 2007 jam 3:14pm  

Di ambil dari
http://edu.ocac.gov.tw/culture/chines...3-2-12.htm

Yuan Yang Dao

The title literally means The Mandarin Duck Sword. This comparably short story starts with a pair of Yuanyang swords being delivered to the emperor of the Cing Empire by a Governor-General, Liu Yuyi. The chief escort, Liu Weisin, took this mission, and many outlaw wugong masters were trying to gain the precious swords. The group Taiyuesicia wanted the swords to give to their friend, Siao Banhe, as a birthday present. So they blocked the escort. Then four masters and mistresses, Jhonghui, Yuan Guannan and Lin Yulong with his wife Ren Feiyan also came for the Swords. They all defeated by Jhuo Tiansyong, an excellent wugong master from the Forbidden City with the emperor's command to bring back the swords.
Fortunately they got the swords and fled to a Buddhist convent in order to hide away from Jho Tiansyong. Ren Feiyan with Lin Yulong taught Siao Jhonghue and Yuan Guannan, a wugong practiced by husband and wife, by using Mandarin duck swords to practice this wugong the result would be extremely powerful. Subsequently Siao and Yuan defeated Jhuo.
Ren Feiyan and Lin Yulong gave Siao Banhe the swords as presents at Siao's birthday party. Siao promised to marry his daughter, Siao Jhonghue, to Yuan Guannan. When the wedding ceremony started the truth came out that Yuan was Siao's first wife's son. In other words he and Jhonghue were half-brother and sister.

At the moment Jhou appeared with officers to arrest Siao Banhe and bring back the swords, because Siao Banhe was the runaway criminal, Siaoyi, who castrated himself and worked as a eunuch in the palace in order to avenge his father and dethrone the Cing. So when he came across the situation that the Cing emperor massacred both the families of Yuan and Siao for the Yuanyang swords, he rescued the two ladies, Madam Yuan and Madam Yang. Now Siao Jhonghue and Yuan Guannan knew that they were not blood relations (krn Isao Banhe itu org kebiri), so they no longer feel guilty and fought together against Jhou. Jhou took one of the swords, and Siao and Yuan with the wugong masters on their sides escaped. Then Taiyuesicia appeared and helped to regain the other of the Yuanyang swords. When Siao Banhe with friends checked the swords carefully they found out that one of the swords was engraved with renjhe, "kind-hearted", and the other with wudi, "no enemies". The secret the swords carried was the doctrine renjhe wudi.
The moral of this story is to proclaim that the kind-hearted have no enemies. By employing fighting for the swords to record the oppression of Cing government. The swords finally belonged to Siao Banhe and his friend and was never returned to the emperor.

#7 avatar
Chapel 2 Juni 2010 jam 11:30am  

Salah satu cerita yang paliing parah yang pernah gua baca. Sama sekali gak ada plotnya.