Final Fantasy: Advent Children

HomeUlasanAnimasiFinal Fantasy: Advent Children

SoLiDsNaKe
20 Oktober 2005 jam 2:41pm

Karakter:
Cloud Strife.
Tifa Lockheart.
Kadaj.
Loz.
Yazoo.
Marlene Wallace.
Denzel.
Reno.
Rude.
Rufus.
Vincent Valentine.
Yuffie Kisaragi.
Bareth Wallace.
Cid Highwind.
Red XII.
Cait Sith.
Aeris Gainsborough.
Zack.
Sephiroth.
Elena.
Tseng.

Synopsis:
Dua tahun berlalu sejak akhir dari cerita Final Fantasy VII. Dunia sudah cukup banyak berubah. Orang-orangnya juga sebagian sudah berubah. Selain tokoh-tokoh lama, muncul juga beberapa tokoh baru seperti Kadaj, Loz dan Yazoo. Shinra corporation yang di bawah kepemimpinan Rufus merasa bersalah karena hampir menghancurkan dunia kini berusaha menjaganya dari kelompok Kadaj saat Kadaj dan geng berusaha untuk mendapatkan sel Jenova yang mereka sebut Mother untuk tujuan reuni. Saat ini orang yang terekspos dengan lifestream punya kemungkinan terkena penyakit yang disebut Geostigma. Cloud dan Denzel (anak angkat Tifa) termasuk yang jadi korban.
Kadaj dan gengnya mengira bahwa Cloud yang menyimpan sel Jenova sehingga mereka terus-menerus mengganggu Cloud, Tifa dan anak asuhnya. Akhirnya Kadaj berhasil mendapatkan Mother dan reuni yang diimpikannya pun terjadi.

Review

Storyline :
(2)
Tidak terlalu mudah bagi kalangan yang tidak mengerti jalan cerita FF VII untuk bisa langsung 'in' ketika film dimulai. Tapi Square melakukan langkah berani dengan memberi cerita yang sangat sederhana sehingga setelah beberapa lama, penonton awampun diharapkan bisa membedakan yang mana protagonis dan yang mana antagonis. Biarpun begitu, Square juga menyediakan banyak aksi yang jelas akan menyenangkan fans setia serial Final Fantasy sehingga mungkin kedangkalan ceritanya bisa dimaklumi.

Karakter:
(2)
Semua geng Avalanche muncul kembali. Cloud, Tifa, Cid, Bareth, Vincent, Yuffie, Red XII dan Cait Sith (tanpa bonekanya). Sayangnya karena plot cerita yang ringan, kita tidak akan melihat perkembangan karakter yang lain-lain kecuali Cloud dan sedikit Tifa. Bagi yang rindu dengan banyak karakter di FF VII akan senang dengan kemunculan kembali anak perempuan Bareth, Marlene, juga geng Turks yang terdiri dari Rude, Reno, Tseng dan Elena. Kali ini kelompok Turks yang menjadi preman untuk Rufus Shinra, ikutan pindah jalur dengan boss mereka jadi protagonis.

Pendalaman karakter yang diberikan untuk Cloud adalah tentang rasa bersalahnya atas kematian Aeris di FF VII. Kebanyakan orang mengambil asumsi dengan mengira bahwa Cloud berduka karena ia suka sama Aeris. Di film ini akan lebih terbuka lagi bahwa apa yang dirasakan Cloud adalah rasa bersalah. Ia sedikitnya telah dua kali mengalami hal seperti ini. Yang pertama adalah saat kematian Zack - rekannya sesama Soldier, yang kedua adalah saat kematian Aeris.

Cloud adalah karakter pendiam yang tidak punya banyak teman, karena itulah ia sangat menghargai teman-temannya dan merasa luar biasa kehilangan ketika ada di antara mereka yang meninggal. Ketika Zack meninggal, Cloud tanpa sadar mengambil alih memorinya dan hidup dengan ingatan Zack. Ketika Aeris meninggal, Cloud makin menjauh dari teman-temannya. Ia takut kehilangan lebih banyak lagi. Dari semua temannya hanya Tifa yang mengerti hal ini. Dan Tifa juga yang akhirnya 'mengomeli' Cloud untuk bangun dari rasa bersalah yang begitu berlebihan hingga Cloud sering bertingkah munafik. Salah satu kalimat Tifa yang dengan baik menggambarkan keadaan ini adalah: "Kamu berlagak seakan-akan tidak mau diganggu, tetapi handphone kamu selalu dalam keadaan menyala!"

Tifa adalah karakter yang luar biasa. Di FF VII, saat Cloud datang dan bertingkah seakan-akan dirinya adalah Zack, Tifa segera mengerti apa yang terjadi. Dengan sabar dia membiarkan Cloud hidup dalam angan-angan. Ketika Cloud terpuruk makin jauh akibat kematian Aeris, Tifa masih menerimanya dengan setia dan membiarkan bar miliknya jadi pangkalan delivery service Cloud. Hanya ketika muncul bahaya baru dan jiwa banyak orang terancam barulah Tifa menyadarkan Cloud dengan cara paksa (diceramahi). Sayangnya, hanya sebatas inilah story yang diberikan Square untuk dr. Tifa si psikolog.

Dari semua karakter lama lainnya, yang mendapat sedikit porsi untuk menunjukkan hidung dan bercakap-cakap lumayan banyak adalah Rufus, Rude dan Reno. Tapi merekapun hanya sebagai pelengkap saja dan bahkan Rude dan Reno hanya bertugas untuk meringankan atmosfir saja dengan tingkah mereka yang komikal. Karakter-karakter lainnya tidak ada yang mendapat porsi yang cukup besar untuk disebut di sini.

Grafik:
(5)
Sangat baik. Bagi yang sudah pernah menonton Spirit Within, tidak akan kaget dengan animasi yang ditampilkan di sini karena kualitasnya tidak lebih baik dari film pendahulunya itu. Perbedaan besarnya adalah karena design karakter dilakukan oleh Tetsuya Nomura yang notabene selalu menggambar dengan image komik maka karakter dalam Advent Children tidak akan muncul dengan proporsi yang betul-betul pas dengan manusia nyata (Cloud masih punya lengan super ceking, Vincent masih punya alas kaki/tapak kaki yang sama panjang dengan kakinya, dll).

Kesan CGI sangat terasa dalam film ini tapi karena adegan-adegan berkelahinya ditata dengan spektakuler maka hasilnya muncul jauh lebih mengesankan daripada Spirit Within yang selalu berusaha untuk membatasi gerakan para karakternya agar sesuai dengan manusia asli. Sebagian besar dari gerakan-gerakan dalam perkelahian di film ini tidak mungkin atau terlalu sulit untuk bisa dilakukan manusia biasa.

Sound:
(3)
Beberapa adegan telah ditata dengan background musik yang nyaris sempurna. Perkelahian pertama antara Cloud melawan Loz dan Yazoo adalah contoh baik. Dengan komposisi yang menggabungkan orkestra dan rock/metal, Square berhasil mengangkat suasana duel yang bersemangat dan cepat. Sayangnya ini tidak diikuti pada beberapa adegan perkelahian selanjutnya.

Sebagian score yang dipakai adalah berasal dari FF VII yang merupakan hasil karya Nobuo Uematsu. Salah satu yang paling menonjol adalah dipakainya score One Winged Angel untuk perkelahian antara Cloud dan Sephiroth. Ini sesuai dengan FF VII dan membawa atmosfir duel ulang dengan baik. Sayangnya karena lagu ini pada awalnya dimaksudkan untuk dimainkan secara orchestrated, jadinya agak berbeda dengan kebanyakan komposisi yang dipakai di film ini karena campuran nada metal-nya.

Kesimpulan:
(3)
Ini adalah film yang tidak boleh dilewatkan oleh penggemar anime. Baik itu penggemar serial Final Fantasy maupun bukan, asalkan menggemari anime tipe CGI akan bisa menikmati film ini. Sangat direkomendasikan.

Nilai 3 stars
Kategori Animasi
Negara Jepang
Tahun 2005
HitCount 3.016

Satu komentar

icon_comment Baca semua komentar (1) icon_add Tulis Komentar

#1 avatar
Mogei 22 Oktober 2005 jam 7:00am  

wah tks ats ulasannya...
bagus banget!
kbtln sy jg penggemar anime (tp bukan yg ngefans banget)
sy kenal dunia anime wkt msh kecil (voltus, goshogun, dll)
tp lama2 jd kurang suka krn anime dulu sering mengulang2 adegannya.
baru akhr2 ini jd suka anime lg stlh nonton karya2 hazao ? (princess mononoke, spirited away, dll)
jd mulai cr2 anime lg...

sy sangat mengharap moga makin byk yg mo bikin resensi anime2 spy tahu anime2 apa aja yg bermutu...

ok!