Directed by: Joss Whedon
Actors: Nathan Fillion, Summer Glau, Gina Torres, Alan Tudyk, Adam Baldwin, Jewel Staite, Sean Maher, Ron Glass, Chiwetel Ejiofor

Synopsis:
Sekelompok orang yang menjalani bisnis jasa apa saja telah mengangkut dengan pesawat kargonya sepasang kakak dan adik yang tengah dikejar-kejar oleh Alliance, persekutuan planet-planet yang dipimpin oleh parlemen. Untuk membebaskan diri dari cengkeraman kejaran Alliance, mereka mencari jalan keluar sampai ke ujung dunia.

Storyline/Scenario and Review:
untuk Story
Josh Whedon sudah cukup dikenal lewat film serial Buffy dan Angel. Salah satu karyanya yang mungkin kurang dikenal adalah Firefly, sebuah film yang bertemakan oriental cowboy di masa 500 tahun ke depan. Serenity adalah nama pesawat cargo tua yang dipakai oleh para tokoh utama film Firefly.

Menurut saya, apa yang disajikan oleh Josh lewat film Serenity (ataupun serial Firefly) jauh lebih baik daripada yang ditampilkannya lewat Buffy maupun Angel. Josh sudah lebih berpengalaman dan lebih bebas berkreasi lagi. Sungguh menarik membayangkan bagaimana Josh menulis sebuah cerita untuk film layar lebar sedemikian rupa agar bisa ditonton baik oleh orang yang belum kenal dengan serial ini maupun oleh orang yang sudah tahu dan pernah menonton Firefly.

Cerita mengalir dengan lancar, kita diperkenalkan dengan situasi di masa itu lewat percakapan-percakapan antar tokoh yang berjalan dengan mulus. Di sini kita bisa melihat kekuatan cerita yang disuguhkan Josh lewat dialog-dialog pendek yang penuh arti, satire dan sarkasme ringan. Konflik dan rasa percaya antar karakter tampil secara wajar.

Karakterisasi:

Menurut saya, tidak ada film science/fiction layar lebar lain yang punya pemain yang bisa menampilkan karakternya dan 'chemistry' antara mereka yang semulus ini kecuali dalam Star Trek (kru orisinal). Boleh dibilang ini adalah satu-satunya film baru yang hampir bisa menandingi kekuatan Star Trek dalam hal karakterisasi para pemainnya. Begitu menyatu, begitu wajar, seakan-akan itulah sifat mereka sesungguhnya. Dengan penampilan yang seperti ini, sungguh mudah untuk menonton film ini.

Harus diakui bahwa karena keterbatasan waktu, tidak mungkin semua tokoh mendapat porsi yang sama. Tapi itu ternyata tidak mengurangi kekuatan akting mereka. Saya tidak merasa ada yang terlalu menonjol sementara yang lain terlalu tenggelam. Semua tokoh protagonis utamanya tampil dengan sangat baik. Bahkan tokoh antagonisnya pun bisa tampil dengan baik.

Picture/Graphic:

Untuk sebuah film dengan setting futuristik, computerized graphics yang ditampilkan oleh film ini harus diakui masih kalah dengan film-film seperti Star wars dan Star Trek. Tapi ini bukan karena ketiadaan kemampuan intelektual melainkan karena ketiadaan dana.

Sebagai perbandingan; Serenity dibuat dengan total budget 40mil US$, Star Trek: Nemesis berbudget 60mil US$, Star Wars: Revenge of the Sith berbudget 115mil US$.

Untuk film-film bernuansa futuristik, mau tidak mau unsur CGI akan sangat berpengaruh. Dan CGI yang baik sama dengan harga yang mahal. Karena itu, bila melihat bagaimana film Star Trek: Nemesis bisa menandingi kecanggihan CGI di Star Wars dengan dana yang hanya setengahnya, rasanya menakjubkan. Begitu juga halnya dengan Serenity, yang dengan dana lebih sedikit dari Star Trek, bisa menampilkan cukup banyak CGI yang menarik.

Sayangnya dalam Serenity, beberapa kali kita mau tak mau akan merasa seperti tengah menonton film serial TV yang berdurasi panjang. Tampaknya keterbatasan dana dan unsur Josh Whedon, yang notabene lebih berpengalaman di pertelevisian ketimbang layar lebar, menjadi penyebab dari hal ini.

Music dan Sound:

Musik country bertipe balada, kadang bercampur dengan instrumen oriental dan kadang juga dengan rock? Awesome. Meskipun kadang jadi terasa agak aneh sewaktu adegan berkelahi.

Kesimpulan:
Sangat direkomendasikan untuk semua penonton film, terutama penggemar futuristik sci-fi.
Catatan: maunya sih ngasih 1/2 tapi karena tidak ada pilihan untuk itu maka dikatrol ke atas.