Seorang teman berkata pada saya, "Tidak ada rumus agar cerita kita populer dan best seller. Para pengarang terkenal pun tidak bisa menjamin bahwa karyanya akan digemari. Namun semua bisa diusahakan dan ada pada PRAKTEK. Dalam praktek ini ada kata sakti yang membuat kita sukses. Kata itu adalah BAGAIMANA."

Awalnya saya tidak memahami dan sulit mencerna kata-kata teman saya itu. Namun seiring perjalanan waktu dan saya belajar mengarang, maka konsep BAGAIMANA itu mulai saya pahami.

Bagaimana dan praktek itu satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Bagaimana caranya agar cerita saya menarik? Bagaimana menulis yang baik dan benar? Serta bagaimana-bagaimana lainnya. Dan semua jawabannya ada pada praktek atau menuangkan gagasan, ide dan ilham ke bentuk tulisan.

Dari bagaimana dan praktek, kita belajar. Dan yang namanya belajar pasti jatuh-bangun. Yang namanya jatuh pastilah sakit. Dan dari sakit inilah kita bangun, mengevaluasi serta melihat 'penyebab' kita jatuh. Dan akhirnya kata bagaimana pun kembali muncul. Bagaimana caranya agar saya tidak jatuh untuk yang kedua kalinya? Dan jawabannya ada pada PRAKTEK.

Selain itu, ada satu kata lagi yang ikut menentukan dan berkontribusi pada setiap karya kita, yaitu HOKI atau keberuntungan. Sebagus apa pun suatu karya, bila belum ada hoki maka akan terkesan 'biasa'. Dan karya yang biasa-biasa saja bila ada hoki maka akan muncul sebagai karya yang populer. Namun hoki adalah relatif, bagaimana dan praktek tetaplah dominan.
.
.
.
[ulasan curhat sekedar sharing]
.
.