Home → Cerita Pendek → Karangan Nur S
Panji Kertapati baru saja selesai makan siang ketika Euis dan Aryo masuk.
"Gawat, Ji!" kata Aryo dengan nafas tersengal-sengal.
"Apanya yang gawat? Euis hamil ya? Wah, selamat ya Yo kamu akan menjadi seorang ayah!"
"Halu aja lu, Ji. Bukan itu. Virus 2019-nCoV sudah masuk ke Galuh Mandala," lapor Aryo masih dengan nafas tersengal-sengal.
"Hm,
Lahir!
Hidup!
Mati!
Virus hanya satu dari sekian banyak jalan menuju kematian. Tanpa adanya virus pun kematian tetap akan datang bila waktunya telah tiba. Namun jalan kematian kerap dijadikan kambing hitam dan dituduh sebagai penyebab lepasnya ruh dari tubuh. Itu tidak salah. Yang salah adalah keiginan untuk hidup abadi. Hidup selamanya. Tidak mati-mati.
Sebenarnya,
Di dalam karung goni aku meringkuk. Kedua mataku ditutup kain dan tanganku terikat ke belakang. Kakiku juga terikat. Bukan cuma tangan dan kakiku yang terikat, tetapi badanku juga terikat. Orang-orang yang membawaku sepertinya takut aku terlepas kemudian melarikan diri. Itulah sebabnya, walau ketika ditangkap aku tidak melawan, aku tetap diikat
Planet Mubi, di dunia paralel.
Hiiaaat! Edison dengan segenap kekuatan terakhirnya menerjang Lima Harimau dari Everest. Pedang Mustika Kumala yang dipegangnya erat-erat mengeluarkan cahaya biru. Baju Edison yang robek berkibar bagai bendera dewa maut. Tetesan darah dari dadanya yang robek menganga mengiringi tekadnya untuk bertempur sampai titik darah penghabisan.
Lima Harimau dari
Di sebuah pos ronda...
"Menurut lu siapa yang akan menang, Dewa Kipas atau Putri Irene?"
"Kalo gua pegang Dewa Kipas. Gua yakin Dewa Kipas menang...."
"Jangan terlalu yakin, sob. Dewa Kipas hebat di dunia maya saja. Di dunia nyata belum tentu. Lagi pula lawan yang dihadapinya bukan kelas pos ronda macam kita. Ini
"CURANG!!!" bentak Pangeran Ghotam dengan wajah merah kelam karena marah dan malu. Sebagai seorang pangeran berdarah biru plus bangsawan atau ningrat harga dirinya sangat tinggi. Tabu bagi dirinya dipermalukan di muka umum.
"Tuan Hakim, Dewa Kipas telah berbuat curang. Kemenangannya tidak sah. Selain itu dia pantas dijebloskan ke penjara karena telah
"Aku keberatan, tetapi aku menghormati keputusan yang telah diambil. Sayembara ini belum selesai dan memasuki tahap kedua. Karena Dewa Kipas yang bisa membawa kepala kambing dan kemenangannya batal maka dialah satu-satunya peserta yang berhak mengikuti sayembara tahap kedua. Aku sendiri yang putuskan jenis sayembara tahap kedua. Dewa Kipas berhak atas
"Aku curiga Dewa Kipas cheater. Pakai cheat atau bot engine," bisik Nini Kedasih pada Putri Irene. Kabar Dewa Kipas yang bisa mengimbangi skill Putri Irene menyebar dengan kecepatan cahaya. Semua warga di negeri itu sudah mendengar dan sontak saja nama Dewa Kipas menjadi viral dan jadi trending topik di medsos
"Fokus, bro. Jangan hiraukan suara-suara sumbang. Kalah dan menang hal biasa dalam pertandingan. Tugas kamu adalah berusaha untuk tidak kalah. Minimal kembali seri," suara menggema di dalam diri Dewa Kipas. "Bila kamu sudah berusaha dengan segenap kemampuan untuk tidak kalah tapi masih kalah, itu sudah diluar kemampuanmu. Kalah setelah bertanding
Di dunia nyata, pertandingan sudah berakhir. Namun dalam cerita fiksi karya Nur S ini pertandingan masih berlangsung.
Pertandingan sesi kedua dipadati penonton. Kabar Dewa Kipas bisa mengimbangi skill Putri Irene dan bermain seri mengundang rasa penasaran semua orang. Mereka berbondong-bondong datang dari segenap penjuru untuk melihat langsung sepak terjang Dewa Kipas