Home → Cerita Pendek → Karangan mogei
Bok-kua si Bocah Pepaya, begitulah gurunya sering memanggilnya, berjalan mati-matian mengikuti langkah kaki sang guru yang berjalan dengan ringannya mendaki kaki gunung Kun-Lun. Mereka berangkat mulai dari subuh tadi dari lembah di balik bukit di sebelah sana. Setengah harian mereka telah berjalan dengan santai melewati sawah, ladang, perkebunan, sungai dan
Lu Man-Cung mengambil bungkusan panjang di atas meja lalu keluar dari pintu rumahnya yang sudah reot. Dia berjalan dengan lambat seakan-akan tidak rela meninggalkan semua kenangan di rumah itu. Tapi dia harus pergi. Ada satu hal yang harus diselesaikannya dan itu harus dimulainya dari sekarang sebelum semuanya menjadi terlambat. Langkahnya