Home → Cerita Pendek → Telusuri
Tak Kusangka
Cerpen Karangan: Nur S
Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam), Cerpen Patah Hati
Lolos moderasi pada: 16 January 2018
“Nengsih, kamu ikut Hendro!†Kata mandor Arman pada gadis itu.
Aku terkejut. Antara senang dan grogi. Bagaimana tidak grogi, dari awal aku melihat dia tadi detak jantungku mendadak berdegup kencang.
Gadis itu hanya
Sada, Sang Kaisar Gelap, kembali beraksi. Ini sekelumit kisahnya...
Pantai Carita, 22 Desember 2018. 21.00 WIB.
Nada dering HP jadul yang begitu keras mengagetkan Sada dan Caroline. Sada yang akan mencium bibir indah Caroline mengurungkan niatnya dan segera meraih HP jadulnya yang tergeletak di sprei putih dan nyaris tertutup bantal. Dilihatnya
Sada, Sang Kaisar Gelap, mendapat tugas spesial. Missi kali ini cukup unik. Ini kisahnya...
Markas Kelompok Gelap, 8 Agustus 1988.
"Kita mendapat klien istimewa. Tugas kamu melindungi klien dari para agen yang memburunya," kata Bob Steven direktur Kelompok Gelap pada Sada.
"Siapa klien kita kali ini?" tanya Sada, Sang Kaisar Gelap, sambil menyeruput
Di puncak Bukit tengkorak angin berhenti berhembus. Binatang liar berlari menjauh. Pohon-pohon berdiri tegak membeku. Andai pohon mempunyai kaki maka pasti sudah berlari menghindari kengerian.
Di atas puncak bukit dua sosok berdiri berhadapan. Aura pembunuh begitu kuat menyelimuti tempat sekitar mereka berdiri.
Dua pria berdiri berhadapan dan siap bertarung. Sosok pria berbaju
Musuh tidak pernah berkhianat. Yang bisa berkhianat adalah sahabat.
Sada memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi menyalip beberapa kendaraan yang ada di depannya. Di belakangnya lima sepeda motor mengejarnya. Di atas jalan sebuah helikopter terbang mengejarnya. Moncong senapan otomatis sudah terarah ke dirinya. Dan tepat ketika Sada sudah berada dalam jangkauan
Pesawat Elang Air yang membawa calon TKW ke Abu Dhabi telah tinggal landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan kini berada di atas Laut Jawa. Di antara penumpang tampak seorang wanita. Dia Dariyah. Sejak Sada menghilang, kehidupan Dariyah dan keluarganya kembali menderita. Karena himpitan ekonomi, Dariyah memutuskan untuk menjadi TKW, dan
Matahari baru saja terbit di ufuk timur, tetapi keadaan di Perguruan Gunung Salak sungguh mengerikan. Mayat-mayat murid perguruan bergeletakan dengan kondisi mengenaskan. Hampir rata-rata tubuh mereka terpotong.
Di halaman dekat wisma utama mayat para petinggi perguruan termasuk Ki Sanjaya, ketua perguruan, kondisi mayatnya lebih mengenaskan. Tubuhnya terpotong beberapa bagian.
Pagi yang benar-benar
- Bagian 9 -
Demikianlah akhirnya diiringi oleh para pemimpin Kadipaten Pajang serta sekelompok pengawal terpilih, Adipati Pajang itu telah meninggalkan perkemahannya untuk memasuki kota Kudus dan menuju ke Dalem Kudusan.
Perjalanan itu adalah perjalanan yang sangat pendek sehingga tak seberapa lama kemudian Adipati Pajang itu telah sampai didepan regol dalem Kudusan.
- bagian 8 –
Sementara itu, Malam menjadi semaki larut. Udara dingin dimalam hari yang menyelimuti pelosok Kota Kudus ternyata mulai dihangatkan oleh suasana yang penuh ketegangan. Kehadiran dua pasukan segelar sepapan yang memenuhi kota Kudus seolah mampu menindih dinginnya udara malam di Kudus. Mendung seolah mulai menggelayuti langit Kudus, dan
- Bagian 7 -
Pangeran Arya Mataram yang selama ini telah berusaha menahan gejolak perasaananya menjadi tidak bisa mengekang diri lagi setelah mendengar perkataan dari Sanakeling dan Tohpati.
Sambil sedikit menggeram dengan nada yang meninggi, Pangeran Arya Mataram itu berkata.
"Adi Macan Kepatihan dan juga kau Sanakeling, nampaknya kalian benar benar telah