Home → Cerita Pendek → Telusuri
Episode 1: Anak Pemanen
.
.
Pengantar cerita .
Cerita ini fiktif atau karangan saja.
Bila ada nama, tempat atau
kejadian yang sama, itu hanyalah
kebetulan.
. Andi adalah anak seorang
pemanen. Ayahnya bekerja
sebagai karyawan harian tetap di
sebuah perusahaan kelapa sawit
yang terletak di Sampit,
Kalimantan Tengah. Ibunya juga bekerja sebagai tenaga
pembrondol ikut dengan ayahnya.
Di perusahaan tempat ayah Andi
bekerja istri yang
test
Tubuh mereka menegang.Mata mereka terus menatap.Menangkupkan kedua tangan di sisi wajah Dila.Fadil mulai mempersempit jarak mereka.Hingga tak ada jarak memisahkan mereka.Mata mereka terpejam.Bibir mereka bersatu.
Merasa pasokan udara menipis,Fadil menjauhkan wajahnya.Dilihatnya wajah Dila merona,Fadil tak bisa menghentikan dirinya untuk tersenyum.
.
.
.
TAMAT
.
Sorry kalau ceritanya pendek-pendek dan kurang memuaskang.Dan makasih buat yang baca :-D
Hati Dila kembali goyah.Matanya memanas,air mata menggenang."Maaf,udah meninggalkanmu."
Runtuh sudah pertahanan Dila.Ia menangis,bahunya bergetar hebat.
Fadil melihat bahu Dila bergetar lalu memeluknya.Hangat.Dila merasakannya.5 tahun yang lalu ia terakhir merasakan pelukan tersebut.
"Sudahlah."Fadil mengusap punggung Dila.Dila meremas baju Fadil,membasahinya dengan air mata.
Setelah sekian menit,Dila berhenti menangis.Melepaskan pelukan,mata mereka saling mengunci.
"Aku mencintaimu"ucap
Dila yang baru saja membuka mata,menegang ditempat.
Fadil yang merasakan tubuh Dila lalu menatap wajah Dila,mata mereka bersibobrok.
"Dila""Fadil" ucap mereka berbarengan.
"Lo,baring dulu aja"kata Fadil.
"..."hening.
"Gue mau duduk"mendengar ucapan Dila,Fadilpun membantu."minum"sambung Dila.Fadil lalu mengambil air diatas nakas dan memberikannya pada Dila.
Meminumnya sedikit lalu memengangnya dipangkuannya.Fadil mengubah duduknya menjadi disamping ranjang.
"Maaf"kata Fadil
Terus memandang wajah tersebut.Ingin menggengam tangan tersebut,tapi rasa bersalah menggerogoti hatinya.Sakit.Setelah 5 tahun ,ia meninggalkanya. Terus mengenggelamkan dirinya dengan kesibukannya,membiarkan sang gadis menangis.Benar,gadis yang sedang tak sadarkan diri tersebut gadis yang tadi pingsan.Namanya Dila.
"Bangun,Dil.Gue disini."lirih sang pemuda,Fadil.
Menggenggam jemari kecil tersebut.
.
Merasa cahaya terang,matanya mengerjap beberapa kali.Tangan kirinya terasa digengam seseorang.
Terlihat sorang gadis sedang memandang lurus ke depan.Menanti seseorang yang Ia cintai,berharap suatu hari sang pemuda kembali.Angin yang bertiup semakin kencang membuatnya merapatkan jaketnya.Pusing tiba-tiba menyerang kepalanya,tubuhnya terjatuh dan matanya perlahan menutup.Pandangan yang ia lihat terakhir adalah siluet sosok gelap berjalan kearahnya.Dan iapun kehilangan kesadarannya.
.
Suara pintu terbuka memperlihatkan sorang pemuda,berjalan
Di puncak gunung Maja yang sangat dingin terlihat seorang kakek tua kurus yang rambut dan jenggotnya telah memutih. Dihadapannya duduk sejajar empat orang muridnya. Muridnya ini terdiri dari tiga orang laki-laki dan seorang perempuan. Urutannya mulai dari yang tertua adalah Panji, Mahesa, Brama, dan Ningsih. Dan sudah bukan rahasia lagi
"Inilah bau m*m*k mamamu," kata ayah padaku. "Selamat ulang tahun ke delapan belas, Nak!"
Ketika dia katakan ini, aku belum hirup dengan hidung, dan berjuang untuk gak mencium. Tapi ayah busuk tercinta itu terlalu kuat dan terlalu besar. Dia tingginya 6kaki 3inchi (k.l 1,90m) testosteron murni keturunan Maluku, Indonesia dengan Belanda.
Kisah tentang Kematian Kecoa
Hei! Aku dipanggil Xiao Qiang . Lebih tepatnya, harus dikatakan bahwa Anda memanggil saya Xiao Qiang. Jika Anda tidak tahu mengenali saya, maka Anda jelas alien. Jangan takut, aku sudah mati. Oh! Jika saya mengatakannya seperti ini, Anda mungkin akan lebih takut lagi. Maaf! Alasan Anda