Home → Cerita Pendek → Si Pelamun
Di masa lalu, Bumi ini pernah beberapa kali mengalami bencana mengerikan. Banyak bangsa dengan peradaban maju lenyap dari muka Bumi. Teknologi super canggih yang telah mereka ciptakan ikut lenyap. Bencana dahsyat yang melanda mengembalikan penduduk Bumi dari zaman keemasan kembali ke zaman batu. Bangsa yang berkembang setelah bencana kembali pada kehidupan prasejarah.
Layaknya manusia, setiap bangsa memiliki zaman dan masanya. Zaman keemasan dan masa kejayaannya. Setelah itu, seperti hukum alam, siang akan berganti malam. Zaman dan masanya akan berakhir. Musnah. Lenyap dan digantikan bangsa baru.
Suatu bangsa, mendekati kepunahannya ketika teknologi dan peradabannya sudah teramat tinggi. Di saat itu, sejarah akan kembali terulang. Bencana dahsyat akan kembali datang. Menghapus dan membersihkan Bumi. Mengembalikan kehidupan ras, bangsa dan makhluk yang selamat dari bencana pada kehidupan prasejarah. Bumi telah mereset dan mengembalikan setting kehidupan pada setting awal. Bumi kosong. Sunyi. Kehidupan kembali ke nol.
"Hei, si Pelamun!"
Arya terkejut dan nyaris terjatuh dari kursi. Suara Windy yang datang dari belakangnya begitu mengagetkan dan membuyarkan semua renungannya.
"Hampir saja jantung gue copot," kata Arya sambil membetulkan posisi duduknya.
"Baru hampir kan. Belum copot," ledek Windy sambil duduk tidak jauh dari Arya.
"Ih, kamu ngarep ya jantungku copot?" rungut Arya.
Windy tertawa. "Kamu melamun gak ngajak-ngajak aku. Gak asyik melamun sendiri, tahu!"
"Kalau ngajak kamu namanya bukan melamun, tapi ngerumpi!" sahut Arya asal jawab.
Windy kembali tertawa. "Kamu mikirin apa sih?" tanya Windy kepo.
"Mikirin kamu!" sahut Arya sambil bangkit dan bergegas menuju ke kelasnya. Bel tanda waktu istirahat telah berakhir terdengar sampai ke taman sekolah.
Windy terpana. Detak jantungnya seakan berhenti sesaat. Kalimat terakhir Arya benar-benar mengejutkannya.
Wali kelas keluar. Kelas yang semula hening, senyap, sunyi dan sepi mendadak hingar bingar dan gaduh. Status kelas yang semula aman dan terkendali, kini gaduh dan rusuh.
Di sudut kelas, Arya sedang mendengarkan celoteh Syaiful Jamil, teman karibnya, yang sedang bercerita tentang berita masuknya sebuah planet misterius ke lintasan Pluto dan berdasar lintasannya planet tak dikenal itu akan menyerempet planet Bumi. Walau NASA mengatakan itu 100% hoak, namun tetap banyak yang was-was.
Sambil mendengarkan celoteh Syaiful, pikiran Arya kembali melayang. Apakah ini cara Tuhan untuk mereset Bumi dan mengembalikan kehidupan di Bumi kembali ke nol?
.
.
.
Pengarang | Nur S |
---|---|
HitCount | 113 |
Nilai total |