Home → Cerita Pendek → KERAJAAN AGUNG SEJAGAT
Di setiap satu dasa warsa zaman berubah. Di siklus sepuluh tahunan itu banyak peristiwa terjadi. Alam tidak selamanya ramah. Adakalanya marah. Air meluap, api mengamuk, tanah bergerak (gempa / longsor). Angin membadai (puting beliung). Makhluk-makhluk lain penghuni bumi yang selama ini hidup rukun berdampingan dengan manusia adakalanya murka dan keluar membuat heboh manusia.
Kehebohan, prahara dan huru-hara ini sudah dikenal dan diprediksi oleh nenek moyang kita dengan nama GORO-GORO, GONJANG-GANJING dan PAGEBLUG. Di setiap satu dasa warsa yang mendekati akhir zaman, kehebohan yang muncul beragam. Di dasa warsa baru ini kehebohan baru saja dimulai...
***
"Ji, angkat telepon gue!" suara nada dering handphone jadul Maha Prabu Panji Kertapati yang nyaring mengagetkan Panji yang baru saja akan terlelap. Dengan mata setengah terpejam, raja Galuh Mandala itu segera meraih HPnya. Dari nada deringnya dia tahu Aryo yang memanggilnya.
"Sontoloyo lu, Yo. Lu gak senang ya lihat gue tidur!" maki Panji begitu selesai menekan tombol jawab.
"Gusti ini gawat darurat. Kerajaan kita diserang!" suara Panglima Karembong Kayas yang menyahut.
"What? Galuh Mandala diserang?" Panji terperanjat. "Kerajaan mana yang berani menyerang kita?"
"Anu, Ji. Euisnya lagi ke belakang. Gak tahan pengen pipis katanya," malah suara Maha Patih Aryo yang menyahut.
"Kutu kupret, suami istri sama gilanya. Siapa yang menyerang kita?" tanya Panji kesal.
"Anu, Ji..."
"Anu, anu, anunya siapa? Cepat katakan siapa yang berani menyerang kita?" kata Panji meradang.
"Itu, Ji. Kerajaan baru bernama Agung Sejagat!"
"APA?! Kerajaan Agung Sejagat?" mata Panji terbelalak. Kerajaan baru itu benar-benar memulai invasinya.
Kerajaan Agung Sejagat yang mendapat dukungan dari Kerajaan Majapahit telah mulai melebarkan wilayah kekuasaannya. Prabu Tata Sentosa yang berambisi menyatukan seluruh kerajaan yang ada di muka bumi di bawah kekuasaannya telah memulainya dengan mentargetkan kerajaan Galuh Mandala yang dianggap paling kuat di Tanah Sunda sebagai invasi pertamanya. Bila Galuh Mandala bisa dikuasai, maka kerajaan-kerajaan lainnya akan mudah ditaklukan. Demikian yang ada di benak Prabu Tata Sentosa.
Panji akan menjawab, tetapi tiba-tiba terdengar alarm tanda bahaya.
"Kepada seluruh warga keraton Galuh Mandala segera masuk ke bunker. Lima belas rudal berhulu ledak nuklir terdeteksi mendekati keraton dan akan sampai dalam dua menit!" suara pengeras suara.
Semua warga keraton mendadak panik dan berlarian keluar menuju bunker terdekat.
"Xiera, aktifkan perisai maya dan hadang rudal-rudal yang mendekati keraton!" perintah Panji.
"Siap Yang Mulia. Perintah segera dilaksanakan!" suara Xiera.
Di pangkalan militer kerajaan Galuh Mandala Panglima Besar Karembong Kayas dan para jenderal dari berbagai angkatan sedang memberikan perintah penghancuran rudal yang akan menghantam keraton. Dalam sekejap puluhan rudal anti rudal ditembakkan. Belasan pesawat tempur diterbangkan. Tank-tank anti rudal membentuk barisan dengan moncong meriam menghadap ke atas dan siap menembak rudal yang terdeteksi lolos dari pencegatan. Keadaan begitu mencekam seakan-akan perang dunia ke tiga telah meletus.
"Yang Mulia, jutaan tawon ndas datang dari arah timur dan lima menit lagi sampai ke keraton!" lapor Xiera.
"O, rupanya Ki Pespa Apilis telah bersekongkol dengan Agung Sejagat," sinis Panji.
"Yang Mulia, ribuan ular kobra dewasa terdeteksi baru muncul di luar keraton dan bergerak serentak ke arah keraton!" lapor Xiera lagi.
"Nini Kobrani ikut-ikutan menikung kita. Baik. Saatnya kamu mencoba senjata laser baru kita," kata Panji.
"Siap Yang Mulia!"
Bum!
Bum!
Bum!
Rentetan ledakan super dahsyat terdengar dari kejauhan. Planet Bumi bergetar. Percikan api terlihat di angkasa. Rudal-rudal kiriman kerajaan Agung Sejagat berhasil dihancurkan oleh rudal-rudal kerajaan Galuh Mandala.
Di luar atmosfir planet Bumi sebuah satelit sebesar lapangan sepak bola yang mengorbit di atas nusantara di lambung kiri dan kanannya sebuah jendela terbuka dan sebuah senjata laser mirip kamera CCTV keluar. Bagian yang mirip lensa bersinar terang dan wushh dua larik sinar mirip cahaya senter melesat ke bumi.
Jutaan tawon ndas yang terbang rendah menuju keraton Galuh Mandala mendadak terbakar terkena sinar yang mirip cahaya lampu senter. Dalam sekejap jutaan tawon ndas lenyap menjadi abu. Hal yang sama terjadi pada ribuan ular kobra dewasa yang bergerak cepat ke keraton Galuh Mandala. Dalam sekedipan mata ribuan ular kobra dewasa berubah menjadi abu.
Langit Galuh Mandala yang semula bertabur bintang menjadi terang benderang oleh percikan bunga api. Namun hal itu hanya sesaat. Beberapa saat kemudian bunga-bunga api itu lenyap tak berbekas bagai ditelan lubang hitam...
.
.
.
Pengarang | Nur S |
---|---|
HitCount | 1.012 |
Nilai total |