Home → Cerita Pendek → Z4 One: ATMOSH
Malam bertabur bintang. Langit bila dilihat dari bumi tampak indah. Siang hari berwarna biru dan malamnya penuh bintang. Namun apa yang tampak indah belum tentu indah pada kenyataannya. Seperti langit. Apa yang terlihat indah pada faktanya adalah fatamorgana, semu dan klise. Langit, pada pandangan penduduk bumi, tampak indah. Tetapi andai mereka tahu itu adalah tipuan atmosfer. Sang penjaga dan pelindung planet bumi dari serangan benda-benda angkasa yang tiap detik melintas di atasnya. Atmosfer telah memanipulasi dan menstimulasi pandangan makhluk bumi yang menatap angkasa. Semua untuk ketenangan dan kedamaian hati umat manusia karena bila tidak begitu akan selalu cemas. Bagaimana tidak, tiap detik planet bumi dihujani benda-benda angkasa berbagai ukuran. Tiap detik selalu ada asteroid yang masuk ke zona pemusnah (istilah yang digunakan pangeran Atmosh untuk menyebut lapisan teratas atmosfer yang diprogram untuk menghancurkan benda-benda angkasa yang telah teridentifikasi sebagai asteroid, meteor, komet dan berbagai radiasi yang berasal dari alam semesta). Khusus untuk radiasi alam semesta, seperti sinar ultra violet, gamma dan yang lainnya, lapisan atmosfer teratas memantulkan kembali ke angkasa lebih dari 90%. Dan yang berhasil masuk disaring kembali pada lapisan atmosfer berikutnya hingga ketika lolos dan mencapai permukaan bumi yang tersisa hanya sekitar 1% saja. Sinar ultra violet (matahari) ketika tepat di atas kepala (tengah hari) terasa menyengat dan membakar kulit. Padahal itu hanya sisa sekitar 1% saja dari aslinya. Andai tidak ada lapisan atmosfer yang menyaringnya maka bisa dipastikan tidak ada makhluk hidup yang bisa bertahan atau hidup di bumi. Permukaan bumi akan menjadi gurun tandus karena siang sangat panas. Sinar matahari membakar apa saja yang ada di permukaan bumi bagai di dalam oven. Sementara malam minus belasan derajat celcius hingga apa yang ada dipermukaan bumi bagai berada di dalam freezer. Sangat dingin dan membeku. Dengan keadaan suhu ekstrim seperti itu maka bisa dipastikan tidak ada makhluk hidup yang bisa bertahan di bumi. Penduduk bumi harus bersyukur karena ada pelindung bumi bernama atmosfir.
"Tuan, sistem anti radar dan pemindai kita hanya bisa bertahan 24 jam. Setelah itu pasukan khusus yang akan menangkap kita bisa menemukan keberadaan kita," lapor Maxtron.
Aku menghela nafas dan sepintas melirik ke arah tenda mini tempat Putri Aurora merebahkan diri. Lampu penerang masih menyala tanda sang putri masih terjaga. Ada kepiluan yang merasuk ke dalam hatiku bila mengingat semua kebaikan sang kaisar kepadaku. Tanpa jasa sang kaisar, aku hanyalah hibrid terbuang dan produk gagal yang harus di daur ulang atau dimusnahkan. Tetapi dengan kebaikan sang kaisar aku diangkat dari lembah hina ke tempat terhormat. Menjadi salah satu dewan penasihat kaisar, perwira berpangkat komandan dan mendapat berbagai fasilitas dan hak istimewa seperti pejabat elite lainnya di jajaran orang-orang penting yang ada di sekitar kaisar. Dan yang membuatku terharu sang kaisar telah menganggapku sahabatnya. Sesuatu yang tidak didapat oleh para petinggi lain.
"Berapa lama lagi waktu tersisa sampai mereka bisa melacak keberadaan kita?" tanyaku pada Maxtron.
"Tujuh belas jam lagi, Tuan!" sahut Maxtron.
Aku terdiam berpikir. Bila aku sendiri mungkin tidak terlalu sulit menghindari kejaran para pasukan khusus yang akan menangkapku. Tetapi sekarang ceritanya lain. Ada Putri Aurora bersamaku. Dan aku tidak habis pikir kenapa Putri Aurora menggunakan portal yang menuju ke Stasiun Angkasa Zetfour. Setahuku banyak para pangeran dan kesatria yang bertugas di luar planet Quantum. Mereka pasti bisa melindungi sang putri dari orang-orang yang akan menangkapnya. Namun kenapa harus ke Zetfour? Apakah itu kebetulan atau memang kehendak sang putri sendiri. Melihat dari sikapnya aku tidak menangkap kekesalan dari raut sang putri karena salah datang pada orang yang tidak tepat. Dari awal dia bersikap baik. Berarti bukan kebetulan tetapi memang sudah direncanakan oleh sang putri sendiri. Tetapi kenapa harus aku bukan yang lain? Bukankah kemampuan tempurku jauh di bawah para pangeran dan kesatria Quantum? Lalu apa kriterianya memilih aku?
Malam semakin larut. Api unggun yang aku buat masih menyala dan menerangi sekitar tempatku duduk. Menghangatkan tubuhku. Aku pun semakin tenggelam dalam lamunanku...
Sekian
Kota Air, 8 Februari 2021.
Pengarang | Nur S |
---|---|
HitCount | 1.317 |
Nilai total |