Home → Cerita Pendek → Z4 One: Dimensi Seiya
"Tuan, kontak phisik dua menit lagi. Para pemburu kita sudah melewati atmosfir dan mendekati kita," lapor Maxtron.
"Deteksi kekuatan mereka!" perintahku. Dalam perang mengetahui kekuatan lawan adalah hal penting dan vital. Dari peta kekuatan mereka maka akan menentukan taktik dan strategi apa yang akan diambil untuk menghadapinya dan memenangkan pertempuran.
"Satu skuadron Elang Biru. Empat B-250 dan pesawat induk Xtrem-04," lapor Maxtron.
"Apa?! Ini gila. Kita akan hancur menjadi debu," kataku terperanjat. Kekuatan lawan diluar dugaan. Ini sama saja membunuh lalat dengan bom. Mengapa mereka mengirim pasukan super elite dengan kekuatan mengerikan seakan yang mereka hadapi pasukan satu negara. Walau pesawat pribadi kaisar Quantum yang dipakai Putri Aurora dilengkapi teknologi super canggih dan senjata mutakhir tetapi menghadapi lawan yang datang menyerbu sekarang seperti satu singa melawan lima gajah. Kecil kemungkinan untuk menang karena pesawat-pesawat yang sebentar lagi akan tiba dibuat dipabrik yang sama dan oleh orang yang sama dengan pesawat pribadi kaisar Quantum. Itu artinya, walau pesawat pribadi kaisar Quantum hebat tetapi tentu saja mereka sudah tahu kelemahannya.
"Aku tahu peluang kita bisa meloloskan diri dari mereka kecil, tetapi aku yakin pada kemampuanmu. Kamu bukan hibrid biasa yang lemah tetapi hibrid dengan kemampuan super. Selamatkan aku, apa pun caranya karena aku punya missi yang belum selesai," kata Putri Aurora yang tahu-tahu sudah berdiri di sampingku.
Aku menghela nafas. Beban di pundakku terasa begitu berat. Bila aku sendiri bisa menerapkan prinsip bertarung sampai mati. Harakiri dengan menabrakan pesawat ke pesawat induk musuh adalah cara terakhir ketika ajal akan menjemput. Namun permintaan Putri Aurora untuk menyelamatkannya mempunyai makna lolos dari kepungan musuh dan aku harus tetap hidup. Satu hal yang hampir mustahil mengingat betapa dahsyatnya kekuatan lawan.
Disaat genting aku teringat ucapan pangeran Chess (pencipta catur), "Kekuatan sesungguhnya ada pada kepercayaan pada diri sendiri dan potensi yang dimiliki. Pion (buah catur) adalah kasta terendah. Tetapi dengan keberanian dan siasat yang brilian bisa terus melangkah melewati rintangan dan pada akhirnya bisa mencapai titik dimana dia berubah menjadi makhluk super. Jadi jangan gentar menghadapi lawan karena aku melihat ada potensi dan power luar biasa di dirimu. Tahukah kamu makluk yang bisa melihat ras jinar adalah bukan makluk biasa, dan kamu salah satu dari makluk itu."
Benarkah aku bukan hibrid biasa? Lalu dimana letak keistimewaanku? Sejenak aku menelusuri rekam jejakku sejak aku diciptakan sampai sekarang.
Satu persatu fakta mengejutkan aku temui. Aku baru sadar kalau aku adalah hibrid generasi pertama yang pertama diciptakan dan masih hidup sampai sekarang. Bila mengikuti perhitungan kalender ras manusia maka aku sama tuanya dengan usia bumi. Hibrid yang diciptakan ras cahaya sudah punah dan seingatku tidak ada yang tersisa, kecuali aku. Dari segi phisik aku merasa tidak ada yang berubah. Aku yang sekarang sama dengan aku waktu pertama diciptakan. Tidak menua dan pikun.
Aku hibrid produk gagal yang hina namun dalam perjalanan hidupku bisa bertemu dan bersahabat dengan para pangeran legenda yang tidak sembarang makluk bisa melihatnya, apalagi berteman dengannya. Mereka memperlakukan aku dengan baik seakan ada sesuatu yang istimewa pada diriku. Sesuatu yang sama dengan mereka yang tidak aku ketahui dan sadari.
Sejak aku terbangun dari tidur panjangku yang menghabiskan waktu 2000 tahun, aku merasa ada yang aneh pada tubuh dan semua sistemku. Aku seakan menjadi makhluk lain yang bukan diriku sebelumnya. Ada sistem tambahan bernama Seiya yang belum sempat aku buka. Karena penasaran, dengan pikiranku aku membukanya dan tiba-tiba jiwaku tersedot dan masuk ke suatu dimensi. Aku mendapati diriku berada di tepi hutan. Seorang pria tua berjubah putih dan berjanggut panjang yang sudah memutih berdiri di depanku.
"Selamat datang di dimensi seiya, Tuan. Hamba Master Thifu, pemandu sistem seiya," kata pria tua berjanggut panjang sambil menjura.
"Apa itu dimensi seiya dan apa yang akan kakek pandu?" tanyaku to the poin. Disaat aku akan berjuang menyelamatkan Putri Aurora jiwaku malah masuk ke dimensi asing. Bila aku berlama-lama di dimensi ini keselamatan Putri Aurora terancam bahkan bisa tertangkap atau tewas oleh para pengepungnya.
"Tuan jangan khawatir tentang Putri Aurora. Satu hari disini sama dengan satu detik di bumi. Jadi ketika Tuan kembali hanya satu detik saja mengunjungi dimensi ini," jelas kakek tua yang mengaku Master Thifu seakan bisa membaca pikiran dan kecemasanku.
"Oh. Lalu apa yang akan kakek ajarkan?" tanyaku lagi langsung pada intinya.
"Santai, Tuan. Jangan tergesa-gesa karena apapun yang dilakukan secara tergesa-gesa hasilnya kurang baik," kata Master Thifu kalem.
Aku hanya mendengus dan berusaha untuk rileks. Dalam hati aku berharap apa yang akan diajarkan Master Thifu nanti berguna untuk meloloskan diri dari kepungan lawan yang akan menangkapku dan Putri Aurora...
Sekian
Kota Air, 19 Februari 2021.
Pengarang | Nur S |
---|---|
HitCount | 1.521 |
Nilai total |
Baca semua komentar (1) Tulis Komentar
#1 |
Nurslamet
19 Februari 2021 jam 12:14pm
 
Pembaca yang terhormat, Cerita Z4 One berikutnya akan tayang dalam format bacaan dan tidak muncul di format cerita pendek. Terima kasih. |